END

3.2K 408 27
                                    

.
.

Tiga hari sudah Byungchan menghabiskan waktu di Paris, masih ada dua malam lagi sebelum dia kembali ke Seoul dan bertemu Seungwoo.

Rindu,

Itu yang dirasakannya. Ruang hati yang berhari-hari kosong kembali terisi oleh sebuah rasa, rindu. Tak ada yang tahu betapa besar kerinduannya pada Seungwoo saat ini.

Pria berambut hitam itu membuka pintu beranda kamarnya, menatap menara Eiffel yang berdiri megah tak jauh dari hotel tempatnya menginap. Cantik, terang, penuh warna. Kota asing yang begitu gemerlap di malam hari. Meriah oleh warna-warni lampu yang menerangi sepanjang jalan di bawah sana.

Pelan dia duduk di kursi santai yang terletak di sana sambil meluruskan kakinya, menikmati hembusan angin malam yang terasa sejuk di kulitnya. Angannya mengembara pada hari-hari lalu, hari-hari dimana dia menghabiskan liburannya bersama Seungwoo. begitu indah, begitu sempurna.

Dia mencoba berbesar hati, menerima semua kenyataan yang ada di hadapannya. Merelakan cintanya kembali tak berbalas seperti dulu. Jisoo kembali dengan membawa perubahan yang jauh lebih baik dalam dirinya, semua itu pasti demi suami dan anaknya. Bagaimana mungkin dia bisa menyakiti hati seorang ibu?

'Tidak, setelah aku kembali dari sini, aku akan memperbaiki semuanya, Seungwoo hyung', bisiknya dalam hati.

Dia terkejut saat tiba-tiba ponselnya berdering keras. Dia hanya bisa menatap layarnya dengan diam, nomor kantor Seungwoo tertera di sana, Seungwoo menghubunginya. 'Tidak, jangan ganggu aku sekarang', batinnya menolak mengangkat telepon itu dan membiarkannya berhenti berdering.

Sekali lagi panggilan dari kantor Seungwoo mengusiknya, tapi dia bersikeras tak akan mengangkat dan berbicara dengan pimpinannya itu walau hanya masalah pekerjaan. Dia merasa semua berjalan lancar dan tak perlu memberikan laporan apapun pada pria itu. Toh Eunbi pasti telah mengabarkan semuanya pada Seungwoo.

Setelah ponselnya berhenti berdering, Byungchan kembali terusik dengan pesan singkat yang masuk. Dengan enggan dia menekan tombol amplop yang masih tertutup itu dengan ibu jarinya, membaca deretan kata yang mampu membuatnya terpaku, Seungwoo…

/"Kenapa kau tak pernah menghubungiku? Aku ingin bicara denganmu."/

Byungchan tak menghiraukan pesan singkat itu, dia kembali tenggelam dalam lamunannya. Dia ingat saat memancing di danau itu. dia ingat senda gurau Seungwoo dan Dongpyo, ingat bagaimana mereka tertawa lepas bersama. Berdansa di depan Dongpyo yang sibuk dengan ikan bakarnya.

Byungchan tertawa pelan, ada rasa miris setiap mengingat hal itu. dia kembali tersentak saat satu pesan singkat muncul di ponselnya, Seungwoo lagi.

/"Byungchan, please… mau sampai kapan kau akan seperti ini? Biarkan aku menjelaskan semua padamu."/

Merasa kalau Seungwoo tak akan menyerah, Byungchan pun membalas pesan itu,

/"Aku tak membutuhkan penjelasan apapun, Sir. Tak ada yang harus dijelaskan. Kalau kau ingin mengetahui laporan pekerjaan selama aku di Paris, aku sudah mengirimkan semua melalui Eunbi."/

Tak lama ponselnya kembali berbunyi, satu pesan singkat kembali hadir.

/"PERSETAN DENGAN SEMUA PEKERJAAN KITA, BYUNGCHAN, DAN BERHENTILAH MEMANGGILKU 'SIR'."/

Entah kenapa Byungchan merasa geli dan ingin tertawa, dia bisa membayangkan ekspresi marah Seungwoo saat ini. Biarlah, hanya malam ini saja dia akan meladeni Seungwoo walau hanya melalui pesan singkat. Sepulangnya dia ke Seoul nanti, dia akan memperbaiki semuanya, mereka akan kembali menjadi teman, sahabat, rekan kerja. 'Hanya untuk malam ini saja, maafkan aku, Ma'am', bisiknya dalam hati.

YES, SIR! [Seungwoo X Byungchan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang