"PARK CHANYEOL!"
Mendengar namanya dipanggil dengan keras Chanyeol terkejut setengah mengumpat,"Kau mau membuatku mati muda hah?!?"
"Gara-gara kau!! Aku harus berurusan dengan berandalan kaku itu! Akhhhh...", Sehun mengerang frustasi.
"Apa kau dicegat oleh berandal-berandal jalanan, Hun?",
Sehun hanya mengangguk.
"Lalu mengapa wajahmu masih mulus? Seharusnya kau sudah babak belur sekarang.", Chanyeol menatap wajah Sehun, tidak ada yang terluka sedikit pun.
"Itu karena perjanjian seenak jidat yang ia buat!"
"Perjanjian? Perjanjian apa?"
"Aku disuruh untuk menjadi kekasihnya, kalau tidak aku akan babak belur ditangan anak buahnya. Sekarang aku harus bagaimana huwaaa..", Tangisan bombay Sehun muncul kembali.
Chanyeol yang mendengar itu langsung merinding takut,"Namanya?"
"Kai."
Seketika tubuh Chanyeol menegang.
"K-kau kenapa?", Melihat ekspresi Chanyeol tiba-tiba tegang, Sehun pun jadi ikutan tegang. Padahal ia belum tau alasannya.
"Hun, kau tidak tau dia siapa?"
Sehun hanya menggeleng.
"Dia itu ketua aliansi berandalan nomor 1 dikota ini! Bahkan aku melihat sendiri dengan mataku bagaimana dia berkelahi seorang diri melawan puluhan orang dari sekolah yang berbeda-beda. Dan--dia menang. Sejak saat itulah dia menggabungkan beberapa sma terdekat untuk menguasai seluruh jalanan dikota ini dan mempunyai banyak anak buah--"
"Tunggu dulu..kau--tidak mengarangnya, bukan?", Mendengar itu Sehun menjadi semakin takut kepada Kai. Apa jika Sehun meminta putus kepada Kai dirinya akan dibunuh?
"Tentu saja tidak bodoh! Aku tidak mau cari perkara dengan orang itu. Dan--dia memiliki bisnis gelap yang sukses besar.", Dengan kemampuan karisma, image making, performance dan kepemimpinan yang dia miliki, tidak heran jika banyak berandalan-berandalan yang ingin menjadi anak buahnya. Sebenarnya dulu Chanyeol sempat ditawari untuk ikut aliansi utama Kai dengan temannya, tetapi dia menolak ajakan temannya dengan alasan jika dirinya tidak tertarik dengan hal seperti itu.
Mendengar semua cerita Chanyeol, Sehun hanya bisa speechless. Ia bahkan tidak berkonsentrasi selama pelajaran berlangsung hingga dirinya tidak sadar bahwa sudah memasuki bel pulang.
Tet! Tet! Tet!
"-Hun."
"Sehun!"
"E-eh? Ada apa, yeol?", Sehun tersadar dari acara melamunnya seharian ini. Sudah jam berapa sekarang? Kenapa langit berwarna oranye?
"Kau tidak pulang?", Chanyeol mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang.
WHAT!! Ini sudah bel pulang ternyata. Sehun segera merapikan barang-barangnya dan mengikuti Chanyeol keluar sekolah.
"Hun, tapi kenapa Kai tiba-tiba mengajakmu berpacaran ya? Padahal disekitarnya pasti banyak yang mengantri padanya.", Kata-kata Chanyeol membuat Sehun ikut terheran-heran.
"Iya juga, tapi--", Belum sempat Sehun melanjutkan omongannya, Chanyeol menyela.
"Padahal wajahmu biasa aja, tidak ada kepribadian yang spesial juga.", Tambah Chanyeol.
Jleb! Rasanya seperti ada panah yang menusuk jantungnya. Bagaimana bisa temannya ini mengatakan hal yang terlalu jujur?
"Si tiang ini benar-benar--", Sehun mencubit paha Chanyeol dengan emosi hingga sang empunya merasa kesakitan.
"Aduh aduh aduh..sakit! B-bukan begitu maksudku, saat ini kan kita harus berpikir secara rational. Kita kan tidak tau apa dia memiliki maksud lain.", Chanyeol mengelus pahanya yang nyeri.
"Hm..benar juga, sejak awal aku juga tidak ada hubungan apapun dengan dia.", Sehun mengerutkan alisnya heran. Yang dikatakan tiang ini ada benarnya juga. Sepertinya ia harus cari waktu yang tepat untuk dua mata dengan Kai.
'Ugh..Rasanya aku tidak siap bertemu dengannya.', Batin Sehun miris.
"Hun, sepertinya dia menjemputmu tuh!", Chanyeol menyenggol lengan Sehun untuk mengkode.
W-WHAT?!?!
Tanpa basa-basi Sehun langsung bersembunyi dibalik pohon. Ia mengisyaratkan pada Chanyeol untuk berpura-pura tidak melihatnya.
'Aku masih tidak sanggup! Apa dia melihat kearahku? Sepertinya dia hanya melihat kearah gedung.', Batin Sehun sambil mengepalkan tangannya. Ia berharap bahwa Kai cepat pergi dari depan gerbang sekolahnya.
"Sedang apa kau disitu?"
Bruk!
Kaki Sehun mendadak lemas dan ia terjatuh dengan posisi duduk begitu saja. Jantungnya terasa ingin copot saat mendengar suara Kai yang tiba-tiba berada disamping telinganya.
'Sedang menghindarimu!', Yah, itu cuma ada dalam benak Sehun saja.
"Kau tersandung?", Kai memegang tangan Sehun untuk membantunya berdiri.
"I-iya..", Kata Sehun dengan wajah sedikit kikuk.
"Ada batu besar disini, berhatilah-hatilah.", Kai menyingkir batu itu kepinggiran trotoar.
"Terima kasih, K-kai.", Sepertinya Kai melihat dirinya bersembunyi dan mengira bahwa Sehun tersandung dan jatuh.
Deg! Perasaan apa ini?
Dia memang berandalan nomor 1 dikota ini, tapi mungkin..kah dia tidak sejahat itu?
"Ayo pulang.", Kai menggandeng tangan Sehun untuk kembali ke motornya. Ia pun tak lupa memberikan helm untuk keselamatan Sehun.
Sehun hanya menganggukan kepalanya, ia tidak berani berbicara pada Kai setelah insiden tadi.
Tapi-- mengapa jalanan terasa lebih lama? Ia pun memperhatikan sekitarnya.
Ini dimana! Rumahnya sudah terlewat jauh.
"Kita mau kemana, Kai?"
"Markasku.", Jawab Kai singkat, padat dan jelas.
Muka Sehun mendadak tegang, apa dia akan dipukuli? Memang dirinya salah apa pada Kai? Mereka baru saja berkenalan kemarin malam. Apa gara-gara insiden tadi?
Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit dengan kecepatan luar biasa, mereka akhirnya sampai.
"Ikut aku.", Kai memarkirkan motornya lalu masuk kedalam diikuti Sehun dibelakangnya.
"Kawan-kawan, perkenalkan. Dia Sehun, kekasihku.", Semua anak buah Kai yang awalnya gaduh tiba-tiba terdiam seketika.
Kenapa lagi ini? Apa ada yang salah dengan dirinya? Hati Sehun semakin tidak enak.
"H-hai...", Sehun mengeluarkan senyuman canggung dan melambaikan tangannya pelan.
"Mulai saat ini, jangan berani ada yang menyentuhnya jika kalian tidak ingin mati.", Kai merangkul pinggang Sehun untuk menunjukkan bahwa Sehun adalah miliknya seorang. Tidak ada mimik wajah spesial yang ditunjukkan Kai, selalu berwajah dingin dan cuek.
"BAIK!!!", Semua anak buah Kai serempak menjawab.
.
.
.
.
.
Setelah acara pengenalan yang sangat singkat, Kai mengantar Sehun kembali pulang kerumahnya dengan selamat."Terima kasih sudah mengantarkanku pulang.", Sehun melepas helmnya dan memberikannya kembali kepada Kai.
"Aku akan mengantar jemputmu mulai sekarang. Diluar bahaya"
Tidak perlu merasa repot, justru yang berbahaya itu kau, Kai!
"B-baiklah.",Sehun sadar kalau Kai tidak suka bantahan. Jika seperti ini terus, Sehun tidak akan bisa bermain dengan Chanyeol!
.
.
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho but, Sweet? • KAIHUN ✔
FanfictionApa jadinya jika Sehun dipaksa untuk berpacaran dengan ketua aliansi berandalan nomor 1 dikotanya karena sebuah ancaman? . . ⚠WARNING⚠ Note : 17++ [Pada beberapa chapter] Diharap Bijak dalam Membaca . . Psycho But, Sweet? © 2019 by : Hyungteey