VIII

3.2K 439 59
                                    

"Hallo, Darling… kau sudah datang?"

Sebuah suara dari sosok wanita muda yang tampak begitu cantik dengan balutan gaun merahnya yang tampak mewah itu membuat alunan irama jantung Byungchan seakan berhenti.

Dia terpaku di tempatnya berdiri sambil menatap tak percaya pada wanita itu, Kim Jisoo, ibu kandung dari Dongpyo, wanita yang masih menjadi istri sah Han Seungwoo hingga saat ini.

"Kau…" Seungwoo tak bisa meneruskan kata-katanya, dia hanya mampu memandang wanita itu tanpa berkedip.

"Daddy, siapa dia?" tanya Dongpyo sambil menarik-narik ujung baju ayahnya.

Seungwoo menatap putranya, dia bingung harus menjawab apa dalam situasi seperti ini, apalagi ada Byungchan di sampingnya. Pria itu menelan ludah dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan anaknya,

"Dia… Ibumu."

Jisoo berlari menuju Dongpyo, matanya yang cantik tampak basah oleh air mata, "Hei, Baby… kau sudah besar," katanya dengan suara serak.

Tanpa menunggu lagi wanita itu langsung memeluk Dongpyo dan menggendongnya, menciumi pipinya yang kemerahan dan matanya yang masih menatapnya dengan bingung. Setelah itu dia memeluk Seungwoo dengan erat, menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

"Aku merindukan kalian," kataya sambil terisak.

Byungchan tersenyum miris, inikah yang akan ditunjukkan Seungwoo padanya?

Inikah jawaban akan perasaannya pada pria itu?

Bodoh, seharusnya dia tahu kalau Seungwoo tak mungkin meninggalkan keluarganya demi dirinya yang bukan siapa-siapa ini. Seungwoo ingin menunjukkan kalau waktu empat hari kebersamaan mereka hanyalah semu belaka.

Dengan lunglai Byungchan meraih tas ranselnya, mencari kunci mobilnya sendiri sebelum pamit pada sang tuan rumah, "Kalau begitu aku permisi… Sir, selamat siang."

"Terima kasih, Choi, kau telah mengemudikan mobil untuk suami dan anakku," kata Jisoo sambil tersenyum.

Byungchan hanya tersenyum, perih, sambil menganggukkan kepalanya, "Yes, Ma'am," jawabnya yang nyaris menyerupai bisikan. Setelah itu dia berbalik dan mengambil mobilnya dari garasi manor itu.

Ranselnya yang tak seberapa besar terasa begitu berat, membuat langkahnya terseret, dan membuat pandangannya mengabur karena terlalu lelah. Tapi tahulah dia kalau itu bukan salah ranselnya, hatinya yang hancurlah yang menyebabkannya begitu.

Hatinya yang sudah tak berbentuk lagi hanya dalam hitungan detik. Semakin hancur karena tak sekalipun Seungwoo memperhatikannya sejak Jisoo berada dalam pelukannya.

Seungwoo tetap mematung, dia tak berani menatap Byungchan, walau hanya punggungnya. Dia tak berani menghadapi pria yang dia tak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Dia seperti seorang pengkhianat di matanya sendiri.

"Untuk apa kau datang lagi?" desisnya pada wanita yang masih memeluknya dan Dongpyo itu.

.

#

.

"Bagaimana liburanmu?" serbu Eunbi dan Somi saat mereka melihat Byungchan memasuki ruangannya.

Byungchan hanya tersenyum tipis, "Baik," jawabnya sambil meletakkan tas dokumennya di atas meja.

"Baik bagaimana?" kejar Eunbi.

"Baik, begitulah," jawab Byungchan malas.

Sejak dua malam ini dia sama sekali tak dapat memejamkan matanya, sibuk menata ulang serpihan hatinya yang hancur. Menghabiskan sisa cuti dengan berdiam diri di apartemennya.

YES, SIR! [Seungwoo X Byungchan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang