A VOLUNTEER

1.9K 102 3
                                    

Kriiiiiiiiiing Kriiiiing
Adalah ringtone HP ku yang cukup jadul digunakan oleh anak muda.
Aku terlalu malas untuk menggantinya.

Ini masih pukul 07.00, siapa yang menelepon pagi-pagi, keluhku.

Dengan malas aku angkat telepon
'Halo?'
'Oh, halo Gea, ini Bima. Maaf menelepon pagi-pagi'.

Mataku langsung terbelalak ketika mendengar kata Bima terucap.

'Iya mas Bima, gimana?'
'Kemarin setelah selesai semua wawancara, aku sama Adrian sudah sepakat buat memilihmu sebagai volunteer Asian Games yang mana jadi asistenku juga'.
'APA?? Mas ga bercanda kan? Aku terpilih? Bagaimana bisa?'
'Kau meragukan kemampuan kami dalam mencari volunteer? Kalau tidak mau ya ga papa' Lanjut mas Bima.
'Mauuuu, mau mas, mauu banget. Bukannya meragukan cuma kayaknya aku ga begitu representatif pas wawancara' Kataku jujur.

Tak lama aku mendengar suara tawa mas Bima.
'Kau ini terlalu pesimis. Kami memilihmu karena kamu mengerti olahraga dan hasil jepretanmu lumayan. Jadi aku akan lebih mudah memintamu memotret para atlet'.
Mendengar kata Atlet kepalaku langsung menampilkan beberapa wajah mereka.
'OMG!' Tanpa sadar aku berteriak ditelepon
'Hahaha, karena kamu sudah exited, maka temui aku jam 9 di Stadion GBK hari ini, ok? Bye Gea'.

Belum sempat aku menjawab mas Bima sudah mematikan teleponnya.
Aku melirik jam 07.40 aku harus cepat. Aku hidup di Jakarta dimana setiap napas penduduknya bekerja dan akan membuat padat jalanan kota ini, terutama dipagi hari.

Brakkkk
Aku mendebrak pintu kamar mandi.
'RIAN MANDIIII!!! SABAR!' Teriak adik bungsuku dari dalam.
'BURUAN DEK!!!! MBA MAU KE GBK!!! UDAH GA ADA WAKTU!' Teriakku tak kalah kencang.

Klik
Tiba-tiba pintu terbuka diikuti kepala Rian yang penuh shampo.
'Ngapain ke GBK? Olahraga? Udah siang kale' katanya
'Bukannya cepetan malah ngeledek, buruan aku mau ketemu mas Bima, aku diterima jadi volunteer!'
'Serius ketrima? Wohoooo!! Traktiran ya?' Katanya
'Iyaa tapi nanti, buruan selesaiin mandiinya'
Tanpa aba-aba lagi Rian melanjutkan mandinya.
Tak sampai 3menit dia sudah keluar.
'Bisa cepat gitu, kenapa tadi lama?'
'Oh jelas cepat, demi traktiran'

Akupun mandi dan siap-siap.

Pukul 08.20
Ah Sial, aku lapar lagi.
'Ge..' ibuku sudah siap ingin berteriak memanggilku untuk sarapan namun gagal karena aku sudah disampingnya mencomot roti bakar.
Keluarga kami memang terbiasa sarapan jam 08.30- 09.00 karena ayah kerja ditoko yang buka jam 09.30 sedangkan Rian biasa masuk siang.

'Ada angin apa kau sudah bangun?' Tanya ibuku.
'Mba Gea keterima jadi volunteer Asian Games, mau ke GBK katanya' jelas Rian
'Bukannya kerja malah main-main' komentar ibuku.

Sebenernya aku heran dengan beliau, tindakanku selalu salah dimatanya.
'Aku berangkat, sudah telat, bye'.

Sial aku sudah telat, disaat seperti ini transportasi terbaik adalah OJOL.

Aku selalu heran dengan Ojol di Jakarta, setiap driver pasti bisa menyelip diantara dua mobil, menikung dan menemukan jalan tikus.
Sempat berpikiran kalau itu mungkin syarat wajib mereka mendaftar sebagai driver Ojol.

Setiap kali mereka menyelip dicelah antara dua mobil aku otomatis menahan napasku, aku pikir dengan begitu bisa mengecilkan size tubuhku yang memang mutlak tidak kecil, konyolnya aku.

Pukul 08.55 aku sampai di Stadion GBK, tak lama aku langsung ambil HP bersiap menelpon mas Bima.
Belum sempat aku menelpon, ada yang menepuk pundakku, aku langsung menoleh.
'Kau lari kesini?' Komen mas Bima pertama kali melihatku berkeringat dan sangat berantakan.
'Hehe, engga mas, Ojol' jelasku sembari merapikan rambutku.
'Ayo masuk' ajak mas Bima.

Setelah mendengarkan penjelasan panitia dan official Asian Games, aku diajak berkeliling oleh mas Bima.
Kami melewati lapangan stadion utama GBK.
'Mati aku, kalau aku sampe dapet cabor sepakbola, aku ga akan bisa dapet foto bagus, lensaku ga mumpuni untuk lapangan seluas ini' batinku.
'Tenang, tugasmu bukan disini' kata mas Bima, seakan tahu pikiranku.
Akupun hanya membalas dengan senyuman saja.

Sampailah ke Hall Basket Senayan, masih satu komplek dengan stadion GBK.
Kemudian mas Bima mengatakan sesuatu yang sangat aku ingin dengar.
'Tugasmu disini, cabor Basket' katanya
'Yasss!' Kataku lantang
Mas Bima hanya terkekeh pelan.
'Bim, kesini'
Kamipun menoleh bersamaan kearah sumber suara itu.
Kulihat mas Adrian dan satu cewek disampingnya.
'Kita kesana' kata mas Bima dan aku mengangguk.

'Hai Ge' sapa mas Adrian
'Hai mas'
'Nah karena semua sudah berkumpul, kita akan membagi tugas' kata mas Bima
'Oh iya, Ge, kenalkan ini Tere asistenku' kata mas Adrian memperkenalkan cewek yang sedari tadi disampingnya.
'Tere'
'Gea'
'Oke, jadi sekarang saatnya pembagian tugas. Adrian dan Tere akan berada di cabor sepakbola, karena lapangan luas maka butuh dua orang. Sedangkan kau Gea, kau akan meliput cabor Basket, Badminton dan Volley bersamaku, hanya saja kau yang stay disini sementara aku yang akan bolak balik dari Istora ke Tendoor ke Hall Basket, paham?' Jelas mas Bima
'Paham' kami semua menjawab bersamaan.

'Oke, untuk hari ini cukup, besuk bawa keperluanmu untuk sebulan disini Ge, kau akan sekamar dengan Tere'
'Dalam sebulan itu aku ga bisa kemana-mana?' Tanyaku
'Bisa bernapas aja syukur' jawab Tere.
'Bener, saat tidak ada tanding kita lakukan editing dan lain-lain untuk kebutuhan berita' Jelas mas Adrian.
'Well, Selamat jadi Volunteer!' Kata mas Bima sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa ragu aku menjabatnya dan tersenyum.

Ok, A Volunteer

~Selamat Membaca~

Mr. Athlete [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang