03 - Kecurigaan

1.4K 161 9
                                    

Terhitung sudah lima hari lamanya aku berkerja di sini, lapas yang bau dan sangat tidak enak di pandang. Sungguh, aku rasanya ingin berhenti saja. Namun iming-iming imbalan yang di dapatkan menguntungkan banyak untukku, oh ayolah. Siapa yang tidak suka uang di dunia ini.

Aku melangkahkan kakiku menuju ke kamar nomor tiga, kulihat lelaki bermarga Jeon itu masih saja tertidur pulas. Bahkan ini sudah melewati siang hari, gila. Apa sungguh-sungguh ia tidur seperti beruang yang tidur di musim dingin dan terbangun saat musim semi. Aku berdecak sekali lagi, melihat lelaki di sebelahnya mengedipkan matanya ke arahku dengan gerlingan nakal. sungguh, mungkin umurnya berada sepuluh tahun lebih tua dariku.

"Kenapa kau melihatnya terus, kau tertarik pada Jungkook?" Tanyanya, membuatku hanya memutar bola mata jengah. Aku tertarik pada perkerjaanya, bukan terhadap orangnya. Sungguh, sampai sekarang aku belum mendapatkan satupun informasi tentang bagaimana hidup pria yang sekarang masih sibuk berada di bawah alam sadarnya.

Pantas saja Taehyung menyerahkan tugas ini kepadaku, jika di lihat-lihat perbandingan umur di sini sangat ketara jauh. Lebih dominan seorang bapak-bapak, ataupun kakek-kakek yang tinggal menunggu ajalnya. Jika di hitung dengan jari mungkin hanya ada dua yang memiliki umur sebaya denganku, dan salah satunya si Jungkook ini.

"Sampai kapan ia akan bangun?" Tanyaku sudah terlewat sebal, lantaran setiap aku memasuki ruangan pengap ini ia selalu tidur. Pernah sekali, itupun saat ia membuka mata kemudian lanjut tidur lagi.

Pria tua itu mengangkat bahu acuh. "Dia piket malam, jam enam subuh tadi baru terlelap. Jadi wajar saja jika ia tidur selama ini."

"Pantas saja." Kataku, kemudian meletakkan makanan yang sebelumnya sering ia pesan. Ramen Cup. aku tidak tahu, tidak ada yang dapat menolak rasa dari mie instan yang sangat populer ini. Kemudian melanjutkan langkah, sebelum melirik ke arah Jungkook yang masih saja tidur terlelap dengan mulut sedikit terbuka.

Aku hendak berjalan ke arah pintu keluar, sebelum satu suara memanggil namaku. Lelaki itu berdiri masih dengan senyuman bodohnya, kemudian berjalan mendekat ke arahku dari arah berlawanan.

"Hari ini, hari kunjungan. Kau harus tetap di sini, masalah Hana biar aku yang selesaikan." Gerling Taehyung dengan mata nakalnya, menarik kursi di sampingnya dan menyuruhku duduk di sana. Aku hendak protes namun percuma, sungguh aku tidak tahan berlama-lama di sini. Taehyung hanya tertawa melihat diriku yang menurut-menurut saja.

"Biasakan tersenyum, mukamu itu terlalu kaku dan dingin." Aku hanya memutar bola mata saat Taehyung mencoba menggodaku, membuatku menendang ujung pantofel hitam yang senang sekali ia pakai. Lelaki itu tidak meringis, hanya mendecak tidak suka pasalnya bagian debu dari telapak sendalku membekas disana. Mengotori sepatu Taehyung. "Pergi sana, aku muak melihat wajahmu yang sama sekali tidak enak di pandang."

Belum sempat Taehyung protes, Hana berjalan mendekat dengan wajah yang tengah di tekuk kesal. Aku menebak saja, jika gadis itu baru saja di suruh Bibi Ahn untuk menyusulku di sini karena lama sekali kembali ke kantin. Taehyung yang melihat itu segera menahan Hana. Sebelum gadis itu melancarkan aksinya untuk memarahiku.

"Biarkan Eun Bi yang di sini, lebih baik kau buatkan makanan untuk kau jual kembali. Hari ini hari kunjungan, aku yakin pasti banyak yang akan membeli. Kau akan mendapat keuntungan banyak, oleh itu kembalilah dan buatkan banyak pesanan." Taehyung membalik tubuh Hana untuk segera keluar, namun gadis itu menyentak tangan Taehyung dari bahunya tidak suka. Kemudian melirik ke arahku dengan alis yang menukik tajam.

"Enak ya jadi orang cantik sepertimu, kau bisa menggunakannya untuk menjerat lelaki untuk mematuhi printahmu. Hei kita saling bantu, kau enak-enakkan duduk di sini sementara aku kesana kemari mengantarkan pesanan yang bukanya sedikit." Protes Hana, memang ada benarnya. Namun menjerat lelaki dengan kecantikkan astaga. Kenapa dia berlebihan sekali, sungguh aku tidak merasa menjerat siapapun dan aku juga tidak merasa cantik. Di bandingkan aku, mungkin Yerin jauh lebih cantik.

Restricted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang