ו Chapter 30 •×

4.7K 434 169
                                    

•×•×•

Seulgi termenung dan masih berpikir tentang kejadian beberapa saat lalu, Jimin sedikit membuatnya kewalahan saat tiba-tiba pria itu dengan serius menggendongnya sampai ke kamar hotel. Dan ini memang bukan pertama kalinya Seulgi dan Jimin berada disatu ruangan yang sama. Meskipun saat itu keadaan belum membaik, tapi paling tidak hal itu pernah terjadi sebelumnya.

Seulgi tak habis pikir pada ibunya, beliau bahkan tidak memberitahu satu hal pun tentang ini. Dan Seulgi memang mengira jika hal ini hanyalah akal-akalan Jimin saja. Tapi setelah ia menelepon ibunya beberapa saat lalu, Seulgi tidak menyangka jika memang ibunyalah yang memberi izin pada Jimin.

Dan wanita itu mengalihkan perhatiannya pada sebuah koper berwarna biru tua pada sudut kamar hotel, menyimpulkan bahwa ucapan Jimin bukanlah omong kosong belaka. Pria itu jujur, namun terkesan memaksa menurutnya.

Jujur, sebenarnya Seulgi tidak tahu harus memulai percakapan ini darimana. Jimin sedang mandi dan dirinya masih duduk di sofa yang berada tak jauh dari kasur. Wanita itu beberapa kali melihat ke arah pintu kamar mandi, memastikan kapan Jimin akan selesai.

Oh ya, Seulgi bahkan belum membersihkan tubuhnya. Pakaiannya juga masih sama dengan yang ia pakai saat tur tadi. Sambil menghela nafasnya, wanita itu bergegas membuka kopernya dan mencari pakaian yang cocok ia pakai untuk tidur. Ada dua jenis nightgown disana dan Seulgi memilih salah satunya yang berlengan panjang.

Tiba-tiba Seulgi terkejut saat pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Jimin dengan rambutnya yang basah, serta tubuh yang terlilit oleh bathrobe. Melihat itu membuat Seulgi dengan cepat memalingkan wajahnya. Namun setelah itu, Seulgi malah langsung memasang raut datarnya, seolah ia masih kesal terhadap Jimin.

"Aku sudah selesai." Ucap Jimin sambil berjalan mendekati Seulgi yang tengah memeluk nightgown-nya.

"Kau sakit?"

Seulgi mengelak tangan Jimin yang hendak menyentuh sisi wajahnya. Wanita itu terlalu gugup sekarang dan Jimin semakin membuatnya berpikir yang tidak-tidak. Mungkin Jimin berpikir jika Seulgi sangat marah, tapi sebenarnya tidak semarah itu. Wanita itu bahkan sudah bisa menurunkan emosinya sejak tadi.

"Aku akan memakai kamar mandinya." Sahut Seulgi dan memilih bergegas untuk melewati Jimin yang tengah menatapnya sendu.

Pria itu hanya diam sambil memperhatikan langkah Seulgi yang perlahan masuk ke dalam kamar mandi. Jimin bisa merasakannya, jika Seulgi masih belum sepenuhnya terbuka padanya. Terlihat jelas, jika Seulgi masih terkesan menghindarinya.

Atau, apakah wanita itu takut padanya? Pikir Jimin tak karuan.

Diam-diam Jimin menelepon petugas hotel dan menanyakan apakah ada petugas medis atau klinik terdekat, jika sewaktu-waktu sesuatu yang buruk terjadi pada Seulgi. Jadi jika kemungkinan itu terjadi, maka Jimin bisa dengan cepat mengambil tindakan. Pria itu khawatir, sejak siang ia melihat wajah pucat Seulgi yang sangat membuatnya resah.

Berpikir tentang ini, membuat Jimin teringat saat mereka di Jeju. Saat itu Jimin juga menyadari bahwa kondisi Seulgi memang kurang baik. Namun dia mempertahankan egonya dan membiarkan Taehyung yang merawat wanita itu.

Tapi kali ini tidak, dia tidak akan membiarkan hal itu lengah sedikit saja.

Jimin sudah berpakaian lengkap, bahkan rambutnya sudah tidak terlalu basah dari yang tadi. Sembari menunggu Seulgi, dia mengerjakan pekerjaan kantornya yang lumayan menumpuk. Maklum, Jimin sedang memperbaiki hubungannya dengan Seulgi. Jadi mau tidak mau dia harus menyerahkan tugas-tugasnya pada Jungkook, memang tidak semua, bahkan Jimin masih bisa mengerjakannya di waktu luang ini.

Touch Your Heart ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang