Part 23

4.8K 183 11
                                    

Di sebuah Caffe.
21.16 malam.

Di salah satu meja di sudut ruangan.

Naruto terlihat duduk sendiri dengan wajah penuh kekesalan.

'Cih sialan, kenapa lama sekali sih. Sudah jam sembilan lebih. Gahh, semoga Kaguya tak marah padaku'

Naruto menatap jam tangannya frustasi. Dan sesekali melirik ke arah pintu masuk.

Pengunjung Caffe itu cukup ramai. Dan banyak wanita-wanita yang melirik padanya bahkan ada yang dengan terang-terangan menggoda dirinya.

Jika saja saat ini adalah beberapa tahun yang lalu dimana ia tidak punya seorang putri, calon anak beserta calon istrinya. Matanya pasti sudah berkedip pada salah satu wanita itu dan membawanya ke hotel.

Dan untungnya ia tidak bodoh untuk melakukan hal itu kembali. Ia sudah berjanji dan tidak akan pernah mengingkarinya. Meskipun begitu godaan itu begitu banyak, duh semoga Naruto tidak khilaf.

"Maaf sedikit telat, Naruto"

Dan sebuah pelototan tajam Naruto berikan pada laki-laki berambut pirang panjang di depannya saat ini.

"Sedikit apanya, kau sangat telat brengsek" maki Naruto setelah laki-laki itu dengan santainya duduk di hadapan Naruto.

Dia adalah Deidara Yamanaka, laki-laki feminim berambut pirang panjang yang merupakan kaka laki-laki Ino itu.

"Cih. Begini-begini aku sudah rela terbang dari Iwa kesini dan lansung kemari sesampainya di bandara, hanya demi mengantar cincin yang kau pesan itu" ucap Deidara dan menyodorkan dua kotak kecil berwarna hitam dari saku kemeja putih lengan panjangnya yang digulung sampai siku.

Deidara adalah seorang desainer seperti halnya Ino adiknya dan sama-sama di dunia fashion. Hanya saja Deidara lebih menekuni bidang perhiasan.

"Iya lah iya lah, terima kasih" ucap Naruto masih dengan wajah kesal saat mengambil dua kotak berisi cincin itu.

"Kau tahu, terima kasih saja tidak cukup untuk membayarnya" balas Deidara dengan seringainya.

"Iya nanti ku transfer, tapi ku kurangi karena kau membuatku menunggu" ucap Naruto balas menyeringai.

"Hey, mana bisa begitu!" seru Deidara dengan tatapan tajamnya.

"Jadi, kapan kau menikah?" tanya Deidara saat menggerakan tangannya memanggil gadis pelayan caffe itu.

"Tanggalnya belum pasti. Tapi sekitar satu bulan lagi" ucap Naruto dan bangkit dari duduknya mengundang kernyitan pada kening Deidara.

"Mau kemana?"

"Pulang"

Deidara mengangkat sebelah alisnya lalu melirik jam tangan yang dipakainya.

"Wihh, benar-benar sudah tobat kau"

.
.
.
.
.

Kediaman Namikaze Naruto 21.35 malam.

Pintu garasi otomatis itu terbuka sepenuhnya. Memperlihatkan dua mobil lain yang terparkir didalamnya.
BNW hitam, dan Porsche putih milik Kaguya. Tak lama setelah pintu terbuka, Naruto memasukan Lamborghini jingganya yang beberapa saat lalu ia pacu tanpa ampun.

Naruto masih belum keluar dari mobilnya meskipun kini telah berada dalam garasi. Ia membenturkan kepalanya pada stir. Ia tadi melihat lampu rumahnya telah Kaguya matikan. Dan pintu depan juga benar-benar dikunci.

Just A Secretary Not Your Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang