ו Chapter 33 •×

2.5K 351 103
                                    

Setelah berabad-abad akhirnya baru bisa update☺
Terlalu sibuk, maafkan 🤭

•×•×•

Taehyung

Aku menutup pintu unitku dan langsung menyandarkan punggungku pada daun pintu. Hatiku berdesir tak karuan, aku kesal karena perasaan seperti itu masih bersemayam dalam diriku. Aku minta maaf karena aku merasa bahwa diriku ini sangat bodoh. Kalau boleh jujur, aku belum siap untuk bertemu dengannya.

Seulgi. Benar, kenapa aku harus bertemu dengannya di hari ini?

Bukan maksudku ingin menghindarinya, hanya saja kalian pasti mengerti bagaimana rasanya patah hati. Tapi bukan berarti aku akan terus terlarut dalam perasaan semacam itu. Sungguh, aku belum siap. Ini hanya seperti kejutan dimana saat dirimu masih belum bisa move on dan kau tiba-tiba saja bertemu dengannya.

Tapi, sudahlah. Apa lagi yang kuharapkan? Semua yang telah terjadi biarkanlah berlalu, dan aku sadar bahwa aku tidak bisa mengharapkan suatu hal yang mustahil. Ya, sangat tidak mungkin. Itu jelas terdengar bodoh.

Dan tiba-tiba perkataan Seulgi beberapa menit lalu, membuatku kembali teringat. Dia memintaku untuk segera mencari pengganti Jisoo. Mendadak aku tersenyum sambil membawa pandanganku pada langit-langit unitku.

Pengganti Jisoo, siapa?

Entahlah, mungkin lebih baik sekarang aku bergegas mengambil barangku yang tertinggal dan segera kembali ke rumah sakit tempatku bekerja.

Aku mencari alat-alat instrument yang beberapa waktu lalu ku beli, aku sengaja meninggalkannya di unitku karena aku berpikir bahwa rumah sakit menyediakan yang cukup untukku. Tapi ternyata dugaanku tidak tepat, ada beberapa alat yang harus aku gunakan, namun mereka belum memilikinya dan daripada membeli lagi lebih baik aku meminjamkan alat-alatku saja.

Lantas aku segera mengambil kotak berwarna orange yang berada di kamarku  dan langsung memeriksa kelengkapan di dalamnya. Setelah dirasa lengkap, aku segera mengganti bajuku sebelum aku pergi lagi.

Namun ketika aku hendak menuju lemari, langkahku terhalang oleh sebuah benda berkilau yang berada di atas nakas disamping kasurku. Aku mengambilnya dan mengamati cincin milik siapa yang tertinggal disini. Dan dari ukurannya itu seperti milik perempuan. Dan tidak mungkin juga itu milik Jisoo, aku tahu bentuk dan hiasannya seperti apa, sangat berbeda.

Ku hela nafasku pelan sambil mengingat-ingat kapan terakhir kali Yerim datang. Tapi, kapan adikku yang cerewet itu datang dan masuk ke kamarku? Tanpa berpikir lebih lama, aku segera meneleponnya dan bermaksud mengurangi rasa penasaranku saat ini.

"Rim, apa kau kehilangan sesuatu?" Tanyaku usai ia mengangkat panggilan dariku.

'Kehilangan apa? Aku tidak tahu oppa, kurasa tidak ada.'  Jawabnya yang mungkin saja terheran disana.

"Benarkah? Lalu, ini cincin siapa? Apa kau pernah masuk ke kamarku?" Tanyaku lagi, sambil mengamati cincin itu ditanganku.

'Apa maksud oppa? Aku tidak memakai cincin, lagipula untuk apa aku masuk ke kamar oppa. Oppa kan tahu jika aku selalu tidur menemani Jun saat aku menginap. Dan kenapa bisa oppa mendapatkan cincin itu? Apa oppa pernah membawa seorang wanita ke kamar oppa? Oppa! Jangan bilang kalau--..'

"Jangan menuduhku sembarangan Kim Yerim, hentikan pikiran burukmu itu. Yasudah, jika memang cincin ini bukan milikmu. Aku akan mencari pemiliknya lain kali." Sangkalku sebelum Yerim benar-benar menuduhku yang tidak-tidak.

Touch Your Heart ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang