IV. Kelas X.5
Selesai upacara bendera dan penerimaan siswa baru,kami masuk ke kelas masing-masing dipandu oleh kakak OSIS. Aku dikelas X.5, kelas ujung sebelah kantin dan dekat toilet. Sangat strategis. Aku sudah membayangkan betapa mudahnya aku dan Aura kedepannya jika ingin ke kantin atau ke toilet tanpa harus mengantri saat istirahat. Tahu sendiri akan seperti apa bejubelnya dua tempat ini saat jam istirahat.
"Din,kita duduk sebangku ya?!" Kata Aura ceria. Aku hanya mengangguk-angguk. Kami duduk di bangku paling depan. Temanku ini sangat hobi belajar, maka dia memilih duduk didepan papan tulis dan merasa puas sudah memperoleh bangku itu. Kalau aku, jujur saja lebih suka duduk ditengah barisan, supaya tidak mencolok dan bisa sedikit bermalas-malasan.
"Oke hari ini hari pertama kalian masuk sekolah sebagai anak SMA, kebiasaan-kebiasaan kalian waktu di SMP harus ditinggalkan, lebih fokus belajar da menuntut ilmu. Sekarang bukan lagi saatnya main-main menghamburkan waktu." Guru muda didepanku ini memberikan wejangan.
"Perkenalkan nama saya Siti Sumarlin, 33 tahun, saya guru biologi, masih gadis, tinggal di Prawirotaman dan saya yang akan bertanggung jawab sebagai wali kelas kalian selama satu tahun kedepan. Ada yang ingin ditanyakan?"
Kelas menjadi riuh, semua bertanya pada Bu Marlin, begitu beliau ingin dipanggil. Bu Marlin menanggapi dengan hangat, meski awalnya kukira Bu Marlin orang yang kaku. Lama Bu Marlin membahas berbagai hal, termasuk menentukan do and don't didalam kelas, membentuk keperangkatan kelas, menentukan uang kas,dll.
Tiba-tiba pintu kelas diketuk, Bu Marlin menyilakan masuk. Rupanya kakak OSIS yang tadi dilapangan,namanya Reno, bersama dengan Anan.
"Oh, sudah waktunya OSIS ya, oke. Baik anak-anak, sekarang sudah waktunya OSIS yang mengisi kelas, kita akan bertemu lagi sesua jadwal MOS dan jadwal mata pelajaran yang nantinya anak dibagikan, ibu permisi ya. Silahkan Reno." Kemudian Bu Marlin keluar kelas.
"Oke kelas sekarang diambil alih OSIS, sebelumnya disini mana yang namanya Adinda?" Tanya Reno
"Saya kak!" Aku menjawab sambil mengangkat tangan.
"Oh ini Adinda, benar kata Anan, cantik. Oke Dinda, Anan punya persembahan untuk kamu, katanya kamu telah menyadarkan dia dari kelalaiannya waktu upacara tadi, jadi sekarang dia akan menyanyi buat kamu sebagai ucapan terima kasih katanya, silahkan kamu maju"
Aku bingung,apa maksudnya semua ini? Tapi aku menurut saja, maju ke depan kelas.
"Anan, mau nyanyi lagu apa?"
"Sheila on 7 kak yang judulnya bertahan disana, band favorit saya nih!"
"Oke, ini pura-pura mic ya,biar makin real penampilannya" kak Reno memberikan penghapus papan tulis pada Anan.
~~~
Dinda, apa kabar kau disana?Lelahkah menungguku berkelana
Lelahkah menungguku kau disana..
Sayang, aku kan segera pulang
Tunggu aku dengan senyuman itu
Tunggu aku dengan senyummu itu..
Masih banyak yang harus kucari
Tuk bahagiakan hidupmu nanti
# Bisa bertahankah kau disana?
Bisa bertahankah sayang?
Coba bertahanlah kau di sana
Coba bertahanlah, sayang..
~~~"Woooo.. lagiii.. lagiii.. " kelas bersorak gembira, aku? Bushing! Anan bernyanyi ke arahku, disaksikan seisi kelas dan anak OSIS. Apa-apaan semua ini???!!!! Aku kemudian duduk kembali ke kursiku tanpa diperintah, malu. Aura senyum-senyum.
"Baru hari pertama Din, udah dapet gebetan aja lu!" Kata Aura antusias. Aku cemberut lalu memukul bahunya sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anan-Dinda, first love should be end
RomanceKadang orang yang tepat datang diwaktu yang salah, kadang kau merasa bukan dia orangnya tapi dia yang hadir diwaktu yang tepat. Perkara hati memang tak pernah sederhana, selalu rumit. Anan mencintai Dinda tapi tak dapat memilikinya karena keadaan. D...