Di dalam kamarnya, Fajri terngiang-ngiang ucapan mamanya tadi...
" Mama bosan ya Fajri, selalu lihat sekretaris-sekretaris kamu yang sok cantik, genit, centil dan selalu mengumbar syahwat laki-laki padahal kerja aja nggak benar. Mereka semua itu calon wanita-wanita penghuni neraka. Ingat ya Fajri, kita itu orang Padang kuat akan ilmu agama. Sama juga seperti orang Aceh, ya contohnya seperti Lisa, sekretaris pribadi kamu itu. "
Fajri pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Fajri pun berbicara sendiri di dalam kamarnya.
" Sampai kapan pun kalau aku berdebat sama mama, aku nggak akan pernah menang. Memang sih, semua omongan mama itu benar. Ya udah deh lebih baik aku mandi. "
________________Keesokkan harinya...
Lisa masuk ke dalam ruang kerja Fajri dan tidak lupa mengucapkan salam sambil membawa beberapa berkas. Lisa pun menyerahkan berkas-berkas tersebut untuk di tanda-tangani oleh Fajri. Fajri sangat terkejut sekali saat Lisa menyerahkan berkas-berkas tersebut dengan tangan kiri. Lisa yang menyadari hal tersebut langsung berkata...
" Maaf pak, saya tidak bermaksud kurang ajar tapi tangan kanan saya sedang sakit dan terluka. "
" Memangnya tangan kanan kamu kenapa bisa terluka? "
" Semalam saya di rampok dengan senjata tajam pak dan tangan saya tergores senjata tajam tersebut. "
" Oh ya, jadi kamu yang di rampok semalam? Maaf kalau saya semalam tidak menolong kamu secara langsung dan hanya menelpon polisi saja. "
" Tidak apa-apa pak. Saya malahan terima kasih sama bapak karena bapak telah menelepon polisi-polisi tersebut. Saya pikir polisi-polisi tersebut kebetulan lewat, ternyata pak Fajri yang menelepon polisi-polisi tersebut. "
" Sama-sama. Tapi apa kamu yakin hari ini kamu bisa kerja dengan baik dan benar? "
" Insya allah bisa pak. "
Fajri pun memberikan berkas-berkas yang sudah di tanda-tangani olehnya pada Lisa. Setelah Lisa menerima berkas-berkas tersebut, Lisa keluar dari ruang kerja Fajri dan tidak lupa mengucapkan salam.
________________1 bulan kemudian...
Fajri mondar-mandir di dalam kamar hotel dan berbicara sendiri.
" Aduh, aku harus gimana nih bertemu dengan klien nanti? Apakah aku harus mengajak Lisa? Tapi bagaimana kalau seandainya klienku nanti tidak suka dan takut saat melihat Lisa? Apa jangan-jangan mereka nanti membatalkan kerja sama denganku? Aji, kenapa kamu harus sakit sih? Setidaknya kan kamu bisa gantiin posisi Lisa saat sedang mendampingi aku meeting dengan klien dan Lisa tidak perlu ikut aku ke Bali seperti ini. "
Fajri terus mondar-mandir di dalam kamar hotel. Fajri pun berbicara sendiri di dalam hati.
" Ya allah, apa gajian bulan nanti aku pecat aja ya sih Lisa? Tapi alasannya apa? Aku tidak punya alasan kuat untuk memecatnya. Apalagi Lisa itu pekerja keras, ulet, pintar, terampil, pekerjaannya selalu rapi dan tetap waktu beda dengan sekretaris-sekretarisku yang dulu yang selalu mengandalkan tubuh dari pada isi otak. Lisa, Lisa..., seandainya aja kamu hanya berjilbab biasa bukan berjilbab syar'i, tidak mengenakan cadar dan tidak memakai pakaian berwarna gelap, mungkin aku nggak akan sepusing ini untuk mengajak kamu meeting dengan klien. "
Tiba-tiba pintu kamar hotel Fajri ada yang mengetuk. Fajri pun langsung membukanya. Di depan pintu kamar hotel, Lisa berkata...
" Assalammualaikum pak..."
" Waalaikumsalam... "
" Pak, meetingnya 10 menit lagi akan di mulai. Apa saya juga ikut meeting dengan bapak? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Bermata Indah (1-10 End).
RomanceSekretaris pribadiku kali ini benar-benar berbeda dengan sekretaris-sekretarisku sebelumnya. Sekretarisku yang dulu benar-benar terbuka tapi sekretarisku yang sekarang benar-benar tertutup hanya kedua matanya yang indah saja yang terlihat.