Donghyuck melepaskan pelukannya dari Renjun dan beralih memeluk Jaemin. Setelah beberapa detik, Donghyuck pun menjauh, namun tangan Jaemin yang tadi melingkar di pinggangnya mulai berpindah ke kedua tangannya. Donghyuck menatap mata Jaemin. “Kamu yakin gak mau berpamitan sama Jeno dulu?” tanya Jaemin, membalas tatapan Donghyuck.
Donghyuck tersenyum sendu mendengar pertanyaan tersebut. Dia kemudian menggelengkan kepalanya pelan seraya menjawab, “Dia aja gak mau bertemu denganku,” Donghyuck mengangkat kedua bahunya, berusaha terlihat tak acuh, yang pada akhirnya malah membuatnya terlihat menyedihkan, “aku membuatnya kecewa.”
Renjun mengelus pelan sebelah pundak Donghyuck, “Kamu melakukan hal yang benar, Hyuck.” ujarnya. “Jeno bukan takdir kamu,” terdengar helaan napas pelan dari Renjun, “Kalian berdua gak bisa terus-terusan menentang takdir.” lanjutnya.
Donghyuck mengangguk-angguk menanggapi kalimat Renjun. Dia tahu Renjun benar.
Beberapa detik selanjutnya Donghyuck mulai kembali menyunggingkan senyuman, berusaha menyingkirkan sosok Jeno dari dalam pikirannya saat ini.
“Jaga dirimu baik-baik," ujar Renjun, Donghyuck bisa melihat mata pemuda asal China itu sedikit berkaca-kaca, "Kabari aku kalau kamu udah sampai di sana.”
Donghyuck mengangguk, "Aku pasti akan sering menghubungimu kok."
“Aku akan merindukanmu, Hyuck.” timpal Jaemin tiba-tiba, membuat atensi Donghyuck yang tadi tengah berada pada Renjun segera berpindah pada Jaemin.
Donghyuck tersenyum, “Aku juga akan merindukanmu, Jaem,” balasnya. Dia kemudian kembali menoleh pada Renjun, “Kamu juga, Njun.” lanjut Donghyuck, "Jangan lupa undang aku kalau kamu dan Xuxi menikah."
"Ya Tuhan!," Renjun memukul ringan lengan Donghyuck, "Aku baru bertemu dengannya seminggu yang lalu, Hyuck!"
"Setidaknya kamu udah bertemu soulmate-mu," sela Jaemin, wajahnya terlihat masam, "Lihat aku dan Donghyuck, hanya Tuhan yang tahu kapan kami akan bertemu dengan soulmate kami."
Donghyuck menyetujui ucapan Jaemin dengan menganggukkan kepala, "Bersyukurlah, Njun." timpalnya seraya tertawa pelan, sementara Renjun hanya memutar bola matanya malas.
"Donghyuck," suara sang papa yang memasuki telinganya segera membuat Donghyuck menoleh. Donghyuck mendapati kedua orangtuanya tengah mengamatinya beberapa langkah jauhnya dari dirinya dan dua sahabatnya sembari tersenyum tipis. "Sebentar lagi." ujar papanya sambil memberikan gestur jari telunjuk mengetuk-ngetuk jam tangan.
Donghyuck tersenyum dan mengangguk pada papanya. Dia kemudian kembali menghadap Jaemin dan Renjun, sengaja tidak mengatakan apapun dan hanya menatap dua pemuda itu sambil tersenyum penuh arti. Tanpa aba-aba tiba-tiba saja Jaemin dan Renjun memeluknya erat, membuat tubuh Donghyuck sedikit oleng—yang untungnya tidak sampai terjatuh.
Beberapa menit kemudian, setelah berpamitan dengan dua sahabatnya, Donghyuck sudah berdiri di depan pintu masuk. Tepat beberapa langkah di belakang kedua orangtuanya yang baru saja melewati pintu tersebut. Dia baru saja akan melangkahkan kaki ketika mendengar suara seseorang yang familiar memanggil namanya, membuatnya sontak menoleh dan berbalik badan. Dua maniknya membulat kala mendapati Siyeon sedang berlari kecil menuju ke arahnya.
"Donghyuck!" Gadis itu berhenti di hadapannya, napasnya terengah-engah. "Kenapa kamu gak bilang padaku kamu mau ke London?" tanyanya cepat setelah berhasil mengatur napasnya menjadi kembali normal. Kening Siyeon berkerut dan matanya menatap Donghyuck lekat-lekat, meminta jawaban, atau mungkin penjelasan.
"Kamu tau darimana?" Bukannya menjawab, Donghyuck justru balik melontarkan pertanyaan.
"Jeno," jawab Siyeon, "Dia baru ngasih tau aku pagi ini."
Donghyuck bergeming. Mendengar nama Jeno disebut, dia dapat merasakan hatinya kembali berdenyut pelan. Dia baru saja berhasil menyingkirkan Jeno dari pikirannya, dan Siyeon malah kembali mengingatkannya.
"Jangan bilang kalau kamu benar-benar pergi ke London karena ucapanku di kafe waktu itu."
Donghyuck terkekeh pelan, menggeleng. "Aku kan bilang padamu kalau aku memang selalu ingin pergi ke London," jawabnya, "Aku diterima di salah satu universitas disana."
Kening Siyeon masih berkerut, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Donghyuck. "Tapi keberadaanku juga bagian dari alasan kamu pergi ke London kan? Kamu mendengar ucapanku waktu itu, kamu putus sama Jeno karena aku—"
"Karena aku tau kalau aku sama dia gak akan bisa bersama." sela Donghyuck seraya menyunggingkan senyum. Dia memegang kedua sisi lengan Siyeon dengan lembut, "Kamu bukan alasan aku sama Jeno putus, Yeon," ujarnya, "bukan sama sekali."
Siyeon terdiam, begitu juga Donghyuck. Mereka hanya saling bertukar pandang penuh arti, hingga tiba-tiba Siyeon menerjang tubuh Donghyuck. Memeluknya erat-erat.
Donghyuck yang tadi sempat terkejut pada akhirnya hanya terkekeh pelan dan membalas pelukan Siyeon.
"Maafkan aku, Hyuck," ujar Siyeon lirih.
"Kamu gak perlu minta maaf, Yeon," Donghyuck mengelus punggung Siyeon, "bukan salahmu juga benangku dan Jeno gak tersambung."
Donghyuck adalah yang pertama melepas pelukan mereka karena suara papanya yang sekali lagi dalam beberapa menit terakhir kembali memintanya bergegas. Donghyuck menatap Siyeon yang matanya mulai terlihat berkaca-kaca dan menggenggam kedua tangan gadis itu.
Donghyuck menyunggingkan senyum tulus, "Jaga Jeno untukku ya?"
Siyeon terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan.
"Jaga dirimu, Yeon," tambah Donghyuck, "Aku akan merindukanmu."
Dan setelahnya, Donghyuck melambaikan tangannya sekali lagi pada Jaemin dan Renjun sebelum kemudian berjalan mengikuti langkah orangtuanya.
Kurang dari satu jam lagi, Donghyuck akan meninggalkan tanah yang sudah dia tinggali selama dua puluh satu tahun lamanya. Kurang dari satu jam lagi, dia akan meninggalkan teman-temannya, sahabat-sahabatnya. Dan kurang dari satu jam lagi, dia akan pergi dari sini, memulai hidup baru bersama kedua orangtuanya di London.
Memulai semuanya tanpa Jeno.
hehhehe :"")
KAMU SEDANG MEMBACA
hereafter; nohyuck✔
FanficDonghyuck tahu kalau Jeno akan menjadi soulmate-nya. Donghyuck tahu, dan dia bisa merasakannya. Tapi bagaimana jika benang merah takdir mengatakan hal yang sebaliknya? [yaoi | soulmate!au | semi-baku]