Pagi itu Firza memutuskan untuk mendatangi Cherry ke kelasnya dan menanyakan keadaannya setelah kejadian kemari. Semalaman dia tidak bisa tidur karena bingung memikirkan bagaimana cara meminta maaf atas kejahilannya kemarin. Setelah berpikir semalaman dia memutuskan untuk menemui Cherry menyingkirkan harga dirinya.
Firza menunggu Cherry di depan kelasnya. Banyak mata tertuju pada Firza, melihat keanehan yang terjadi disana. Murid-murid lainnya heran. Karena Firza malah nongkrong di depan kelas orang lain, musuhnya, cewek yang selalu dia jahili. Mereka berbisik-bisik melihat pemandangan langka ini. Karena mereka tidak melihat kejadian Firza menggendong Cherry yang pingsan akibat ulahnya.
Berpuluh-puluh dengusan keluar dari mulut Firza, sudah seperti banteng yang akan di tandingkan saja rasanya. Sejujurnya Firza sudah bosan menunggu Cherry namun karena keteguhan hatinya untuk meminta maaf pada Cherry ia memutuskan untuk menunggu hingga bel berbunyi. Tanpa mempedulikan PR matematikanya yang belum dikerjakan, toh ia sudah sering di hukum oleh pak Yovie. Biarlah karena reputasinya di mata guru-guru pun sudah sangat tercoreng, dan bukan kali pertama ia tak mengerjakan tugas yang diberikan gurunya.
Firza melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Lima menit lagi bel pasti berbunyi. Lama kelamaan Firza kesal, ia mengetuk-ngetukkan kakinya di depan kelas Cherry. Dan bel berbunyi namun Cherry tak menampakkan batang hidungnya. Whatever lah gue udah nungguin buat minta maaf kalo toh dia gak mau yaudah gue ga maksa. Mending gue balik ke kelas ajah! Batin Firza.
Kemudian Firza melangkahkan kakinya ke kelasnya. Dia tidak akan membolos untuk hari ini mengingat ancaman dari pak Yovie jika ia tidak hadir lagi di mata pelajarannya maka ia akan mendapat nilai E di rapor. Ia tidak menginginkan hal itu terjadi. Karena jika hal itu terjadi maka fasilitas dari ayah dan ibu tirinya akan di cabut.
* * *
Cherry menggeliat di atas kasurnya. Ia sengaja bangun siang dan ijin tidak masuk hari ini dengan alasan sakit. Padahal dia hanya ingin beristirahat dan refreshing sejenak. Cherry sudah memutuskan untuk pergi ke puncak. Berhubung hari ini hari sabtu jadi ia bisa berlibur agak lebih lama disana. Cherry meminta izin kepada bundanya untuk bermeditasi di villa keluarganya di Puncak. Kemarin malam Bundanya mengizinkan dan sudah mempacking bawaannya di tas.
Cherry memanaskan jazz merahnya dan memasukan barang bawaannya. Setelah dirasakan cukup kemudian dia berpamitan kepada bundanya.
"Ayah, Bunda, Cherry pergi dulu yah. Assalamu 'alaikum" pamit Cherry sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Iya sayang, hati-hati. Bunda udah titip ke Bi Ida buat nyiapin keperluan kamu disana."
"Makasi bun.."
Cherry pun meluncurkan mobilnya ke jalanan sambil mendengarkan lagu kesukaannya sekarang. JooyoungXHyorin - Erase..
* * *
Sepulang sekolah Firza kemudian bertemu dengan tim dancenya di studio latihan. Kemudian dia mengumpulkan timnya untuk berlatih demi kompetisi besok di Bogor.
(Backsound : EXO - Overdose)
Firza memantapkan tiap gerakan dancenya, menambah power di setiap detilnya. Bukan hal yang baru bagi tim dancenya jika Firza nampak lebih serius di gladi resiknya hari ini. Firza memang sangat serius jika dalam GR ini, karena ambisinya sangat kuat dalam hal dance.
Keringat mengalir di kedua pelipisnya, baju yang ia kenakan pun sudah basah karena keringatnya. Lantas Firza meneguk minuman isotonik yang diberikan oleh Kevin, Harri dan Ilham. Meskipun mereka bukan anggota tim dance namun mereka selalu mengikuti Firza jika akan GR atau akan ada kompetisi dimanapun.
"Nih bos handuk buat lo.." kata Kevin sambil melemparkan handuk dan langsung ditangkap oleh bosnya itu.
"Thank you bro" kata Firza tersenyum dan menampilkan lesung pipinya.
Firza kemudian bergegas ke toilet untuk mandi dan berganti baju. Dia dan ketiga sahabatnya itu sudah merencanakan akan pergi ke Bogor malam ini juga. Agar mereka bisa beristirahat di rumah tantenya Ilham.
Setelah keempat cowok ganteng itu masuk ke dalam avanza biru metalik kepunyaan Kevin mereka langsung meluncur ke Bogor agar menghindari kemacetan di akhir pekan.
2 jam kemudian mereka sampai di rumah tante Ilham di daerah Puncak. Tantenya mempersilahkan para teman Ilham untuk menyimpan barang-barangnya di kamar yang sudah disiapkan. Setelah itu mereka diajak ke taman belakang rumah untuk mengadakan barbeque party yang sudah disipkan tantenya tadi siang.
"Bos, lo kalo cape duduk ajah gih sono di gazebo. Ntar gue anterin makanannya kesono." Ujar Harri.
Firza hanya manggut-manggut lalu menyelonjorkan kakinya di gazebo. Badannya terlalu lelah karena GR tadi siang. Ia terlalu bersemangat atau entah dia marah karena seharian tadi dia tidak menemukan Cherry di sekolahan meskipun sudah berkeliling.
Padahal dia hanya ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, itu saja. Mungkin Tuhan belum mengizinkan. Dia kemudian bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar. Melihat temannya pergi ke kamar Kevin hanya bisa geleng-geleng kepala. Kemudian mengikuti Firza tak lama kemudian.
Terlihat Firza selesai sembahayang, dan sedang berdoa. Yah Kevin tahu jika Firza memang sedang ada masalah, meskipun Firza tersenyum tapi matanya berkata lain. Dan jika ia sedang bersedih atau banyak pikiran dia akan sembahyang dan bercerita kepada almarhumah maminya. Kevin kemudian menghela napas dan melangkah ke taman belakang.
"Mi, Firza kangen mami, mami tau Firza udah bikin kesalahan sama seorang cewek mi. Firza bikin cewe itu pingsan gara-gara Firza jahilin. Mami pasti gak suka yah kalo Firza bertindak kayak gitu? Firza sebenernya iseng aja mih, mau narik perhatian cewe tomboy itu. Firza gak ngerti mi salah Firza dimana. Dan Firza bingung sekarang harus kayak gimana. Waktu Firza mau minta maaf, eh malah cewek itu gak masuk sekolah. Mi, Firza kangen cerita sama mami, tidur di pangkuan mami. Firza pingin ketemu mami" ujar Firza diikuti tetesan air matanya.
* * *
Keesokan paginya Cherry memutuskan untuk bersepeda. Udara Bogor yang menenangkan memang selalu berhasil mengalihkan pikiran Cherry yang semerawut dengan rutinitasnya terlebih dengan ulah Firza. Dia ingin sekali menyingkirkan Firza dari hidupnya. Tapi untuk apa, Firza berbeda dengan Ryo kekasihnya, cinta pertamanya yang tak bisa ia lupakan sampai kapanpun.
Kayuhan sepeda Cherry semakin kencang. Dia mengayuhkan sepedanya ke arah taman dekat villa keluarganya. Kemudian Cherry memutari trek sepeda di taman tersebut. Namun karena keseimbangan sepedanya oleng, ia lantas terjatuh di dekat semak-semak.
Tak lama terulur tangan kearahnya.
"Kamu gak papa?" tanya penolongnya.
Suara itu.. batin Cherry. Dia kemudian mendongakkan kepalanya dan meraih tangan penolongnya. Namun ketika ia melihat wajah penolongnya, wajah Cherry kemudian berubah pucat pasi.
"Elo??"
* * *
Annyeong Haseyo ^^ hallo semuanya..
Akhirnya saya putuskan buat update lagi soalnya tiba-tiba ada ide.. Hehe maafkan kalo gak jelas dan alurnya makin gak paham d bawa k arah mana.. dan maaf juga kalo pendek.. Sankyu yg udah mau baca.. Voment dong readers *kayak ada yang baca ajah -,-
See you in next chap J
02-12-14
![](https://img.wattpad.com/cover/25314605-288-k572182.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel Milk Tea (ON HOLD)
أدب المراهقينGue ga suka sama cowo, terutama yang suka cari perhatian. Apalagi cowo trouble maker tengil macem si Firza itu. Rasanya pengen gue tendang pake jurus karate gue. -Cherry Althaf Hadian- Dasar cewe aneh, katanya tomboy tapi ternyata lo suka caramel mi...