"Dara! Bertahan, Ra!" teriak Nema dengan nada panik.
"Kalian minggir saja!" titah Laura, "Dan, cepet nyalain lampu."
Zidan pun langsung menuju saklar dan menekannya. Kamar pun langsung terang, Laura terdiam di depan lemari sembari berkomat-kamit. Entah, apa yang ia ucapkan.
Selepas itu, ia pun mencoba kembali membuka pintu lemari dan ....
"Aaa," teriak Nema memenuhi penjuru ruangan.
Tubuh Dara ambruk dan tak sadarkan diri di dalam lemari. Semuanya panik, tapi ... Saga tidak panik seperti yang lainnya. Saat ditanya mengapa? ada sedikit senyuman terukir di wajahnya, dengan bangga ia menjawab, "Kita kedatangan tamu luar negeri."
Semua melongo mendengarnya, tak ambil pusing mereka pun kembali fokus merawat Dara yang sudah dibaringkan di atas kasur.
"Kalian boleh gak percaya sama adanya mereka! Tapi, please, jangan pernah undang mereka untuk datang," ucap Laura dengan nada yang sedikit emosi.
Nema terus terisak, ia merasa dirinyalah yang paling bersalah. Kalau saja ia tak mengajak ketiga temannya bermain permainan konyol seperti ini, Dara tidak akan seperti ini.
Ia pun menghampiri Laura dan bersimpuh. "Maaf, maaf, maaf!" isaknya.
Laura pun mengangkat kembali tubuh Nema agar duduk sejajar dengannya.
"Sudahlah, ini sudah terjadi," ujar Laura, "teruntukmu Saga, jangan berpikir hal konyol di saat seperti ini. Makhluk yang menyerang Dara tentunya penunggu kamar Nema."
"Ma--maf, aku cuma bercanda." Saga menunudukkan kepala, merasa bersalah.
Nema yang mendengar itu, semakin merapatkan tubuhnya dengan Laura. Ia sungguh tak menyangka di kamar yang selalu membuat nyaman ini ada penunggunya.
"Setiap tempat, pasti ada penunggunya, Ma. Justru kita jangan takut, agar dia gak bisa gangguin kita." Laura menenangkan Nema.
Setengah jam berlalu, Dara pun tak kunjung sadar, mereka pun memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit, tapi, Laura menolaknya.
Percuma katanya, ini bukan bagian medis. Mereka pun mendengarkan saran Laura untuk mengantarkan Dara pulang. Saat itu juga Laura memutuskan untuk menginap di sana. Mereka bertiga pun ingin ikut menemani Dara, lagi-lagi Laura menolaknya. Pada akhirnya, mereka menurut saja.
*****
Baru saja Zidan masuk ke gerbang sekolah, ia melihat Dara yang akan diantar pulang. Tunggu, dia memang sudah sadar tapi terlihat sangat berbeda. Tatapanya yang kosong dan ....
"Woy! Ngapain?" Tiba-tiba datang Saga yang menepuk bahunya.
Setelah melihat arah pandangan Zidan, Saga pun hanya manggut-manggut. "Si Dara jadi aneh, ia pendiem, tapi ... setengah jam sekali dia jerit-jerit sendiri. Makanya pihak sekolah menyarankan agar ia istirahat di rumah dulu," jelas Saga panjang lebar.
Zidan yang sedang fokus ke arah Dara, menyadari kejanggalan akan sosok makhluk yang memeluk Dara dari belakang sembari menyeringai.
Matanya merah menyala seperti ingin keluar kala menangkap basah Zidan yang terus memerhatikannya.
"Ayo ke kelas, Ga!" Zidan langsung berlalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PojoKamar
HorrorTiba-tiba saja Zidan dihantui oleh makhluk yang sangat mengerikan dari pojok kamarnya sendiri. Padahal sudah lama ia tinggal di rumah itu, tapi, baru kali ini ia menemukan hal-hal ganjil itu. Siapakah sosok makhluk itu? Kenapa ia bisa datang? Rasaka...