Berbulan-bulan hariku berjalan tanpa sosok dirimu. Sungguh, berat bagiku tuk menerima kenyataan bahwa hadirku bukan lagi penantianmu.
Memaksa untuk mengakhiri hubungan hanya karena sebuah alasan, membuat aku dikenali oleh beribu rasa kepedihan.
Dulu kamu pernah mengatakan bahwa kamu tak ingin mengetahui kapan perasaan yang kamu miliki untukku akan berakhir. Kini dirimu sendiri telah menciptakan jawabannya.
Jika kamu tetap hadir dihidupku hanya untuk membuat ku pilu, lebih baik kamu pergi.
Katamu dulu,
Sudah kulaksanakan bukan? Namun beberapa hari kemudian kamu datang kembali dengan alasan
Untuk memenuhi janji permintaanku.
Baiklah.
SambutkuEntah karena hal apa yang menarikku untuk berbuat bodoh; terus menanggapimu meski aku tahu bagaimana akhirnya.
Aku menghindar darimu.
Sama sekali bukan inginku, kamu yang telah memberi lampu hijau agar aku pergi membawa kenangan pahit yang baru saja terciptakan.
Hingga kesan akhir cerita cinta adalah aku yang terus pergi diikuti diriku yang menyimpan perihal rasa & luka untukku korbankan asal dirimu bahagia.
Bulan demi bulan
Hari demi hari
Kau tak kunjung datangKutunggu dirimu datang, namun yang ada hanya kalimat menyakitkan;
Kamu telah bahagia kembali bersama gadis lain, bukan denganku lagi
Saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk bahagia saat dirimu kembali bahagia. Namun janji itu perlahan menghilang setelah aku menyadari bahwa aku tak mampu melihatmu tersenyum bersama gadis selain diriku
Sungguh sangatlah menyayat hati.
Seperti alunan lagu
Kuingin kau tau
Diriku disini menanti dirimu
Meski kutunggu hingga ujung waktuku
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanyaDan izinkan aku
Memeluk dirimu kali ini saja
Tuk ucapkan slamat tinggal untuk selamanya
Dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja