Fajri hanya diam bingung mau menjawab apa. Fajri menghembuskan nafas, mengucapkan basmalah dan berkata...
" Ya, kamu ikut saya. Bantu saya menyakinkan klien nanti. Proyek kerja sama ini harus sukses. "
" Insya allah pak. "
Fajri dan Lisa bersama-sama menuju ruang meeting yang ada di hotel tersebut dan semua mata pun tertuju pada Lisa. Dengan gugup Fajri memperkenalkan Lisa sebagai sekretaris pribadinya.
Awal meeting dengan suasana yang menyengkam kini berubah perlahan-lahan mencair dan memukau semua itu berkat Lisa yang mempresentasi kan proyek kerja sama dengan klien dengan sebaik-baiknya. Selesai meeting Fajri berkata...
" Lisa nanti kamu ikut saya ke pantai Kuta ya? "
" Maaf pak Fajri, ini adalah sebuah ajakan pribadi atau sebuah perintah atasan pada bawahan? "
Fajri yang bingung mendengar pertanyaan dari Lisa segera berkata...
" Memangnya kenapa? "
" Maaf pak, kalau ini adalah sebuah perintah mau tidak mau saya harus menemani bapak karena ini masih jam kerja saya tapi kalau ini adalah sebuah ajakan pribadi, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada bapak maka saya dengan tegas menolaknya. "
" Mengapa? Apa karena kita berdua bukan muhrim? "
" Ya. "
" Jadi kamu tidak suka menghabiskan waktu berdua dengan saya, dengan bos kamu sendiri? Ayolah Lisa, kamu jangan kaku seperti itu. Saya tidak akan macam-macam sama kamu. Kamu hanya menemani saya jalan-jalan di pinggir pantai Kuta. Tidak enak rasanya jalan-jalan sendirian. Kalau kita berjalan berdua, kita bisa mengobrol-obrol membicarakan banyak hal, baik tentang pekerjaan maupun hal-hal pribadi. Lagi pula saya tidak akan tanya macam-macam tentang hal-hal sensitif sama kamu. "
" Kalau seperti itu, kita bisa mengobrol-obrol di tempat lain. "
" Maksud kamu kita mengobrol-ngobrol di atas kasur? "
Tanya Fajri secara spontan." Astafirullahalazim, bukan seperti itu pak. "
" Lalu seperti apa? "
" Kita bisa mengobrol-obrol banyak hal di tempat-tempat terbuka yang lain asal bukan di pantai. Saya sangat tidak suka pantai dan saya harap bapak mengerti dan tidak bertanya apa alasannya. "
Fajri hanya diam. Tidak berapa lama kemudian Fajri pergi sendiri ke pantai menikmati suasana di pulau Bali. Sementara Lisa hanya menikmati pulau Bali dengan berjalan-jalan sendirian di pasar sambil menikmati makanan tradisional khas Bali. Saat Lisa sedang melihat-lihat para pedagang, ada seseorang mendekat dan bertanya pada Lisa.
" Permisi mbak, apa mbak adalah Cut Khalisa? "
Lisa menoleh ke arah sumber suara dan berkata...
" Iya pak, ini saya sekretaris pribadi pak Fajri. "
" Kamu udah lama di sini? "
" Lumayan pak, bapak sendiri apa sudah lama ada di pasar tradisional ini? "
" Iya, Lisa temani saya melihat-lihat tempat-tempat kerajinan ukiran khas Bali dan tempat-tempat orang-orang menjual lukisan ya? Nggak enak berjalan-jalan sendirian. "
" Baik pak. "
Lisa dan Fahri pun berjalan bersama-sama. Banyak orang yang memperhati kan busana yang di pakai Lisa terutama para wisatawan asing tetapi Lisa tidak memperdulikannya. Pakaian Lisa memang sangat berbeda dengan semua bule-bule tersebut yang berpakaian terbuka memamerkan lekuk tubuh mereka. Fajri pun lama kelamaan nyaman berjalan di samping Lisa dan bertanya...
" Lisa, sejak kapan kamu memakai cadar? "
" Sejak 6 tahun yang lalu pak. Sejak saya kelas 1 SMU. "
" Kalau berjilbab sejak kapan? "
" Sejak saya kecil pak. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Bermata Indah (1-10 End).
RomanceSekretaris pribadiku kali ini benar-benar berbeda dengan sekretaris-sekretarisku sebelumnya. Sekretarisku yang dulu benar-benar terbuka tapi sekretarisku yang sekarang benar-benar tertutup hanya kedua matanya yang indah saja yang terlihat.