Konflik ku

39 11 6
                                    

-Konflik ku tidak pernah usai-
"Setelah Kai, aku juga mendapat yang lebih parah:)"
.
.
.
Rumah Taara
Rumahnya berada diperumaah yang cukup elite menurutku. Ukuran sedang namun terkesan bagus, hanya ada beberapa rumah disini. Mungkin yang tergolong mahal, atau tanah yang kecil..
Sepi, sunyi, sejuk, damai..
Tenang rasanya...
Tunggu, Sepi?!
"Kemana orang tuamu? Kok rumahnya kayak kosong ya?"
Kataku menunggu cowok itu membuka pagar-_ lama sekali
"Hei bisa tolong bukain?"
Katanya menyerah dan memberikan kunci gembok itu
"Sini-_"
Aku mengambilnya, membukanya dengan mudah
"Bagaimana caranya kamu masuk atau ngunci?"
Tanyaku yang masih mencoba membuka, sedikit lagi terbuka kok>~<
"Umm kalo ada satpam atau orang lain"
Katanya menggaruk pelipisnya dengan telunjuk
"-_-"
Aku menatapnya dengan penuh ke"MEH" an
"Sudah! Lalu kalo gak ada satpam atau orang yang lewat gimana? Mau naik kan tinggi"
Kataku membuka pagarnya
"Umm aku tidur disana"
Katanya menunjuk pos ronda
"Hah?!"
Aku teriak
"Berisik tau-_"
Komennya
"Sendiri?"
Tanyaku
"Ya, ayo masuk"
Dia menarik tanganku lagi, hangat^^
"Tunggu, pinjem ponselmu dong"
Kataku menahan langkah didepan pintu rumahnya, dia berhenti dan menatapku penuh pertanyaan
"Aku mau ngabarin nenek ku nanti dia nyariin"
Jawabku lagi..
Aku menghubungi nenek ku
Aku: nek
Nenek: kamu dimana Hara?(penuh khawatir)
Aku: kok rame banget nenek dimana?
Nenek: jalan raya, mencari kamu
Aku: aku aman kok nek, aku lagi dirumah temen kok sampe kakek tenang^^
Nenek: rumah Kai?
Aku: bukan Nek, Kai udah musuhin aku
Nenek: Lho kenapa? Terus kamu dirumah siapa?
Hara: gapapa nek, aku dirumah Taara
Nenek: cowok?!
Aku: Iya, tenang aja nek dia baik kok. Sudah dulu nek pulsanya mau abis dah nenek jangan khawatir ya^^
Tuuuuuttttt
Kututup teleponku agar tidak bicara banyak
"Pulsaku banyak tau!"
Taara mengambil ponselnya
.
.
.
"Eh kok sepi? Aku nanya ini tadi jawab dulu"
Kataku lagi
"Orang tuaku di Jakarta, aku cuman pindahan ke Bandung"
Taara membuka pintu dan masuk,
"Oohh"
Kataku yang belum loading dan ikut masuk, Taara menatapku terkikik
"Jadi kamu sendirian disini karena orang tuamu ada di..."
Aku tiba-tiba mematung
"APA?!"
Aku berteriak hendak keluar namun
BRAAKKKK
Pintunya tertutup dan disana ada cowok dengan tatapan nakal dan mesum>< ah tuhan tolong
"Nenek aku salah:''''D aku gabaik-baik aja"
Kataku mundur pelan-pelan
"Mau kemana?"
Katanya lagi
"Kamu jangan macem-macem"
Ancam ku
"Kenapa? Kita kan lagi berduaan jadi ya.."
Katanya melangkah pelan dan wajahnya semakin aneh
"Cowok brengsek>< aku gakmau diperkosa"
Aku memeluk tubuhku
"Perkosa ahh biar kamu jadi milik aku"
Katanya nakal
"Gakmaauuuu>3<"
Aku semakin takut, dia ganteng sih kalo aku gasekolah sudah pasti rela
.
.
Awokwokwokwok(Iklan)
*Ditimpuk reader!
"Sakit oy!!"
Miminya nyeletuk
*Woy mimin kok malah jadi gini?!>:(
*Sabar dong!>:(
Ngelus-ngelus kepala
*Min, kita nimpuk pipi bukan kepala-_
Reader
*Awokwokwok
.
.
.
"Hahaahah"
Dia tertawa keras tertawa menyebalkan
"Aku perkosanya nanti aja kalo kamu udah nikah sama aku"
Katanya
"Idihhhh siapa juga yang mau nikah sama kamu?!"
Kataku ketus
"Ohhh"
Katanya berjalan ke arahku lagi semakin dekat dan dekat
"Ihhhhhhh Taara!"
Aku menahanya yang ingin memeluku
"Ssttt tetap begini"
Dia berhasil memeluku
Nyaman>\\< eh Kai
"Taara jangan peluk aku gini, aku gaenak"
Kataku
"Kamu emang ga tepos tapi aku kan gaerat meluknya"
Katanya
"Ihhhh bukan itu dasar mesum! Aku gaenak sama Kai"
Aku berusaha melepaskanya, dia melepaskanku wajahnya jadi dingin
"Masih bahas dia"
Dia berjalan kearah lain dengan nadanya yang seperti baru ketemu
"Sebenci itu kah kamu?"
"Ya"
"Kenapa?"
Aku bertanya
"Dengar ya! Dia memaksaku mencintainya, itu membuatku semakin menjauhinya. Sudah kutolak dengan halus , harusnya mengerti. Cinta ga bisa dipaksain tau! Cinta datang karena tumbuhnya rasa, ibarat bunga musim dingin yang ditanam ditempat panas apakah akan tumbuh? Percayalah 1kali menetap aku tidak akan pergi, lebih baik mati seperti bunga musim dingin dari pada dipaksakan tumbuh ditempat yg bukan seharusnya!"
Katanya tegas, dan baru kali ini dia banyak bicara
"Hara aku mencintaimu, kalo kamu ga cinta aku. Jangan paksa aku cinta orang lain"
Katanya lagi yang membuatku ternganga.
.
.
Aku terdiam melihatnya, dia mengingatkanku tentang nya sepupuku. Yang keras kepala namanya Ricky orang yang paling dekat denganku. 11 tahun yang lalu...
Flashback
Dipinggir jalan aku dan Ricky bermain layang-layang..
Namun layangannya Ricky terjatuh dijalan
"Tunggu ya!"
Katanya yang hendak mengambil layangannya
"Ihh Ricky, nenek bilang jangan kejalan!"
Aku memarahinya
"Ihh gapapa cuman bentar"
Dia memperhatikan dan menengok kanan kiri
"Ricky jangan!"
Kataku lagi
"Ricky mainin layanganku aja!"
Aku melihatnya sudah menginjak aspal
"Ricky!!!!!!"
Dia ngga mendengarkanku
"Ricky mobil!"
Ricky melihatku dan melihat mobil putih yang sudah dekat dengannya dia mengambil layangannya dan berlari namun sayang, tubuhnya yang kecil tersenggol mobil itu, mobil yang melaju sangat cepat.
Ricky tersungkur dan kepalanya berdarah. Aku ketakutan setengah mati..
"Ricky!!!!!"
Aku berteriak menghampirinya dan memeluknya, noda darah kini mengotori tubuhku, seketika jalanan ramai, polisi berdatangan dan kakek nenekku, kakekku menarik ku dan menyingkirkan ku kasar dari Ricky, segera dia menggendong Ricky kedalam ambulan aku menatap mereka dan....
..
..
"Hei!"
Taara mengayunkan tangannya ke aku
*Flashback End
"Kok ngelamun sih!"
Katanya
"Mikirin apa?"
Tanya nya
Pikiranku kosong, Taara menyatakan cinta padaku dan kejadian 11tahun lalu tiba-tiba mengahntui ku
.
.
"Tidur aja ayo"
Dia menarik ku yang masih melamun
......
.
...
Paginya
"Hah!"
Aku terbangun cepat celingak celinguk, aku ingat ini kamar Taara,
Jangan-jangan?! Aku menatap bajuku yang masih komplit
"Huft, dia tidur dimana ya kok aku sendirian?"
Aku menyandarkan diri diranjang besar itu, masih sangat gelap dan dingin.
Ini masih pukul 04:55 dan suasana cukup sepi
"Hara aku mencintaimu, kalo kamu ga cinta aku. Jangan paksa aku cinta orang lain"
Kata-kata itu melayang-layang dipikiranku
Aku senang, amat senang. Tapi dibalik itu ada 1 hati yang hancur:")
Kai maafkan aku.
"Cinta ga bisa dipaksain tau! Cinta datang karena tumbuhnya rasa, ibarat bunga musim dingin yang ditanam ditempat panas apakah akan tumbuh? Percayalah 1kali menetap aku tidak akan pergi, lebih baik mati seperti bunga musim dingin dari pada dipaksakan tumbuh ditempat yg bukan seharusnya!"
Taara ada benarnya.. cinta gabisa dipaksakan:')
"Hei tukang tidur! Cepatlah mandi"
Taara masuk kekamarku, umm kamarnya dengan pakaian seragam. Ini kan hari senin, jadi ya Sekolah. Sedangkan aku... seragamku disana ga dibawa kesini>\\<
.
.
Ahh Nenek
"Taara pinjem ponsel mu lagi dong"
Kataku
"Merepotkan-_"
Katanya sambil menyodorkan
"Ihhhh Taara"
Aku berusaha mengambil benda itu
"Untuk apa?"
Tanyanya
"Aku ingin minta tolong antarkan pakaian, tas, dan alat sekolah lainnya ke gerbang smk"
Kataku
"Pakai punyaku saja"
Tawarnya
"Ga ah, pr ku ada dirumah dan aku males nyalinnya"
Kataku mulai mengetik nomor nenek
Aku:nek......
*Disekolah..
.
.
.
"Sudah jangan antar kekelas!"
Tukas ku yang segera turun dari motornya, motor keren ini sudah kunaiki 2x:D
"Geer amat, siapa yang ingin mengantarmu"
Katanya
"B-b- biasanya juga begitu"
Kataku yang malu-malu;'D
"Yaudah bye"
Kataku berlalu meninggalkannya, langkah ku mantap disetiap koridor yang kuinjak, udara pagi sejuk dan 1, masakan tadi pagi sangat tidak enak:V beruntung aku memasak ulang masakan Taara jadi sekarang aku penuh energi
Ini dia kelasku.. kelas yang ga ada apa-apanya memang, tapi selama 8jam aku bisa menghindari penjaraku jadi aku memaksakan diri
Aku memasuki kelasku, kelas ribut itu menghening ketika aku berjalan 5langkah dari pintu.
"Hei lihat! Sipelacur datang!"
Kata seorang siswi didalam
"Pelacur?"
Kataku terheran-heran
"Kai, kok mau sih temenan sama cewek kotor"
Lagi-lagi kata-kata kasar itu mereka lontarkan padaku. Kai menatapku jijik, Kai kamu gaberpihak kemereka kan?
"Kalo aku sudah tau dia begini, mana mau tuh aku menemaninya!"
Celetuk Kai, ehhh? Kai kok begitu?
Aku menatap Kai tidak percaya, semua orang menimpuk ku dengar sobekan kertas yang mereka bulatkan.
.
.
"Dasar pelacur!! J*lang murahan!"
Aku terdiam menerima makian ini, aku menatap Kai. Jadi hanya karena cinta dia mempermalukan diriku? Hanya itu:')
Taara datang melindungiku, dia menarik kerah Kai kasar dan mereka saling melotot
"Ini dia partner siJ*lang itu teman-teman! Mereka tidur bersama lho"
Kata Kai yang tidak peduli kerahnya sudah ditarik
"Dan asal kalian tau! Seorang broken home kan pasti akan sulit ekonominya, pasti dia menjual diri pada Taara. Taara kan orang kaya!"
Kai melepas tarikan kerah itu dengan mantap, aku melihat Taara yang kepanasan.
Hei yang dia hina itu aku-_
Aku menjual diri? Hanya karena sulit ekonomi? Yang benar saja!
"Asal kamu tau Kai! Kamu, Taara memang orang kaya, dan aku hany orang biasa. Tapi aku masih mampu! Ada ibu ku yang berkerja keras disana demi aku"
Kataku penuh emosi
"Ibumu kerja apa? Melacur juga?"
Kai meremehkan aku, dia menghina ibuku?! Berani sekali
"Setidaknya aku!.."
Kata-kataku berhenti saat guru bk datang menghampiri kelasku
.
.
"Taara dan Hara cepat kekantor"
.
.
.
Dikantor
"Kami kecewa pada kalian!"
Aku dan Taara duduk disofa kantor yang sudah dipenuhi guru-guru
"Hara, kamu memang gapintar dan ga bodoh, kamu ganakal dan bisa mempertahankan nama baik mu selama 2tahun. Kenapa kamu berani melakukan itu?!"
Ucap guru perempuanku
"Melalukan apa?"
Tanyaku
"Ini"
Guru itu menunjukan foto-foto ku dn Taara tadi malam, malam dimana aku terbaring ditanah. Dalam foto aku dan Taara bergandengan tangan, dan beberapa menunjukan foto ku dan Taara memasuki rumah.
"Warga setempat bilang, kalian berteriak didalam. Apa yang kalian lakukan?!"
Aku yang masih melongo menatap foto-foto ini dibentak bentak
Taara terdiam,
"Hara kamu memang mengecewakan!"
Teriak guru yang lain
"Kami akan mengeluarkanmu dengan tegas karena melakukan hal senonoh ini!"
Kata kepala sekolah
"Ini salah paham!"
Kataku
"Dengan adanya bukti dan saksi kita gabisa percaya kamu"
Katanya
"Tapi kan difoto ngga ada bukti kami melakukan hal sembrono!"
"Tidak ada tapi! Taara kamu aman, kami bisa membersihkan namamu. Dan Hara silahkan keluar"
Apa ini? Kenyataan apa lagi yang harus kutelan pait-pait.
Aku diusir, aku dikeluarkan, aku dihina dan difitnah:')
.
.
"Kenapa aku sangat mudah membersihkan nama sedangkan Hara tidak?! Hanya karena uang kan?! Dimana keadilan?! Kalo gitu aku keluar juga"
Taara berdiri dan menariku.
"Oh, den Taara harus membaca pesan dari orang tuamu dulu"
Kata guru,
0Kau! Silahkan keluar!"
Aku melepas genggamannya Taara berjalan tertunduk dan menangis. Menangis dan menangis..


Ummm gasanggup mimin T^T
Hara ku yang kuat ya:'D
Mimin akan menuliskan sesuatu:'D
Okeh lanjut chap 6
Vote/komen dan share yak Tq:*

Best ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang