Acara memancing hari ini begitu menyenangkan. Dongpyo selalu berteriak gembira setiap kali kailnya atau kail ayahnya mendapatkan ikan.
Sekitar delapan ekor ikan berhasil mereka tangkap, dan Byungchan lah yang bertugas untuk membersihkan dan memasak ikan-ikan tersebut.
Seungwoo mengusulkan membakar ikan-ikan hasil tangkapan mereka untuk makan malam. Setelah menyiapkan semua peralatan di halaman belakang, mereka pun mulai menikmati makan malam.
Seungwoo kembali tersenyum, sejak datang ke tempat ini entah sudah berapa kali senyuman mampir di bibirnya, mungkin ratusan. Ini adalah keluarganya. Banyak cinta yang mereka bagi sejak kemarin. Canda tawa selalu mengiringi setiap percakapan mereka.
Sungguh Seungwoo tak ingin ini berakhir. Kalau boleh dia ingin tetap di sini bersama Dongpyo dan Byungchan, tanpa perlu menghabiskan waktu di kantor.
Pria berambut hitam itu menghidupkan musik dari ponselnya dengan suara keras dan meletakkannya di meja, "Aku ingin berdansa, siapa yang mau menjadi pasanganku?" tanyanya pada Dongpyo dan Byungchan.
Dongpyo menggeleng, "Tidak, aku masih mau makan," jawabnya tak tertarik.
Seungwoo tersenyum, "Baiklah, kalau begitu Byungchan lah yang akan menjadi pasanganku, oke?" tanyanya sambil menarik tangan Byungchan untuk berdiri tanpa meminta ijin lagi pada si empunya.
"Hei…" seruan Byungchan tak dihiraukan Seungwoo. Bosnya di kantor itu langsung melingkarkan lengannya di pinggangnya dan merapatkan tubuh mereka.
Seungwoo memaksa lengan Byungchan untuk melingkari lehernya, "Hyung, ada Dongpyo di sini," kata Byungchan sedikit gugup.
"Tak usah khawatir, dia sedang sibuk dengan ikan-ikannya," jawab Seungwoo yang membuat Byungchan tertawa.
Kedua mata itu saling bertatapan dalam diam, senyum merekah pada bibir keduanya, merasakan rasa hangat dan nyaman, menikmati sempurnanya kebersamaan mereka.
Dua pasang kaki bergerak perlahan mengikuti alunan musik, membiarkan kulit-kulit mereka saling bersentuhan, mengalirkan aliran panas yang menggoda.
Byungchan membelai lembut rambut hitam Seungwoo yang menjuntai hingga tengkuk, menggodanya dengan jemarinya, lembut dan halus.
Seungwoo mendekatkan wajah mereka.
Byungchan tergagap, "Hyung…" bisiknya sambil melirik pada Dongpyo yang tetap asik dengan makan malamnya.
Seungwoo tak peduli, dia mencium bibir Byungchan tanpa peringatan lagi, mencumbunya, memanjakan dirinya sendiri dalam kehangatan pria itu. Membelai setiap inci rongga mulut dengan lidahnya yang panas, membuat Byungchan mengerang dan bergetar perlahan dalam pelukannya.
Bibir mereka terpisah untuk mengisi paru-paru mereka dengan oksigen. Sinar bulan menerangi penglihatan mereka, dan Seungwoo terpesona pada raut wajah Byungchan. Dia terpesona untuk kesekian kalinya pada pria yang telah mengunci hatinya ini.
Kemana saja dia selama ini? Kenapa tak pernah menyadari arti kehadiran seorang Choi Byungchan dalam hidupnya? Buta hatikah dia?
Kembali dia mendekatkan wajahnya pada Byungchan.
"Apa Daddy akan mencium Channie hyung?"
Pertanyaan Dongpyo menyentakkan mereka. Seungwoo menyeringai tanpa melepaskan pelukannya, "Bolehkah?" tanyanya pada putranya itu.
Dongpyo mengangguk, "Tentu," jawabnya sambil kembali berkutat dengan ikan bakar yang telah dibersihkan durinya oleh Byungchan.
Seungwoo dan Byungchan tertawa melihat keluguan bocah itu. Seungwoo batal mencium, dia lebih memilih memeluk tubuh Byungchan yang hanya terbalut kaos oblong berwana putih dan celana jeans. Mereka tetap berdansa dalam diam, hingga malam semakin larut.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, SIR! [Seungwoo X Byungchan] END
FanfictionSeungwoo, si duda beranak satu, yang mulai tidak suka di panggil 'Sir' oleh salah satu karyawannya. "Berhenti memanggil ku 'sir' saat diluar kantor, Byungchan." "Ibu guru menyuruh kami menggambar wajah ayah dan ibu, tapi aku lupa wajah mommy, jadi a...