13 1 0
                                    

·

keesokan pagi di hari minggu yang kala itu sangatlah dingin, rosena memilih untuk bermain bola ping-pong dengan teman tiongkoknya yang memang jadwal rutin mereka yaitu berolahraga.

rosena memang tak terlalu ahli dalam memukul bola ping-pong yang begitu kecil itu. akan tetapi dengan jaket tebalnya, pada dinginnya musim dingin di guilin ini cukup membuatnya berkeringat dan merasakan hangat.

tak jarang ia bersama teman tiongkoknya, zhou yiyang, tertawa terbahak entah itu karena bola mereka yang meleset dari pukulan, atau pun gaya mereka saat memukul bola layaknya seorang ahli.

"chunhua, aku akan memperkenalkanmu kepada temanku, he's a good ping-pong's player. ya tuhan, kenapa kita sangat tidak jago sekali dalam permainan bola ping-pong ini"

mereka berdua tertawa bersama mendengar perkataan zhou yiyang.

"baiklah, kau ajak saja dia bermain bersama kita yang tidak jago ini. apa dia di kampus ini?"

"ya sebenarnya saat ini dia berada disini, itu dia dibelakangmu memakai jaket putih dan merah itu"

rosena menoleh kebelakang tepat saat sebuah bola ping-pong mengarah kearahnya. seperti yang kalian tebak, bola ping-pong tersebut mengenai hidung rosena dan membuat sang pemilik hidung meringis kesakitan.

bukannya rosena terlalu berlebihan, akan tetapi lihatlah gaya akhir sang pemukul bola ping-pong tersebut yang sepertinya memukul bolanya keras-keras. saat ini ia terbelalak terkejut begitu bola tersebut mengenai hidung seorang mahasiswi internasional.

yiyang yang saat itu melihatnya sontak menutupi mulutnya yang terkejut, tak lama kemudian ia tertawa keras begitu melihat sang pemukul bola terlihat panik dan bingung menghampiri rosena yang sedang memegang hidungnya.

"apa kau tidak apa-apa? ah, apa yang aku tanyakan tentu saja kau kenapa-napa. maaf, aku tidak sengaja. zhou yiyang, apa dia temanmu?"

yiyang yang merasa namanya dipanggil itupun segera menghampiri mereka, masih dengan tawa yang lama kelamaan menghilang. ya, sang pemukul adalah seseorang yang baru saja mereka bicarakan beberapa detik sebelum insiden itu terjadi. 

"huang chenyi, untuk kedua kalinya dengan kekuatan penuhmu dalam memukul bola ping-pong telah mencelakakan seseorang"

"tapi, aku sungguh tidak sengaja melakukannya. aku sungguh minta maaf"

rosena memegang hidungnya sembari mengibas-ngibaskan pelan tangannya tanda ia tidak apa-apa.

"aku tidak apa-apa, sakitnya hanya sedikit"

"oh, ada darah. yiyang, hidung temanmu berdarah, astaga! menunduklah keluarkan semua darah dalam hidungmu"

begitu mendengar perkataan pria yang sedari tadi diam memperhatikan mereka berdua, yang tadinya ia menjadi lawan main pria bernama huang chenyi tersebut yiyang segera melihat hidung rosena. dan benar, darah mengalir dari hidung rosena yang membuat yiyang membelalakkan matanya terkejut.

memang rosena tadi sedikit heran dengan bau amis yang menyengat hidungnya. ternyata dugaannya benar, hidungnya mengeluarkan darah. untung saja sekarang adalah musim dingin, jadi dengan cepat darah itu akan kering. dengan segera rosena menundukkan kepalanya agar darah tersebut cepat keluar.

"astaga chunhua!"

yiyang membantu rosena untuk mengurut pelan hidung rosena agar darah yang keluar dari hidung rosena cepat keluar. pria bernama huang chenyi itu dengan segera mengeluarkan sapu tangan yang berada di saku jaketnya.

"ini ambilah, setelah selesai, seka sisa darah itu dengan sapu tangan ini"

rosena melirik sedikit sapu tangan berwarna hitam dengan inisial h.c.y di pojok tersebut. ia pun mengangguk pelan sembari menerima sapu tangan tersebut. setelah dikira darah tersebut sudah tidak lagi mengalir, rosena menyeka sisa darah yang sudah mengering pada sekitar hidungnya menggunakan sapu tangan pria tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remember to ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang