Part 17

5.2K 185 11
                                    

Time Skip satu minggu kemudian.

Kantor utama Namikaze.Corp 11.12 siang.

Bruk!

"Ini juga?" Naruto menaikan sebelah alisnya ketika sekumpulan dokumen yang harus ia cek dan tanda tangani itu mendarat ke atas mejanya.

"Tentu saja, cepat selesaikan sebelum jam makan siang!" perintah Kaguya orang yang baru saja menyerahkan beberapa lembar perkerjaan untuk Naruto itu.

"Kh, kau malah terdengar lebih seperti bossnya di sini" celetuk Naruto.

Kaguya hanya mengangkat bahunya acuh, dan memilih melanjutkan menikmati mochaccinonya. Perempuan itu lalu berjalan ke samping meja kerja Naruto. Atau lebih tepatnya menghampiri Narumi yang terlihat tengah memperhatikan bangunan-bangunan perkotaan di bawahnya, dengan kedua telapak tangan mungilnya yang bertumpu pada dinding kaca tebal.

Gadis kecil itu terlihat telah mampu untuk berdiri sendiri, walau tetap harus berpegangan pada sesuatu.

Hari ini adalah hari pertama Narumi mengunjungi tempat papanya bekerja.

Kaguya masih ingat, ketika baru saja selangkah ia memasuki gedung perkantoran itu. Mereka bertiga, Naruto, Narumi dan dirinya langsung menjadi pusat perhatian para pegawai. Dan kebanyakan terfokus pada sosok pirang mungil yang saat itu dalam gendongannya.


Kaguya sempat merasa terganggu. Oleh tatapan-tatapan dan bisikan para pegawai di belakangnya. Namun ayah dari sosok pirang mungil itu menyuruhnya untuk tidak mempedulikannya saja.

Kaguya duduk bersimpuh di belakang Narumi, rambut peraknya yang biasa tergerai kini terlihat di sanggul rapih, dengan sedikit poni yang dibiarkan membingkai wajahnya.

Kaguya duduk bersimpuh di belakang Narumi, rambut peraknya yang biasa tergerai kini terlihat di sanggul rapih, dengan sedikit poni yang dibiarkan membingkai wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pakaian kerja Kaguya)


"Sayang, apa kau lapar?" ucap Kaguya setelah sebelumnya mendaratkan sebuah kecupan lembut pada pipi gempal Narumi.

"Sedikit lapar sih" celetuk Naruto.

"Ck, aku tidak bertanya padamu" Kaguya mendelik tajam.

"Yah, kupikir kau bertanya padaku" tanggap Naruto denganya seulas senyum miring menyebalkannya.

Kaguya hanya memutar bola matanya malas, lalu beranjak menuju kitchen-set yang terdapat di pojok ruangan itu. Hendak membuat makanan lembut untuk Narumi.

"Naruto, mau ku pesankan sesuatu?" Tanya Kaguya melirik Naruto dengan sambil mengeluarkan peralatan makan Narumi dari dalam tas berisi segala macam keperluan bayi pirang itu.

"Kenapa saat giliranku tidak pakai sayang hm" celetuk Naruto kembali dengan tangan yang bergerak santai menggoreskan tanda tangannya pada setumpukan kertas.

Bletak!

Dan sebuah botol susu kosong melayang menghampiri kepala pirang Naruto.

.
.
.
.
.

"Jangan menatapku seperti itu, cepat makan lalu lanjutkan pekerjaanmu" ucap Kaguya dengan pandangan sepenuhnya tertuju pada Narumi yang tengah ia suapi.

"Ini sakit tahu, tanggung jawab, suapi aku juga" ucap Naruto, bibirnya mengkrucut beberapa mili.

Mereka bertiga terlihat tengah duduk lesehan menikmati makan siang di atas karpet lembut di samping meja kerja Naruto. Itu semua karena Narumi yang ingin terus merangkak ke sisi ruangan itu. Menikmati pemandangan kota Konoha dari ruangan kerja Naruto yang berada di lantai 16 gedung itu. Dengan Kaguya yang menyuapi gadis kecil itu makan. Dan Membuat Naruto memilih ikut menyantap makan siangnya di situ juga.

"Yang kena itu kepalamu, bukan tanganmu, jadi jangan labay deh" tanggap Kaguya.

"Ayolah mama Kaguya. suapi aku~, suapi aku~, suapi aku~" ucap Naruto dengan nada dibuat seimut mungkin namun berbanding terbalik dengan senyumnya yang melengkung menjengkelkan bagi Kaguya itu.

'Sebenarnya yang masih bocah di sini siapa sih, bahkan Narumi saja tidak seribut itu' pikir Kaguya dengan kedutan alis jengkelnya.

"Hm, oke, baiklah buka mulutmu" pinta Kaguya dengan senyum tipisnya.

"Aaa~hmmpph mmmh khagwuu!"

Dan sepotong paha ayam utuh itu melesak masuk kedalam mulut Naruto. Diikuti dengan suara tawa renyah yang keluar dengan ringannya dari mulut Kaguya. Membuat keduanya tak menyadari akan sosok yang membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Naruto saat itu.

"Ekhem!"

Kaguya dan Naruto yang masih mengigit paha ayamnya itu menengok ke arah sumber suara deheman di belakang mereka, dan memandang terkejut pada sosok wanita berpakaian formal dan berambut pirang yang terlihat tengah menyilangkan lengannya di depan dada dengan ekspresi tak bersahabat.

"Nhewune, hm-pwah. Nenek kenapa kau bisa ada di situ?" tanya Naruto heran setelah mengeluarkan paha ayam goreng dari mulutnya dan sesekali menggigit daging itu.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa sampai sekarang kau belum juga membawa Narumi main ke rumah hah!. Aku juga ingin bermain dengannya, Mito bilang cicitku itu sangat cantik" sembur wanita itu yang tak lain adalah Tsunade Namikaze, nenek Naruto. Walau sekilas tak terlihat seperti nenek-nenek. Jelas saja, Tsunade adalah Dokter spesialis kulit & kecantikan juga ahli bedah plastik. Tubuhnya sendiri adalah contoh nyata dari apa yang dinamakan merawat tubuh dan kecantikan itu sendiri.

"Maaf nek, aku benar-benar sibuk. Belum ada waktu" tanggap Naruto.

"Maksudmu sibuk bermesraan dengan Kaguya hm" balas Tsunade dengan berkacak pinggang.

"Bukan begitu, pekerjaan ku benar-benar banyak nek, nenek lihat saja sendiri" tunjuk Naruto pada mejanya.

"Halah mengaku saja, jangan banyak alasan. Iya kan Kagu" ucap Tsunade saraya ikut mendudukan tubuhnya di samping Kaguya yang hanya menunduk sambil menyuapi Narumi.

Wajah Kaguya benar-benar memerah, dan ia sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan nenek buyut dari gadis kecil yang sedang ia suapi itu. Bukan karena tidak suka, hubungannya dengan nenek-nenek super itu justru sangat dekat. Ia hanya tidak tahan dengan ucapan ceplas-ceplos Tsunade dan tatapan wanita itu yang mengerling jahil padanya.

"Ngomong-ngomong berapa umur Narumi sekarang?" Tanya Tsunade dengan tangan yang mencubit gemas pipi cicitnya itu.

"Kaguya, tanggal berapa sekarang?" tanya Naruto.

"D-dua puluh lima Maret" jawab Kaguya yang entah kenapa tergagap itu.

"11 bulan nek, dan bulan depan Narumi ulang tahun pertamanya. Nenek harus datang" ucap Naruto.

"Tentu nenek pasti datang"

.
.
.
.
.

TBC

Jangan lupa vote dan komennya ya
😆

Just A Secretary Not Your Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang