Chapter 2.2

81 10 3
                                    

"Pegang ini." Ucap Kazuma sambil tersenyum tipis.

Nao kemudian memegang salah sati sisinya, dan mengikuti arah tangan Kazuma. Mereka mengaitkan gembok itu pada salah satu sisi tempatnya menggantung.

"Eh?"

"Nande?"

"Kenapa kita menggantungkan gembok ini disini? Bukankah ini tempat biasanya para pasangan membuat harapan mereka dengan menggantung beberapa gembok."
Nao segera melepaskan pegangannya pada gembok itu, dan hanya melihat Kazuma yang masih sibuk menguncinya.

"Um, anggap saja ini kenang kenangan dariku. Memangnya harus pasangan saja yang ke sini? Bukankah siapapun boleh menggantung harapan mereka." Elak Kazuma

"Dan ini, anggap saja sebagai penentu semuanya. Ketika aku membuangnya, apakah dia akan senantiasa menjaga gembok itu di sana atau akan membiarkanya roboh."
Kazuma mencium kunci itu sesaat. Membuat Nao tertegun melihatnya.
Pemuda itu lalu melemparkan kunci itu begitu saja. Berharap takkan ada yang menemukan kunci itu kemudian membuka gembok yang ia pasang.

"Ikou.."
Kazuma kembali menarik tangan Nao dan pergi dari tempat itu.

Mereka sampai di sebuah taman hiburan. Tepat suasana malam menunjukkan keindahan lampu lampu yang dipasang di sekitar sana.

"Ini menyenangkan.." ucap Nao tiba tiba sambil melihat beberapa tempat dengan bergairah.

"Nao-chan.." panggil Kazuma

"Eh?" Nao menatap Kazuma kaget. Pasalnya ia tak pernah mengatakan agar pemuda itu memanggilnya dengan nama kecilnya. Ya, itu tak biasa saja menurutnya.

"Mulai saat ini, berhentilah memanggil dengan nama marga."
"Aku memanggilmu Nao, dan kau bisa memanggilku Kazuma."

"Kenapa begitu?" Tanya Nao

"Aku yang menentukan."

"Kenapa aku harus menurut?" Ucap Nao sekali lagi

"Karena kau gadisku."

Deg

Nao diam seketika. Ucapan Kazuma membuatnya tertegun sesaat setelah mengatakanya.

"Daisuki.." bisiknya tepat di samping telinga Nao

Nao yang kemudian menoleh hendak menatap Kazuma, namun pemuda itu malah mendekatkan wajahnya dan mencium pipi gadis di sampingnya.

Nao kembali tertegun. Dia masih menatap wajah Kazuma dengan penuh tanya. Sementara yang ditatap malah tak merasa bersalah sama sekali.

"Sudah hampir malam. Aku akan mengantarmu pulang." Ucapnya yang seketika membuat lamunan Nao pudar.

Mobil Kazuma berhenti di depan rumah Nao. Ternyata Mira telah berdiri di dekat pintu dalam waktu yang lama hanya karna menunggu kepulangan Nao.

"Setelah ini langsung tidur saja. Jangan terlalu lama begadang, itu tak baik untuk kesehatanmu."
Ucap Kazuma saat Nao hendak melepas sabuk pengamanya.
"Aku akan kembali menemuimu, selamat malam."

Mobil itu melesat begitu saja. Namun Nao berhenti memandangnya, hingga ia tak lagi bisa melihat mobil Kazuma.

"Kau keluar begitu lama. Untung saja ayah dan ibumu belum pulang. Jika mereka lebih dulu daripada kau, bisa bisa aku yang kena marah karna ulahmu untuk yang kedua kalinya."
Mira rupanya kesal ditinggal sendiri oleh Nao.

Tapi Nao malah tertawa mendengar pernyataan gadis itu.

"Sudahlah. Sudah malam, ayo tidur." Ucap Nao sambil merangkul pundak Mira untuk beranjak ke dalam rumah.

君と •Kimi toTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang