Byungchan tertawa dan keluar dari mobil dengan Dongpyo masih berada dalam gendongannya, "Biarkan dulu, mungkin dia lelah," jawabnya.Emeraldnya mengawasi sekeliling rumah yang pernah disinggahinya sekali dulu saat kedua orang tua Seungwoo masih hidup, "Cantik, tak berubah sama sekali," gumamnya.
Seungwoo mengambil putranya dari dekapan Byungchan, dia melihat Byungchan juga cukup lelah hari ini, "Kita masuk sekarang? Panas sekali di sini," katanya.
Byungchan mengangguk, "Masuklah dulu, aku akan ambil barang-barang kita dari bagasi."
"Aku akan meletakkan Dongpyo di dalam dulu, setelah itu aku akan membantumu," kata Seungwoo langsung berjalan cepat ke dalam rumah.
Setelah Seungwoo masuk Byungchan langsung terduduk lemas di sebuah kursi taman yang terletak tak jauh darinya. Dia meraba bibirnya yang masih terasa panas. Dia sadar sepenuhnya saat tadi Seungwoo mencium bibirnya, menyentuh wajahnya. Hanya saja dia berpura-pura tidur agar tidak menciptakan perasaan gugup di antara mereka nantinya. Bibir itu begitu lembut, sungguh memabukkan. Andai saja bisa, dia menyesali kenapa tadi Seungwoo menyudahi sentuhan itu dengan begitu cepatnya.
.
.
Setelah pengurus rumah menyerahkan kunci pada Seungwoo, dia pun pamit untuk pulang ke rumahnya sendiri yang tak jauh dari tempat itu, dan meminta Seungwoo untuk menghubunginya kalau membutuhkan sesuatu.
"Pilih kamarmu sendiri, Byungchan," katanya pada pria itu setelah semua bawaan mereka masuk ke dalam rumah.
"Channie hyung, bagaimana kalau hyung tidur bersamaku saja?" pinta Dongpyo yang telah bangun dan sibuk berlari kesana kemari.
Byungchan mengernyit, "Bersamamu?" tanya Byungchan.
Dongpyo mengangguk, "Bacakan aku cerita saat aku akan tidur, mau ya?" rayunya.
Byungchan tergelak, "Baiklah, tuan muda," katanya sambil menggandeng tangan bocah itu menuju kamar tidur mereka.
Seungwoo mendengus, "Kalian menyebalkan," gerutunya.
Mendengar itu Byungchan hanya tertawa saja, "Kau seperti sedang cemburu, Sir," godanya.
Seungwoo berdecak, "Berhenti memanggilku 'Sir', dan ya, aku cemburu, puas?" geramnya tak menghiraukan raut terkejut Byungchan.
"Sekarang rapikan barang-barang kalian dan temani aku berjalan-jalan di halaman belakang, aku ingin mengunjungi makam kedua orangtuaku," perintahnya sambil masuk ke dalam kamar.
Byungchan masih melongo, 'Apa ini? Seungwoo cemburu?', tanyanya dalam hati. Tanpa sadar bibirnya melengkungkan sebuah senyum.
"Di kantor kau selalu cekatan, kenapa sekarang jadi lambat sekali?"
Byungchan terkejut mendengar suara Seungwoo dan melihat pria itu mengeluarkan kepalanya dari pintu kamarnya sambil tersenyum geli. Dia tahu kalau saat ini wajahnya pasti memerah, jadi segera saja dia masuk ke kamarnya sendiri untuk merapikan barang-barangnya, dan menenangkan detak jantungnya.
.
.
Udara sore ini begitu sejuk, angin berhembus dengan tenang. Seungwoo, Byungchan dan Dongpyo memilih untuk bersantai di halaman samping setelah mengunjungi makam kedua Han senior yang sengaja di makamkan Seungwoo di area rumah peristirahatan ini, yang merupakan tempat kesayangan kedua orangtuanya.
"Daddy, aku ingin naik perahu boat itu, bolehkah?" tanya Dongpyo pada ayahnya.
Seungwoo menyilangkan kakinya sambil menatap Byungchan yang juga tengah memandangnya, "Bagaimana kalau besok pagi? Kita bisa memancing sampai siang lalu memasak hasil pancingan kita untuk makan malam," tawar Seungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, SIR! [Seungwoo X Byungchan] END
FanfictionSeungwoo, si duda beranak satu, yang mulai tidak suka di panggil 'Sir' oleh salah satu karyawannya. "Berhenti memanggil ku 'sir' saat diluar kantor, Byungchan." "Ibu guru menyuruh kami menggambar wajah ayah dan ibu, tapi aku lupa wajah mommy, jadi a...