Kaliini aku lebih gemar menyendiri tanpa seseorang lagi, tanpa semuanya. Diam diantara dua pojokan dan satu alas. Menyelimuti segala pikiran juga kepiluan yang mendalam.
Lelah raga,hati maupun pikiran telah menguasai diriku. Tak ada lagi yang akan menanyakan bagaimana keadaanku, bahkan pedulipun tak kunjung menghampiri.
Kini aku sadar bahwa dunia tak pernah menganggapku ada, padahal aku ingin sekali menunjukan jika aku bisa menutupi kesedihan dengan kepura-puraan. Tertawa saat hati ingin menangis meraung-raung, menciptakan canda agar orang lain tau bahwa aku adalah orang paling bahagia.
Tetapi itu salah, lain-lain mereka tak pernah menghargaiku sedikit saja.
Apa mungkin aku yang salah?
Aku terlalu meremehkan diriku agar mereka dapat tertawa diatas penderitaanku?
Oh ya, aku melupakan diriku.
Aku terlalu memikirkan perasaan orang tanpa memperhatikan keadaan ku sendiri.
Mengertilah, aku ini butuh seseorang untuk bisa peduli padaku.
Aku butuh seseorang yang dapat mengerti apa yang sedang aku alami.
Apa aku berhak untuk egois?