Chapter 6

399 11 0
                                    

“Hei, lo gak papa?” tanya Firza sambil menyunggingkan senyumnya.

Cherry hanya bisa terdiam dan tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun. Kesadarannya kembali ketika ia menyadari tubuhnya di guncangkan lembut oleh Firza.

“Emm gue ga papa..” seraya menepis tangan Firza yang memegangi lengan atasnya.

Keringat dingin kemudian mengucuri pelipis Cherry. Dia kemudian berdiri dan mengambil sepedanya yang terjatuh. Ketika Cherry memutuskan untuk melangkah ia merasakan sakit yang teramat pedih di lututnya. Ia pun meringis menahan perih.

“Aaawwww..” Cherry melihat lututnya berdarah akibat menggesek ke batuan yang ada di taman saat terjatuh tadi.

Firza mengalihkan pandangan, kembali memperhatikan Cherry. Ia kemudian memarkirkan sepedanya di sebelah bangku taman sambil memapah Cherry duduk. Firza merogoh tas pinggangnya mencari plester dan antiseptik yang selalu ia bawa. Sambil berlutut Firza membersihkan luka Cherry.

“Lo lo mau ngapain heh??” ujar Cherry gelagapan.

“Sssh, bentar ajah ko. Lo diem ajah”

Perlahan Firza meneteskan cairan antiseptik ke area luka Cherry sambil meniup-niup pelan luka di lutut Cherry. Lalu merekatkan plester diatas lukanya.

Done, cepet kan?” ujar Firza sambil mengangkat wajahnya.

Cherry langsung bangkit duduk dan mengayuh sepedanya meninggalkan Firza yang menatap punggungnya dari belakang. Kenapa gue malah diem aja diginiin sama si Preman. Udah di bantuin juga. Aneh!! Batin Firza.

Firza kemudian melanjutkan acara jogging yang terganggu akibat kehadiran Cherry yang mengalihkan perhatiannya dari tadi. Lalu memutar kembali lagu di I-Pod kesayangannya. Tanpa sadar dia menyunggingkan senyum mengingat kejadian tadi. Dia menyadari sedari tadi Cherry tidak menolak selama ia mengobati lukanya. Ia malah cenderung menuruti apa yang dilakukan Firza.

*               *               *

Cherry duduk di bangku teras belakang rumahnya sambil menyesap hot caramel tea yang di buatkan oleh Bi Ida. Bundanya memang selalu menyetok persediaan caramel di rumah dan villanya. Kalau Cherry sedang badmood biasanya menghabiskan berbagai macam makana atau minuman berbahan caramel. Beruntungnya Cherry tidak pernah mengalami masalah dengan giginya.

Sambil memainkan gadgetnya Cherry memutar musik K-Pop. Tak sengaja dia memperhatikan luka di lututnya yang sudah di tempeli plester. Dadanya begemuruh kencang. Saat Firza membersihkan lukanya dia hanya diam. Bukan apa-apa, hanya saja tiba-tiba dia teringat kepada Ryo. Tapi saat Firza mengangkat kepalanya, Cherry kemudian tersadar.

Hembusan angin yang sepoi-sepoi membuat Cherry mengantuk. Pelupuk matanya seakan bertambah berat. Lalu dalam hitungan menit, Cherry sudah terlelap kedalam mimpinya.

*               *               *

Caramel Milk Tea (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang