Nao mengambil setumpuk buku yang merupakan gabungan dari lembaran kertas yang ditulis oleh setiap pengunjung disini.
Ia membuka satu persatu di setiap halaman. Selalu, ia mengamati tulisan itu.
Hingga kemudian pergerakannya terhenti setelah ia menemukan sebuah tulisan di sana.Hanya beberapa kata, namun itu memiliki banyak arti.
Sebuah kata yang bertuliskan nama, dengan bentuk hati di tengahnya.
Memang hanya dari tinta, namun itu melambangkan arti keabadian yang sesungguhnya.
Apakah ini kenangan yang abadi?Meski si penulis kini telah tiada, namun kata katanya masih membekas dalam hati Nao. Gadis itu menangis terisak membacanya.
Ia begitu membayangkan sosok Kazuma yang pernah ia temui. Seorang penyelamat yang mengabdikan hidupnya demi menolong orang lain.
"Nande?.."
Isak Nao sambil masih menitikkan air mata."Daisuki Kazuma..daisuki.."
▪
Nao membaringkan tubuhnya. Rasanya ia begitu lelah, ia telah beekeliling ke tempat yang sama sebelumnya hanya untuk mencari lembaran yang ditulis Kazuma waktu itu. Dan jawabanya telah ia temukan hari itu juga.
Nao kembali teringat tulisan itu. Saat dimana Kazuma melarangnya untuk melihat yang ia tulis. Itu merupakan caranya agar harapanya masih terpendam. Dan kini terbekas dalam hati si gadis.
Ia pejamkan matanya, berharap hari esok akan lebih baik dari sebelumnya.
▪
Kicauan burung membuat Nao terbangun dari tidurnya. Rupanya jam menunjukkan pukul 09.47. Ia tak sadar kalau ia telah kesiangan.
Nao lalu bangun dan menuju lantai bawah. Di sana ibu telah menyiapkan makanan untuknya.
"Nao..kau sudah bangun? Ayo sekarang makan sarapanmu." ucap ibu dengan lembut.
Nao memakan makananya pelan. Hingga kemudian ponselnya bergetar. Dilihatnya layar ponsel itu, dan terlihat pesan dari Hokuto
•
[-Hokuto-]Nao, bisakah kita bertemu hari ini?
~Hokuto~Baiklah.
~Nao~
•Nao kemudian beranjak keluar dan menemui Hokuto di tempat biasa. Mereka saling bertemu di taman yang biasa mereka jumpai.
Di sana Hokuto mengatakan beberapa hal agar Nao tak lagi bersedih. Ia juga memberikan beberapa buku bacaan untuk Nao sebagai pengisi waktu luang sekaligus menyingkirkan pikiran buruknya yang masih terus ada."Setelah ini, jangan bersedih lagi ya." Ucap Hokuto lembut sambil mengelus kepala Nao
"Um.." jawab Nao singkat
Mereka lalu berdiri dan berjalan agak jauh dari tempat mereka duduk sebelumnya.
Nao berbalik sekilas dan memandang kursi itu sekali lagi. Rasanya Kazuma masih di sana, duduk diam sambil terus melihat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
君と •Kimi to
Fanfiction[COMPLETED] Kepergiannya meninggalkan bekas luka yang masih mendalam. Setelah ia pergi, kehidupan pun harus terus berjalan bukan.. ▪ ▪ Meskipun semua waktu yang terlihat telah menjadi kenangan, tetap saja impian itu masih terselip dan menunggu seseo...