.
.
.
.
Sudah 1 minggu aku ditinggalkan dia, orang satu-satunya yang mencintai dan menyayangiku. Nenek Ku:) sudah terlatih berdrama Aku seperti baik-baik saja:)
Walau sebenernya aku benar-benar terpukul. Sangat terpukul.
.
.
.
Rumahku sepi, semua sedang pergi.
Hari ini adalah senin pagi dan aku hanya duduk diruangan dekat dapur, menatap keluar jendela dan memperhatikan siswa siswi dari sd sampai smk berlalu lalang didepan rumahku. Aku duduk, memeluk lututku dan tersenyum memperhatikan mereka yang tertawa sana sini bercanda gurau dengan seragam yang masih mereka gunakan:')
Boleh kah aku memakai seragam juga?
.
.
Rasanya tak pantas orang sehinaku ini memakai seragam yang keren. Walau aku gatau hinaku dimana? sipembawa sial kah?:)ntahlah...
pukul 8 tepat, dan aku masih terduduk diam, tiba-tiba ponselku berbunyi
'ibu'
Ibu: sayang, ibu ikut berduka ya, maaf ibu ga pulang. soalnya urusan ibu hampir selesai. Kamu gapapa kan?
aku:...
ibu: sayang?
aku: ya bu, ngga papa. kapan ibu pulang??
ibu: Bulan depan sayang
Aku:ohh....
Ibu: Ibu tau kamu tertekan sayang, maaf ibu ga ada disana. Kakek gimana?
Aku: ya.. kakek baik dia sudah bisa menerimaku kok. sudah dulu bu aku ada kerjaan
.
.
kututup telepon ku dan segera kumatikan ponselku,
ibu aku kecewa.
Aku masih diam disini menatap keluar jalan yang mulai ramai. Lelah untuku menangis dan gaberguna juga, jadi kecewaku bukanlah untuk ditangisi
.
.
BRAAAKKK*
Aku terlonjak dan menatap ricuhnya pintu, om dan tanteku masuk dan kedua anak mereka yang kubenci.
mereka menatapku nyeleneh dan segera menuju kamar masing-masing, kakek ku yang baru masuk berjalan pelan tertunduk. aku merangkulnya dan membantunya berjalan ke kursi.
Baru saja aku ingin bertanya, keluarga gedek itu keluar dengan tas besar dan barang-barang
"Kami mau pergi, yah maaf ya aku gabisa ngurus ayah, aku sibuk! Dan aku gaakan nerima warisan ini kok tenang aja, Hara ambil aja semua"
ucap om ku denga ketus dan kata kasar. apa-apaan dia ini?!
mereka berlalu setelah aku berdiri dengan tatapan menantang
"Kake jangan dengerin mereka!"
Kataku geram dengan kelakuan mereka
"....."
Dia terdiam, tapi raut wajahnya kakek seperti ingin bicara.
"Kek?"
Aku menegurnya
"Hara, kakek minta maaf..
kakek ini terlalu jahat sama kamu, kakek malu. soalnya cuman kamu yang ada pas semua pergi. Kamu gaharus liat kakek lagi"
Dia berdiri dan berjalan menatap foto keluarga besar yang lengkap dan lama. Ada aku yg masih bayi dengam Ricki, om, tanteku yang hamil. ibu, ayah tiri kakek dan nenek. Semua yang pernah tinggal disini
Aku tidak meresponya dan menatapnya terkikik pelan. Dia berbalik
"Kakek mau pergi ke panti jompo, kamu baik-baik ya disini"
aku terkejut bukan main, dengan santainya dia mengatakan itu
"Kek aku udah maafin kakek. aku bisa rawat kakek"
Kataku yang menolak
"Ngga ngga, jangan. Kakek cukup buruk menerima perlakuan mu! tenang kakek ada uang pensiun untuk 10tahun. kamu pake uang itu ya"
Aku mematung, dia tetap santai(jiwa kakek Hara santuy awokwok)
Kakek ku meninggalkan ku dan segera kekamarnya, tentu saja aku menahannya dan memohon untuk dia ngga pergi, tapi mobil panti jompo menjemput, aku tetap menahannya sampai sopir mobil itu menahanku..
"kakekkkk"
Aku berlari mengejar mobil itu, terjatuh bangun lagi. jatuh dan bangun lagi. sampai akhirnya mobil itu menghilang dari pandanganku. Aku meringis melihat tumit ku berdarah-darah. Aku menangis lagi..
"kakek.. kakek jangan pergi...
aku gakamu sendirian.. kakek"
Matahari yang sudah dipuncaknya menyerangku dengan sorot cahaya yang panas, aku ngga berkutik. tetap diam dan diam.
Tiba-tiba Taara menarik ku, menggendongku.
"Kamu ngapain disini, turunin!!! Aku gakmau kamu kena masalah lagi. turunin aku! kok ga pake seragam?!"
Taara menghentikan langkahnya sesaat dan berjalan lagi
"Jawab!"
Teriak ku
dia menurunkan tubuhku dan berbalik
"kita obatin dulu lukamu, baru kita ngobrol"
Katanya pelan, sikapnya, raut wajahnya hari ini sangat berbeda. Seperti ada sesuatu.
"Okeh"
kataku ragu.
~~~~~
.
.
"Sekarang kita kesekolah, Aku sudah bicara pada Kai bahwa kamu itu gasalah! Jadi kamu bisa kembali"
katanya, setelah mengobati luka-luka ku.
"Aku ngga mood pergi. Hatiku kacau"
suaraku parau,
"Menangislah, akan aku dengarkan keluh kesahmu"
Taara mendekatkan duduknya dengan ku, segera aku menikmati pundak yang kokoh itu. Pundak senyaman bantal dan sehangat pangkuan nenekKu, memang hanya Taara yang pas untuk ku. Air mataku kembali berlinang
.
.
.
"Setelah nenek ku, kakek ku ikut pergi"
kataku terisak
"kakekmu bunuh diri?"
Taara terkejut
"Ngga, katanya dia menyesal dan dia pergi kepanti jompo ntah dimana. soalnya ngga ada keterangan sama sekali. ga ada brosur atau apa....
dia hanya datang dan pergi dengan mobil jemputan itu"
Kataku menjelaskan
"Kamu liat plat nomornya?"
Taara bertanya
"Ngga, hiks... Ngga aku galiat apa-apa selain mobil yang perlahan-lahan menjauh dan menghilang"
kataku menjeda
"aku sekarang sendirian.."
lanjutku pelan.
"Eng... ada.. ada aku kok"
Tutur kata Taara ragu. dia kenapa sih
"Ayo"
dia menarik ku..
.
.
SEKOLAH
.
.
Aku berada dikantor sekolah atau ruang guru dengan Kai dan Taara. Aku ngga pakai seragam melainkan hanya pakaian biasa panjang. Taara juga, dia menggunakan Hodie putih celana jeans pendek dan sneekers hitam. Uhk keren banget sih_-
Beruntungnya aku mengenal dan dicintai nya. uwu...
.
*Hara mimin juga mau>:(
*Duh mimin gausah jadi PHO>:(
*Hara kamvret!!!!!!
.
"Aku ingin membuat pernyataan yang sebenarnya"
kata Kai lantang
"Aku mengaku bersalah dan meminta maaf pada Hara yang ku fitnah dengan penuh hati"
ucapnya, ngga perlu dikasih tau juga aku tau kamu cmn pura-pura Kai.
"Dan aku.. ingin meminta maaf kepada bapak dan ibu guru"
Ucapnya sok iye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scenario
Teen FictionMenurutku hidup adalah film. Setiap orang mempunyai "Scenario" yang berbeda-beda, dan aku memainkan "Scenario"ku sendiri dari film yang tuhan ciptakan. Tidak bagus, namun akting ku cukup bagus untuk membumbui peranku dengan drama kepura-puraan yang...