Chapter 3

366 15 0
                                    

Cherry melangkahkan kakinya ke arah toilet terdekat. Ia membereskan penampilanya. Merapikan kuncir kudanya dan seragamnya. Untuk ukuran cewe tomboy (kata orang) Cherry memang cantik. Memang ia tidak pernah memakai make up yang terlalu berlebihan cukup pelembab dan lip gloss tipis dengan warna natural.

Setelah dirasanya rapi, ia melangkahkan kakinya keluar toilet. Namun sebelum ia keluar toilet, tenyata ada tangan yang menahannya keluar toilet. Ia melirik ke arah si pemilik tangan itu.

Firza kemudian menyunggingkan senyum andalannya yang bikin cewe-cewe klepek-klepek. Tapi Cherry tentunya tidak mempan di berikan senyuman itu. Dia tidaklah sama dengan teman-temannya yang kecentilan. Ia hanya memandang datar ke arah Firza.

"Minggir.." ucap Cherry dingin

Yang ditegur malah diam. Justru malah memandang lekat kearah Cherry.

"Lo gak denger? Gue bilang minggir!" Cherry meninggikan suaranya dan memandang garang kearah Firza.

Firza menaikkan alis kanannya. "Gak mau"

Cherry mendorong tangan Firza yang menghalanginya. Namun dengan langkah cepat, Firza menyamai langkah Cherry. Firza menarik tangan Cherry lalu mendekatkan tubuhnya kearah Cherry. Ia mengurung Cherry diantara kedua tangannya dan mandangi Cherry.

Keringat dingin bermunculan di tengkuk Cherry. Bulir-bulir keringat mengucur di dahinya. Tapi Firza tidak menyadari wajah Cherry yang berubah pucat. Ia malah makin menundukkan kepalanya mendekati Cherry.

Semakin mendekat, Cherry merasa badannya semakin melemas. Kakinya seakan tidak mempunyai kekuatan lagi untuk menopang beban tubuh kecil Cherry. Cherry pun jatuh  terduduk, air mata mengalir dari kedua pelupuk matanya. Ia terisak pelan, Firza kaget bukan main. Tadi Firza hanya berpikir untuk mengerjai Cherry dan menarik perhatiannya. Namun yang terjadi malah diluar dugaan.

Firza mengguncangkan bahu Cherry pelan.

"Eh eh lo knpa mewek?? Waduuh gaswat.."

Firza kelimpungan menenangkan Cherry. Dia mondar-mandir di sekitar lorong kamar mandi.

Perlahan tangis Cherry mereda, tapi justru Cherry pingsan. Firza melongo. Shock bukan main. Lalu Firza bergegas menggendong Cherry ke UKS. Setelah meminta izin untuk Cherry, Firza melangkahkan kakinya ke ruabg piket dan menyerahkan surat izin untuknya dan Cherry.

Firza kemudian kembali ke UKS dan menunggui Cherry di ruang duduk untuk petugas.

Padahal kan gue cuman mau ngerjain dia tapi kenapa responnya separah ini? Oh God, gue harus gimana sama ni anak?? Batin Firza sambil memandangi Cherry di tempat tidur.

Untuk menghilangkan kebosanan, Firza lantas mengeluarkan smartphone miliknya dan memutar lagu untuk kompetisinya nanti. Ia mengingat gerakan yang kemarin ia rangkai. Perlahan badannya meliuk mengikuti irama lagu.

*          *          *

Cherry terbangun, lalu kemudian duduk dan terdiam. Dia mengingat hal yang terjadi sebelum ia pingsan. Pikirannya terusik dengan bunyi ketukan sepatu. Dia melihat kearah sumber suara bising itu. Disitulah Firza sedang menari. Lalu ia melihat ke arah Bu Pur, petugas UKS itu sedang menggeleng-gelengkan kepala jengkel karena ulah Firza.

Cherry memicingkan matanya melihat kearah Firza. Sumber masalahnya pagi ini. Kemudian gadis itu melihat kearah jam tangannya, jam 9 tepat. Cherry membulatkan matanya. Ia sudah telat untuk masuk ke kelas. Ia bangkit dan melangkah ke dekat pintu.

Firza melihat Cherry akan melangkah keluar. Ia lalu melepas headsetnya.

"Lo mau kemana?" kata Firza sambil mendekati Cherry.

Cherry menoleh kearah Firza, ia memandang tajam kearah Firza.

"Jangan ngedeket!!" bentak gadis itu dengan suara bergetar.

Cherry mundur beberapa langkah lalu kemudian menggertakkan giginya.

"Gak usah ganggu gue lagi! Dan lo pergi jauh-jauh dari gue" ujarnya sambil keluar dari UKS.

Firza memandang punggung Cherry menjauh. Dia menghela nafas lalu kemudian pamit kepada Bu Pur untuk masuk kelas. Firza mengikuti Cherry dari jauh, setelah memastikan gadis itu masuk ke kelasnya kemudian Firza berbelok ke kelasnya.

*          *          *

Firza POV

Gue ga bisa fokus denger apa yang lagi di bahas sama guru depan gue ini. Gue tau Bu Wulan emang paling pelit sama nilai. Beliau pingin anak didiknya ga cuman pintar tapi mengerti apa yang dia sampaikan.

Tapi gue bisa apa. Dari tadi gue merhatiin pelajaran Fisika ini tapi gak ada satupun yang masuk. Pikiran gue masih di kuasain sama si Cherry. Si Preman itu kenapa sih, padahal kan gue cuma mau ngerjain doang.  Eh dianya malah pingsan.

Bingung gue, selama ini cewe-cewe yang gue deketin malah seneng-seneng aja. Tapi cuman sama si Preman itu tuh gue sampe panik jadinya. Bahkan gue bikin dia nangis.

Gue cuman nyoret-nyoret buku catatan gue yang tanpa sadar udah gue tulis selusin. Man, seorang Firza nulis nama cewe yang bukan siapa-siapanya sampe satu lusin. Gue ulangin SATU LUSIN.

Gue buru-buru ngerobek halaman buku itu. Tiba-tiba si Kevin nyenggol tangan gue. Gue ngelirik dia.

"Nape bos? Ada problem??"

Gue cuman bisa ngeringis aja terus membolak-balik buku paket gue. Gue gak mau ketauan kalo gue nulisin nama si Cherry. Ogah gue jadi bahan bulan-bulanan sohib gue.

Gue jadi kepikiran lagi si Cherry kan. Aaaah tolil gue kan dari tadi mikirin tuh bocah mulu. Mikirin gimana mukanya dia waktu gue deketin pas dia udah siuman. Ekspresi takut dia bikin gue penasaran. Ada apa sih sama dia sebenernya? Apa gue udah ngelakuin kesalahan??

*          *          *

Hello hello readers maaf baru sempet update yaah.. Hehe~ Saya lagi sibuk kuliah makanya saya putuskan slow update. Tapi kalo ada ide langsung saya luncurkan ke wattpad koo. Di chapter ini saya baru belajar bikin POV Firza. Semoga kalian suka yah. Ditunggu kritik dan sarannya. Terutama voment.. Hihihi, buat silent readers, ayo dong jangan malu-malu ngasih komen, baik itu kritik ato saran. Soalnya saya masih belajar koo~ Makasih yang masih baca story saya ini.

X.O.X.O
08-11-2014

Caramel Milk Tea (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang