Seulgi
•×•×•
Hari itu pertemuan keluarga diadakan. Aku yang masih belum mengerti untuk apa tujuan pertemuan itu dilakukan, hanya bisa mengikuti langkah Ibuku yang membawaku pada ruang keluarga kami.
"Ada seseorang di bawah, Ibu akan memperkenalkannya padamu." Itulah ucapan Ibuku setelah sebelumnya aku baru selesai dengan aktifitas mengeringkan rambutku.
"Hmm, mungkin kau sudah mengenalnya. Tapi, tetaplah berdandan yang cantik." Ucapnya lagi sambil tersenyum, kemudian pergi meninggalkanku yang sedang kalut dalam kebingungan.
Tanpa menunggu waktu yang lama, aku segera menyelesaikannya. Merapikan tatanan rambutku, mencari pakaian yang cocok untuk bertemu dengan seseorang dan memilih makeup tipis. Jujur saja, aku tidak tahu siapa tamu yang datang pada malam ini. Kupikir itu adalah rekan kerja Ibuku, karena memang biasanya mereka sering bertamu ke rumah.
Dan ternyata dugaanku salah.
Aku sempat terdiam cukup lama, berdiri pada anak tangga sambil menatap seseorang yang tak asing bagiku. Seorang pria yang mengenakan kemeja biru dengan memasang raut wajah yang sulit ku pahami. Seperti menahan amarah dan ketidaksetujuan. Tidak, itu adalah tampang bosan jika kau sudah menunggu lama.
Ibu segera menghampiriku lalu menarik tangannku, aku terkejut karena beliau dengan serius mengajakku kesana. Bahkan aku sempat tak percaya dengan pria yang berada di hadapanku sekarang. Seumur hidup, baru kali ini pria itu menginjakkan kakinya dirumahku. Ditambah juga dengan kedua orang tuanya yang ikut hadir disini.
Aku bertanya-tanya, kenapa mereka bisa berada disini?
Aku tahu Ibuku adalah seorang pebisnis, beliau memiliki banyak rekan kerja dan juga para pesaing lain. Tapi untuk sekarang, aku masih belum paham.
Apakah mereka datang untuk membahas masalah bisnis? atau ingin menyampaikan bahwa pria yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya itu adalah pewaris yang sebentar lagi akan mereka tunjuk?
Lalu bagaimana denganku? apa urusannya denganku?
"Wah, sudah lama tak melihat putrimu Nyonya Kang. Seulgi-ssi, kau semakin cantik saja."
Lamunanku buyar saat kudengar seorang wanita paruh baya memujiku. Pria dan wanita yang kulitnya sudah mulai mengeriput itu tersenyum padaku, menyambutku dengan suka cita.Terdengar mengesankan dan seolah aku benar-benar seperti wanita yang di kagumi. Tapi tidak dengannya, pria yang duduk paling sebelah kiri di sebelah orang tuanya hanya menatapku tanpa ekspresi dengan tangan yang masih memegang ponsel.
Aku hanya tersenyum menanggapi orang tuanya yang baru saja memujiku cantik. Lalu aku duduk sambil memandang Ibuku penuh arti, ingin meminta penjelasannya. Mengapa mereka semua ada disini?
"Sepertinya putriku mulai kebingungan. Bolehkah kita memberitahukannya sekarang?"
Kudengar Ibuku meminta persetujuan dulu dari mereka. Jujur saja, aku belum bisa menata hatiku. Bahkan detak jantungku berirama tak karuan.
Aku gugup.
"Oh maaf, kami hampir lupa dengan tujuan datang kemari." Ujar wanita paruh baya yang ku ketahui adalah Ibu dari pria itu. Wanita itu terlihat lebih ramah padaku, jauh berbanding terbalik dengan anak lelakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Your Heart ☑
Fanfic[Complete] When you love someone, but you'll get hurt... 10 tahun mencintai Park Jimin, membuat Kang Seulgi hafal tentang segala sesuatu yang menyangkut kehidupan pria itu. Mulai dari yang hal di sukainya, sampai hal yang tidak disukai Park Jimin. T...