' Friend '

261 61 21
                                    

"Sohyun-ah ... kau dimana?"

Aku menutup mulut ku rapat-rapat. Bahkan aku berusaha sekuat mungkin untuk tidak bernafas dengan suara yang besar. Jantungku terus berdegup kencang, berfikir apakah tempat ini bisa menyembunyikan ku dengan baik darinya.

"Sohyun-ah ... ku mohon keluarlah ... "

Suara itu terus terngiang di sekitarku, sepertinya lelaki itu benar-benar berada di sekitar pohon besar yang menjadi tempatku bersembunyi ini.

Aku tidak boleh ketahuan olehnya. Aku tidak boleh keluar dari sini.

"Hei ... jangan membuatku takut ... "

Aku hampir saja tertawa dengan besar, jika saja jari-jari tanganku tidak membekap mulutku sendiri. Benar-benar lucu bagiku, lelaki dengan kulit putih pucat itu terus mencariku dengan wajah ketakutannya.

Hahahah benar-benar anak penakut.

"Kim Sohyun ... kau baik-baik saja bukan? Jangan menghilang seperti ini ... "

Ya ... benar-benar lelaki lemah.

Ah ... maksudku dia memiliki hati yang lemah.

Sangat lemah dan penuh perhatian.

Lihat saja, di saat sedang bermain petak umpat seperti ini, dia justru mengkhawatirkan ku.

"Ku mohon keluarlah ... ja--jangan membuatku takut ... "

Dia ... dia menangis?

Benar-benar menangis?

Akh, aku tidak percaya dia benar-benar selemah ini.

Aku ingin keluar dari tempat persembunyian ku, dia benar-benar terlihat ketakutan, dia melipat lututnya sambil menangis di sana.

Ah, aku tidak tega melihatnya.

Tapi kami punya taruhan untuk orang yang kalah.

Ya, walaupun aku tidak ingin kalah, tapi aku juga tidak ingin dirinya mendapat taruhan itu.

Mencuri mainan berbentuk bintang dari pohon natal di tengah taman.

Ah, kenapa kami bisa membuat taruhan sekejam itu?

Tapi, aku harus keluar dari sini secepatnya.

Dia benar-benar terlihat ...

Ketakutan.

"Han Seungwoo ... aku di sini."

Ku tatap tubuh yang bergetar itu cukup lama. Tidak ada perubahan, hingga dirinya perlahan berbalik dan memeluk ku dengan erat.

"Kim Sohyun! Kau tidak apa-apa bukan?!"

"Aku baik-baik saja, hei berhenti memelukku ini memalukan."

"Jangan pergi lagi, kau harus tetap di dalam pengawasanku!"

Aku menatap matanya dengan bingung. Dimana mata yang penuh dengan kesedihan tadi? Sekarang hanya ada bola mata penuh ambisi disana.

"Bagaimana jika kau tiba-tiba sakit dan tidak bisa berdiri? Aku tidak mau itu terjadi."

Ah ... jadi karena itu ...

Dia menangis karena ku, lagi ...

"Maafkan aku, aku pasti merepotkan mu."

"Tidak. Sama sekali tidak. Aku senang selalu ada untukmu."

' EROS '  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang