Pagi itu, Saliqah berdiri di depan cermin, merapikan jilbabnya yang berwarna biru langit. Ia menghembuskan napas panjang, menenangkan diri sebelum hari pentingnya dimulai. Hari ini adalah hari pertamanya sebagai asisten laboratorium di semester ini, dan ia tidak ingin mengecewakan siapapun, terutama dirinya sendiri.
Saliqah meraih tas ranselnya yang berisi jas lab bersih dan beberapa buku catatan. Ia mengecek sekali lagi untuk memastikan semua yang ia butuhkan sudah terbawa. Setelah yakin, ia melangkah keluar dari apartemen mahasiswanya yang nyaman, bersiap menghadapi tantangan hari ini.
Kampus Universitas Heidelberg menyambut Saliqah dengan keindahan klasiknya. Bangunan-bangunan berarsitektur Baroque dan Renaissance berdiri anggun di sepanjang jalan berbatu. Mahasiswa dari berbagai penjuru dunia berlalu-lalang, menciptakan atmosfer internasional yang khas.
Saliqah berjalan menyusuri Hauptstrasse, jalan utama kota tua Heidelberg yang terkenal. Di kejauhan, ia bisa melihat Schloss Heidelberg, kastil megah yang menjadi ikon kota ini, berdiri kokoh di atas bukit. Sungai Neckar yang ada di bawahnya, membelah kota menjadi dua bagian yang dihubungkan oleh Alte Brücke, jembatan tua yang indah.
Laboratorium Kimia Murni Universitas Heidelberg adalah salah satu yang terbaik di Eropa. Ketika Saliqah memasuki ruangan, ia disambut oleh aroma khas bahan kimia yang bercampur dengan udara dingin dari sistem ventilasi. Ruangan itu dipenuhi dengan peralatan canggih: spektrometer massa, kromatografi gas, dan berbagai instrumen analisis lainnya.
Meja-meja kerja tertata rapi, masing-masing dilengkapi dengan lemari asam untuk eksperimen yang memerlukan penanganan khusus. Di sudut ruangan, rak-rak kaca berisi berbagai macam bahan kimia, mulai dari yang paling umum hingga yang langka, tertata rapi dan diberi label dengan teliti.
Saliqah mengenakan jas labnya dan memeriksa kesiapan alat dan bahan untuk praktikum hari ini. Tema praktikum kali ini adalah formulasi kosmetik, sebuah aplikasi menarik dari ilmu kimia yang sering menarik minat mahasiswa.
Tak lama kemudian, mahasiswa tingkat dua mulai berdatangan. Mereka tampak antusias, meski ada sedikit kegugupan di wajah mereka. Saliqah tersenyum, teringat akan dirinya sendiri dua tahun lalu.
"Guten Morgen zusammen," sapa Saliqah dengan ramah.
(Selamat pagi semuanya)
"Heute werden wir die Grundlagen der Kosmetikformulierung lernen. Wir werden eine einfache Feuchtigkeitscreme herstellen, basierend auf den Prinzipien der Emulsion." lanjutnya menjelaskan.
(Hari ini kita akan belajar tentang dasar-dasar formulasi kosmetik. Kita akan membuat krim pelembab sederhana menggunakan prinsip-prinsip emulsi)
Ia mulai menjelaskan prosedur praktikum, mendemonstrasikan cara menggunakan alat-alat dengan benar dan aman. Para mahasiswa mendengarkan dengan seksama, sesekali mengajukan pertanyaan yang dijawab Saliqah dengan sabar.
Ruangan lab pun mulai riuh dengan suara peralatan gelas yang berdenting dan diskusi antar mahasiswa. Aroma lembut essential oil mulai menguar, bercampur dengan bau khas bahan-bahan kimia lainnya. Saliqah berkeliling, mengawasi pekerjaan setiap kelompok, memberikan saran dan koreksi bila diperlukan.
Saat praktikum berlangsung, Saliqah merasakan kepuasan yang mendalam. Ia senang bisa membagikan pengetahuannya dan membantu adik-adik tingkatnya memahami konsep-konsep penting dalam kimia kosmetik. Melihat wajah-wajah cerah mahasiswa ketika berhasil membuat formulasi mereka sendiri mengingatkan Saliqah akan alasan ia memilih untuk menjadi asisten laboratorium.
Waktu berlalu dengan cepat. Sebelum Saliqah menyadarinya, praktikum telah usai. Para mahasiswa mulai membereskan meja kerja mereka, mencuci peralatan, dan menyimpan sampel hasil praktikum mereka untuk dianalisis lebih lanjut minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Dua Hati
FanfictionAisha Hagya Saliqah, seorang gadis Muslimah dan Rajastah Abraham, seorang Kristiani pencari kebenaran, tak pernah menyangka bahwa takdir akan mempertemukan mereka di sebuah kampus di Jerman. Di balik perbedaan keyakinan, diskusi mendalam tentang ag...