KEMBALI SEMULA

1.2K 80 1
                                    

Abu POV
'Sampai kapan kau sembunyikan perasaanmu?' Kata Zhou Qi begitu Gea masuk ke hotelnya.
'Dia menolakku' jawabku
'Apa? Kenapa bisa? Kapan kau ungkapkan?'
'Tadi, saat kulihat Gea Keluar'
'Jadi Gea menghilang itu karena kau'
Aku mengangguk
Aku merasa bersalah pada Gea, karenaku dia dimarahi Bima.
Sepertinya benar dugaanku, Bima hanya memanfaatkannya.
'Apa menurut ģeģe aku tetap mengejar Gea? Aku rasa aku bisa mencintainya lebih dari Bima'
Zhou Qi hanya melihatku terdiam
'Ģeģe ga percaya?' Tanyaku
'Bukannya ga percaya, aku akan mendukungmu, asal jangan kau paksakan cintamu pada Gea'
Aku menggangguk.

Keesokan harinya
Gea POV
'Fine. Bengkak sudah mataku' kataku
'Apa aku putus saja ya dari mas Bima, tapi kalau putus aku juga pasti dianggap childish. Kayaknya emang ga sehat hubunganku ini, oke keputusanku udah bulat' kataku
'Tok.. tok. Ge, buruan udah telat' kata mas Bima
Aku membukakan pintu lalu berjalan lebih dulu.
'Kita sarapan di venue aja udah telat' katanya
Kujawab dengan anggukan
'Jawab aku Ge' kata mas Bima
'Iya' jawabku singkat

Sesampainya di Venue
Aku langsung bekerja memotret kesana kesini
'Sarapan di venue apaan, ini udah jam makan siang aku belum melahap apapun' kataku

Mas Bima
Kita istirahat satu jam, mumpung ga ada perwakilan Indonesia di Women Double ini

Kulihat pesan mas Bima, segera kuganti namanya jadi -Bima- bahkan untuk menyandang panggilan mas aja dia ga pantes. Aku akan putuskan hubungan ini begitu sampai ke Indonesia.

Aku berjalan keluar venue, istirahat di Prayer Room yang memang disediakan untuk pengunjung maupun atlet muslim.
'Gea' tiba-tiba namaku ada yang memanggil
Saat  menoleh ke belakang aku melihat Abu
'Matamu kenapa? Udah dikompres?' Adalah kata pertama yang meluncur dimulut Abu, sejak kapan makhluk ini perhatian? Bahkan pacarku saja tak menyinggungnya.
'Ga perlu, nanti juga baikan. Kamu ngapain disini? Ga latihan?'
'Ini musim libur turnamen, jadi aku kesini. Ini untukmu' katanya sambil menyerahkan plastik yang kurasa berisi makanan.
'Ini mie goreng, halal. Kamu pasti belum makan, dan disini kesulitan menemukan makanan halal kan?' Lanjut Abu menjawab raguku
'Makasih' jawabku

Kamipun duduk disebuah bangku
'Ini cuma satu, dimana milikmu?' Tanyaku
'Aku sudah makan' jawabnya
'Jangan harap dengan makanan ini aku bisa menerima perasaanmu'
Abu terkekeh
'Kalau dengan makanan kamu bisa menerimaku, aku rela lakukan itu tiap hari' masih dengan senyum dibibirnya
'Dia manis kalau tersenyum, sangat, sangat manis' batinku
Ah tidak, ini buruk, aku mulai membandingkannya dengan mas Bima.
'Kalau kau masih mencintainya, kita bisa tetap berteman kan Gea?' Tanya Abu hati-hati
'Tentu saja' jawabku tersenyum

Aku kembali ke venue, mas Bima diam saja. Aku ingin segera mengakhiri liputan disini.

Akhirnya tiba saatnya untuk pulang ke Indonesia. Aku tak saling bicara selama semi final dan final dengan mas Bima. Aku hanya memberikan SD Card ku untuknya.

Di Bandara
'Geaaaaaaaaa' teriak Zhou Qi
Aku terkekeh melihat lelaki tinggi menjulang ini berlari. Dia tak sendiri, tentunya ada Abu.
'Dimana Bima?' Tanyanya
'Toilet' jawabku singkat
'Kau harus kembali ke Indonesia hari ini?' Sekarang Abu yang bertanya
'Iyaa'
'Liburan aja dulu disini' rayu Zhou Qi
'Tidak bisa ģe, visaku habis' jawabku
'Ge, ayo. Udah panggilan untuk pesawat kita' kata Bima
'Orang ini tak menyapa Zhou Qi dan Abu' pikirku
Terlihat wajah kesal Zhou Qi yang sepertinya tak ingin menyapa mas Bima juga.
'Hati-hati ya' kata Zhou Qi memelukku
'Iya ģe, thank you' kataku
'Safe flight' kali ini Abu yang memelukku
Aku terdiam beberapa saat karena sungguh tak terbiasa dengan perlakuan Abu
'Lain kali aku akan main ke Indonesia' bisik Abu
'Aku tunggu itu' jawabku sambil tersenyum

Di dalam Pesawat
'Sepertinya kau menyukai liputan disini' sindir mas Bima
'Aku mau tidur' jawabku sembari memasang headphone dan memakai penutup mata.
Aku akan putuskan makhluk ini.

Akhirnya setelah berjam-jam, mendarat dengan selamat di Indonesia.

Setelah mengambil bagasi
'Mas Bima, aku mau bicara' kataku
'Oh, udah selesai ngambeknya' katanya
'Aku mau kita putus'
'Baru juga aku mau bilang kau sudah dewasa mau membicarakan masalah kita, sekarang  cuma masalah sedikit minta putus' sindirnya
'Aku ga minta, tapi aku ngasih keputusan. Aku lelah, dari awal kita memang cuma coba hubungan ini karena nyaman. Tapi nyatanya aku tak memenuhi ekspektasimu begitu juga sebaliknya. Hubungan kita seperti kontrak kerja saja. Dan aku juga akan resign sebagai asistenmu. Selamat Tinggal' kataku tanpa mempedulikan jawaban dari mas Bima.

Didalam taksi memutarkan lagu Tulus-Pamit
Bukannya sedih aku malah tersenyum
Baik mas Bima, aku akan pamit dari hidupmu.

Kemudian muncul notifikasi di HPku

Slam23real
Sudah mendarat?
Gea
Gea
Harusnya sudah kan?
Gea

Aku tersenyum, lelaki ini.

Me
Sudah

Slam23real
Syukurlah, sudah sampai rumah?

Butuh waktu 10menit untukku membalas pesan dari Abu ini karena keluar dari taksi menuju ke dalam rumah.

Me
Sudah

Slam23real
Sudah putus?

Kulihat pesannya berkali-kali. Orang ini benar-benar tak tahu basa basi.

Me
Sudah

Slam23real
Sudah mencintaiku?

Me
Belum

Slam23real
Padahal aku mengaharapkan jawaban -sudah- darimu

Me
Mana ada orang habis putus langsung jatuh cinta sama orang lain

Slam23real
Habisnya kau jawab pertanyaan dengan -sudah- terus
Selamat beristirahat

Me
Oke

Kuletakkan HPku dimeja
Aku lelah
Aku ingin tidur

~Selamat Membaca~
Ps. Sudah ya, 3 update seharian ini hahahaa
Ditengah ngerjain ini tetiba aku punya ide buat buku baru 🙈

Semoga habis ini bisa update lebih sering✌
Happy Weekend

Mr. Athlete [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang