Part 4

6.2K 274 3
                                    

1 tahun kemudian...

Lisa mengetuk pintu ruang kerja Fajri.
Fajri pun berkata...

" Masuk..."

Lisa pun masuk sambil membawa segelas kopi untuk Fajri dan berkata...

" Assalammualaikum pak... "

" Waalaikumsalam... "

Ucap Fajri sambil menonton berita di layar televisi. Tiba-tiba kedua langkah kaki Lisa terhenti saat Lisa melihat berita yang ada di televisi. Kedua tangan Lisa gemetaran dan prang, gelas yang berisi kopi panas tersebut jatuh ke atas lantai dan pecah.

Fajri sangat kaget sekali tapi Fajri lebih kaget lagi saat melihat Lisa meneteskan air matanya dengan kedua tangan yang gemetaran. Fajri pun langsung berdiri dan mendekat ke depan Lisa dan berkata...

" Lisa, kamu kenapa menangis? Kenapa kedua tangan kamu gemetaran gini? Apa kamu baik-baik saja? "

Lisa tidak menjawab semua pertanyaan Fajri. Bayangan-bayangan masa lalu Lisa menari-nari di benaknya. Tiba-tiba Lisa menutup kedua telinganya, duduk berjongkok, menangis tersedu-sedu dan berkata...

" Abi, umi, kak Alif, kak Adam, kakek, nenek, om, tante, tolong Lisa, tolong Lisa..."

Fajri bingung mau berbuat apa. Fajri ingin sekali memeluk Lisa dan menenangkannya tapi Fajri menghentikan niatnya saat Fajri teringat bahwa Lisa adalah wanita sholeha dan bukan muhrimnya. Lisa pun kembali menangis dan berkata...

" Abi, umi, jangan tinggalin Lisa sendirian, Lisa takut abi, Lisa takut umi. Kakak, kakak, jangan tinggalin Lisa sendirian Lisa takut kak. Jangan tinggalin Lisa kak..."

Mama Fajri yang baru datang dan melihat Lisa menangis, langsung berjongkok dan memeluk Lisa. Mama Fajri pun menenangkan Lisa, Lisa pun menangis tersedu-sedu di pelukan mama Fajri. Mama Fajri pun bertanya pada Fajri.

" Fajri, apa yang kamu lakukan sama sekretaris pribadi kamu ini? Kenapa dia menangis dan ketakutan seperti ini? "

" Fajri nggak melakukan apa-apa ma sama Lisa. Tadi Fajri sedang nonton berita di televisi, berita tentang gempa di Lombok. "

" Gempa? "

Ucap mama Lisa dengan bingung. Tiba-tiba mama Fajri bertanya...

" Lisa, apa kamu takut dengan gempa? "

Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Fajri teringat kata-kata Lisa waktu di Bali dulu.

" Saya sangat tidak suka pantai dan saya harap bapak mengerti dan tidak bertanya apa alasannya. "

Fajri pun bertanya...

" Lisa, apa kamu juga takut dengan tsunami? "

Lagi-lagi Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Mama Fajri pun bertanya...

" Lisa, apa kamu adalah korban gempa tsunami Aceh tahun 2004 lalu? "

Lisa kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Fajri dan mamanya sangat terkejut sekali mengetahui fakta hidup Lisa. Fajri pun kembali bertanya dengan sangat hati-hati...

" Lisa, apa saat gempa tsunami Aceh tahun 2004 yang lalu kamu kehilangan beberapa anggota keluarga kamu? "

" Semuanya... "

" Ya allah. "

Ucap mama dan Fajri bersamaan. Mama Fajri pun kembali menenangkan Lisa. Saat Lisa sudah tenang, Lisa berdiri dan berkata...

" Terima kasih ya bu, ibu sudah menenangkan saya. Maaf, jilbab ibu jadi kusut dan basah. "

" Tidak apa-apa Lisa. "

" Pak Fajri, saya minta maaf telah memecahkan gelas. Bapak boleh potong gaji saya. Saya juga akan membersihkan semua ini dan membuatkan kopi yang baru untuk bapak. "

" Saya tidak akan memotong gaji kamu. Kamu juga tidak usah membersihkan semua ini dan membuat kopi baru untuk saya. Pulang dan istirahatlah. "



Sekretaris Bermata Indah (1-10 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang