Chapter 2

475 15 0
                                    

Chapter 2

Freddy dan Flora tidak langsung pulang setelah mengantar Cherry ke dojo. Bahkan Freddy membatalkan acara jalannya dengan Flora karena Cherry tidak jadi ikut. Bukannya Flora acuh, dia sebenarnya tau kedua orang yang ia sayangi itu saling suka. Namun ia beranggapan biarlah mereka saling suka, jika memang mereka meminta bantuannya maka Flora pasti langsung membantu percintaan mereka.

Sejak Flora tahu kalau Cherry dan Bang Freddy saling suka, kadang dia gemas sendiri melihat kelakuan kedua orang itu. Saling curi pandang, tapi mereka tidak mau jujur. Yaudah la yaaaa si Abang kan udahgede udah pernah pacaran pula, biar si Abang berusaha sendiri, gue harap si Abang bisa ngehapus luka masa lalu si Cherry,batin Flora.

“Lucu yah si Cherry, ngajarin anak SD. Sabar banget gitu yah, padahal abang denger dari cerita alumni yang sekarang sekampus sama abang tuh si Cherry katanya preman sekolahan. Emang beneran yah de? Abang ga percaya ah” Freddy mengusap dagunya.

“Mmm tau dah bang, kenapa abang ga tanya langsung ajah sama dianya? Sekalian PDKT gitu” ucap Flora polos.

Freddy langsung tersentak, kaget dengan perkataan adiknya yang tepat sasaran. “Ko kamu ngomongnya gitu de, kesambet apa kamu pake nyuruh abang PDKT sama dia? Hahaha..”

“Ha? Gatau deh bang, emang aku salah ngomong yah?”

Diiih si Abang mah masiih ajah ngelak, udah jelas juga. Nenek-nenek pergi clubing ajah tau kali. Flora hanya bisa menggerutu dalam hati dan mengerucutkan bibirnya.

“Kamu tuh ya de, ada-ada ajah deh” ujar Freddy sambil mengusap pelan kepala Flora.

Setelah selesai melatih, Cherry langsung membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia pun menghampiri Freddy dan Flora yang duduk di bangku penonton di dojo. Sebetulnya tadi dia sudah menolak secara halus keinginan Freddy dan Flora untuk menunggu dia, namun Freddy berkeras untuk menunggunya. Mumpung lagi senggang, begitu katanya. Cherry pun hanya bisa mengiyakan permintaan kakak sahabat kentalnya itu.

“Aduh maaf banget nih bang, gue jadi ga enak sampe ditungguin gitu. Pasti kalian bosen yah?” kata Cherry seraya mengusap tengkuknya.

“Engga kali ah, lagian dirumah terus juga mumet ya de, apalagi Mamih lagi ngundang temen-temen arisannya pasti berisik banget kan ibu-ibu”

“Iya yah. Hehehe..” Cherry hanya bisa tersenyum simpul.

“Yaudah yu kita pergi ajah. Udah selesai kan?” ajak Freddy sambil berjalan kearah parkiran.

Flora dan Cherry mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Freddy. Cherry langsung duduk di bangku belakang dan mencari posisi nyaman. Ia ingin merebahkan badannya yang pegal. Namun ia tidak ingin memperlihatkannya di hadapan Firza dan Flora.

Selama perjalanan sesekali Freddy mengajak Cherry untuk mengobrol, namun lebih banyak diam. Cherry pun sepertinya bingung memilah topik, mungkin karena capek ia lebih banyak diam. Daripada bingung, Cherry lebih memilih berkutat dengan gadgetnya. Ia mencari info tentang K-pop diam-diam.

Cherry memang penyuka K-pop, sama halnya dengan Flora. Hanya saja Cherry lebih banyak menyembunyikannya dari orang luar. Menurutnya itu tidak cocok dengan image-nya yang notabene juara 1 pentandingan karate tingkat provinsi. Masa iya jagoan karate suka sama K-pop, apa kata orang kalo denger and liat gue fangirling sama EXO, BTS, dll. Bisa diketawain gue. Begitu pikir Cherry.

Setelah memakan perjalanan 30 menit, akhirnya mobil Freddy memasuki satu mall yang terbesar di kotanya. Mereka kemudian memasuki cafe langganan Freddy dan memilih duduk di tempat favorit Freddy. Setelah memesan makanan dan minuman, Flora lalu pergi ke toilet dan meninggalkan Freddy dan Cherry.

Waiters datang dan menyajikan pesanan ketiganya. Freddy mempersilahkan Cherry untuk makan dan tidak menunggu adiknya.

“Oh iyah Cher, gue denger lo tuh sering di panggil preman sekolahan. Koq bisa sih? Padahal selama ini yang gue liat kan lo ga ada tampang preman deh. Selama ini lo manis-manis ajah deh.”

Pipi Cherry memerah mendengar kalimat terakhir Freddy. Cherry menyunggingkan senyum manisnya tanpa bisa ditahan. Flora yang baru kembali dari toilet hanya bisa mengerutkan kening melihat sahabatnya itu blushing. Flora heran apa yang membuat Cherry memerah seperti itu. Ia menyenggol Cherry pelan. Cherry menoleh ke arah Flora lalu kembali memandang Freddy.

“Haha mana gue tau bang, mungkin gara-gara insiden waktu MOS. Jadi dulu kan pernah ada temen cowo di kelompok gue, nah mungkin niat dia iseng. Dia tiba-tiba ngerangkul gue. Waktu itu gue gak sadar soalnya lagi ngobrol sama temen cewe gue. Namanya kan gue refleks, gue banting dia kesamping. Ternyata tangannya terkilir gitu, langsung ajah di bawa ke UKS. Gue kan gak sengaja, ya udah gue minta maaf. Eh tapi mungkin dia trauma yah takut gue banting lagi. Alhasil gue di jauhin. Nah abis itu muncul deh gosip-gosip katanya gue berantem lah sama temen cowo gue itu. Tapi gue pake ilmu karate gue. Yah gue iyahin aja deh apa kata orang. Habis gue mau ngeklarifikasi juga males, satu sekolah udah tau cerita yang salah, jadinya gue pasrah aja.”

Cherry menunduk tapi kemudian tersenyum ke arah Freddy.

Flora pun ikut menimpali, “Ya lagian ada untungnya bang, jadinya kalo di kantin aku ga perlu ngantri. Kan ada si Cherry, aku suruh ajah dia yang pesenin makan. Otomatis kan adik kelas sama temen seangkatan kita pada minggir. Jadinya perut kita udah kenyang meskipun waktu istirahat masih panjang.”

Flora terkekeh menceritakan bagaimana sikap teman-temannya terhadap ia dan Cherry. Freddy hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar cerita adiknya itu. Sementara Cherry nyengir gak jelas.

Mereka melanjutkan acara makannya. Hari yang menyenangkan buat Cherry. Selain di sudah memborong karamel untuk memenuhi stoknya, ia juga merasa kesenangannya bertambah dengan ajakan jalan dari Freddy. Hatinya menghangat dengan semua yang terjadi hari ini terlepas dari ulah Firza yang mengacaukan moodnya selama di sekolah.

*          *          *

Keesokan harinya Cherry membuka harinya dengan senyuman yang tercetak di wajahnya. Bundanya hanya tersenyum melihat Cherry yang terlihat happy pagi ini. Selama sarapan pun Cherry tak henti-hentinya tersenyum, seakan tertular dengan ulah Cherry maka kedua orang tuanya juga ikut tersenyum. Memang jika moodnya sedang bagus, Cherry selalu menjadi Happy Virus untuk keluarganya. Apalagi ia merupakan anak semata wayang di keluarganya. Sehingga kedua orang tuanya mengusahakan yang terbaik untuk putri kesayangannya.

“Yah, Bun, Cherry berangkat sekolah dulu yaah..” Cherry mencium tangan dan kedua pipi Ayah dan Bundanya.

Assalamu ‘alaikum” Cherry lalu berlari ke depan rumahnya dan mengendarai motor matic kesayangannya.

Sesekali Cherry memakai kendaraan kesekolah, jika dia ada pelajaran olahraga saja. Meskipun fisiknya cukup kuat, tapi Cherry hanya ingin meminimalisir pengeluaran tenaganya. Mengingat jadwal melatih karatenya hanya berselang sehari.

Suasana pagi di SMA Harapan Bangsa masih lengang mengingat jam masih menunjukkan pukul 06.20 dan baru terlihat beberapa siswa lalu-lalang. Cherry memarkirkan motornya di parkiran utara yang lebih dekat ke kelasnya. Cherry duduk di bangkunya, lalu memutar musik di Ipod. Ia memejamkan mata sambil mendengarkan musik di playlistnya.

Cherry merasa bosan diam dikelasnya, ia hanya seorang diri disana. Akhirnya dia memutuskan duduk di bangku depan kelasnya. Dia menunggu Flora datang, sambil memnggumamkan lagu yang didengarnya.

Dari arah yang berlawanan, Firza memasuki halaman sekolah. Matanya melihat ke sekitar sekolahnya, lalu dia melihat Cherry yang sedang memejamkan mata sambil tersenyum. Kaki Cherry mengetuk-ngetuk sesuai irama lagu yang didengarnya. Firza menyunggingkan senyum, atau lebih tepatnya menyeringai. Sebersit ide muncul untuk menarik perhatian Cherry.

*        *        *

Haloo readers ini chapter barunya. Maaf yah kalo geje, maklum idenya timbul tenggelam nih. Maaf juga kalo banyak typo. Di comment aja biar nanti saya perbaiki. Hehehe. Mohon vomentnya buat chap selanjutnya. Annyeong~~ *tebar bunga*

29-1--2014

Caramel Milk Tea (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang