Jinhyuk berjalan dengan lemas memasuki dorm nya. Semua perkataan Sohyun membuat kepalanya begitu pusing bahkan hingga membuat kakinya bergetar. Jinhyuk tidak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya. Begitu sesak dan memuakkan.
Matanya menangkap seorang lelaki yang terlihat sangat sibuk di dapur itu. Melihat sosok hyung tertuanya ada disana, Jinhyuk dengan cepat berjalan ke arah dapur itu dan duduk di sebuah kursi yang tidak jauh dari tempat Seungwoo berdiri.
"Aku kira kau pergi ke agensi."
Ucap Seungwoo tanpa mengalihkan pandangannya dari sebuah apel yang tengah sibuk dikupasnya. Ya, dia tidak menyukai kulit apel.
"Kau mau? Akan ku kupaskan."
Seongwoo beralih menatap Jinhyuk yang masih menunduk dalam diam. Kepalanya terus berpikir hal apa yang membuat salah satu membernya itu terlihat begitu frustasi.
Ia sempat berpikir bahwa Jinhyuk mendapati masalah yang sama seperti sebelumnya.
Ya, masalah biasa. Hanya masalah para idol yang begitu tersiksa menghadapi dunia entertainment.
Tapi kali ini lelaki itu terlihat begitu berbeda. Biasanya Jinhyuk akan marah atau mungkin melemparkan sumpah serapah terhadap komentar jahat yang menjatuhinya.
Tapi kali ini lelaki itu terlihat begitu diam. Hanya diam sambil menunduk. Ya, sangat aneh bagi Seungwoo.
"Ada masalah?"
"Eoh?"
Jinhyuk tersentak dari lamunannya. Menatap Seungwoo yang sedang melihatnya dengan tatapan khawatir. Ia ingin mengatakan semuanya. Semuanya. Tapi ia begitu takut. Ia takut Seungwoo akan marah padanya. Karena ia tahu, masalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi karir mereka.
"Hyung, menurut mu setiap manusia pasti berbuat salah bukan?"
"Kau benar. Siapapun kau, jika kau masih manusia, kau pasti pernah berbuat salah. Ada apa, kau melakukan sesuatu?"
Jinhyuk mengangguk kecil, lalu kembali menunduk. Tidak berani menatap manik Seungwoo yang kini tengah menatapnya semakin dalam.
"Aku ... melakukan sesuatu. Itu..."
"Ada apa?"
Seungwoo meletakkan pisau dan apel yang sedang dikupasnya, berusaha untuk mengikuti arah pembicaraan Jinhyuk karena ia tahu, itu pasti sebuah masalah besar.
"Sebelum itu, aku ingin tanyakan sesuatu."
Seungwoo menaikkan alisnya berberapa kali, memberi isyarat kepada Jinhyuk untuk melanjutkan perkataannya, sambil dirinya yang mengambil kursi dan duduk tepat di sebelah Jinhyuk.
"Apa kita harus selalu bertanggung jawab?"
Seungwoo terdiam. Ia menatap manik Jinhyuk cukup lama. Entah karena ia sedang merangkai kata yang bagus untuk memberikan motivasi pada Jinhyuk,
Atau
Karena pertanyaan Jinhyuk mengingatkannya pada suatu peristiwa yang benar-benar membuat Seungwoo begitu muak.
"Hyung ?"
Seungwoo tersadar dari lamunannya. Kembali menatap Jinhyuk yang kini masih menatapnya dengan tatapan menyedihkannya itu.
"Tanggung jawab. Maksudmu, tanggung jawab terhadap masalah yang kita buat bukan?"
Jinhyuk mengangguk pelan. Tangannya bahkan bergetar menunggu jawaban Seungwoo.
"Sebelum itu, pastikan satu hal. Apakah masalah itu benar-benar perbuatanmu, atau...kau hanya merasa bersalah karena perbuatan kecil yang dilakukan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
' EROS ' ✔
Fiksi PenggemarEros, sang dewa cinta di dalam mitologi Yunani. Percaya atau tidak, tapi aku percaya. Dipertemukan dalam sebuah cerita yang begitu singkat. Entah bagaimana rasa cinta itu tumbuh dengan skala yang begitu besar kepadanya. Jika kisah cinta itu adalah k...