Pahit, rasanya bagaikan ia menelan butiran pil obat yang di hancurkan dan di larutkan dengan air kelewat panas, membakar sampai tidak bisa bersuara. Tentang bagaimana Eun Bi menelan Isak tangis menemukan dirinya sangat memuakkan bersitatap pada kaca yang sekarang menangkap pantulan dirinya yang masih saja berpakaian Dress semalam yang di pilih Jungkook kelewat ketat dan pendek. Gadis itu masih saja menatap dirinya dengan riasan yang belum terhapus semuanya.
Melirik sosok Jungkook yang masih tertidur di ranjang ukurang King size tanpa memakai atasan, bertelanjang dada yang menurut lelaki itu mungkin sangat seksi memiliki tubuh di penuhi otot-otot kekar dengan bentuk yang sempurna, namun bagi Eun Bi sama sekali tidak. Ia sangat membenci malamnya kemarin, di mana Jungkook hampir saja menggagahinya, sebenarnya itu di lakukan tidak sadar oleh Jungkook, karena bau alkohol yang menyeruak di Indra penciumannya membuktikan jika lelaki itu mabuk semalaman.
Sebelum Eun Bi menendang dan memukul kepala lelaki itu dengan sepatu Hells mahal miliknya hingga Jungkook mengaduh dan tidak sadarkan diri setelahnya, kegiatan gila itu terhenti. Eun Bi merasa bersyukur karena lelaki itu tidak sampai menanggalkan pakaiannya dan memperlakukannya seperti jalang di sana. Walaupun Eun Bi berusaha menahan mati-matian kicauan kotor yang ingin bibirnya keluarkan saat lelaki itu menghisap lehernya hingga menimbulkan merah kebiruan di pagi harinya.
Sungguh, ingin sekali pulang.
Namun, ia tidak mempunyai siapa-siapa kali ini. Hanya ia, dirinya berserta segala pemikiran bodohnya sekarang ini.
"Sial, sakit sekali." Eun Bi lantas melirik ke arah pantulan kaca tanpa berbalik melihat ke belakang siapa yang telah bersuara selain batin dan dirinya sendari tadi, mata itu menelisik benci saat lelaki itu ikut memandang ke arah kaca memperlihatkan Eun Bi yang juga menatapnya. Merasakan kepalanya yang pusing bukan kepalang, terlebih bukan hanya luka dalam namun ia merasa ada yang tidak beres dengan dahinya buru-buru turun dari tempat tidur dan berjalan mendekat ke arah Eun Bi yang masih saja menatap lurus ke depan kaca memperlihatkan pantulan dirinya bersama Jungkook di sana.
Lelaki itu membungkuk, mendekatkan wajahnya pada kaca. memeriksa apa yang salah dengan dahi miliknya. Menemukan luka dengan darah yang telah mengering, bersama memar kebiruan di sana. Eun Bi lantas hanya memutar bola mata malas saat lelaki itu menatap tajam ke arahnya, sembari menunjuk di mana lukanya bersarang. "Kau ingin membunuhku atau apa, sialan."
"Aku hanya melakukan perlindungan diri, dari lelaki pemabuk seperti dirimu." Balas Eun Bi tidak kalah tajamnya, membuat Jungkook menatap tidak percaya. Meneliti Eun Bi dari ujung kepala hingga kaki, kemudian naik lagi. Menemukan sesuatu yang janggal dengan leher milik gadis itu yang nampak ruam-ruam merah kebiruan. Tidak hanya satu, namun tiga atau lebih. Bahkan bukan hanya di leher, namun di pertengahan atas dada gadis itu. Jungkook menelan ludah susah, ia jelas ingat walau sedikit lupa. Termasuk bagian di mana ia sangat marah saat menemukan Eun Bi yang sedang berbincang bersama Moon Bin saat itu, yang ia tahu ia mengunci Eun Bi setelah itu ia keluar meninggalkan gadis itu.
Kembali, karena acara sudah melewati puncak, dengan sepoyongan lelaki itu masuk ke dalam apartemen miliknya dengan keadaan sedikit sadar atau sudah tidak. Namun ia ingat bagaimana menemukan Eun Bi yang tengah tertidur di ranjang miliknya, sungguh ia tidak berpikir semalam itu Eun Bi. Hanya Eun Hee, melakukan semuanya dengan bayangan Eun Hee di dalam kendalinya. tanpa tahu maksut, gadis itu menangis saat berberapa kali Jungkook ingin membuat tanda di satu tempat dan tempat lainnya.
Termasuk dengan luka yang menghiasi dahinya, ia sama sekali tidak ingat dengan itu. Yang ia tahu, Eun Hee saat itu menatapnya pilu sekali.
Eun Bi geram, geram sekali saat Jungkook menatapnya tanpa henti. Terlebih tatapanya mengarah pada ruam-ruam merah di berbagai titik tubuhnya. "Berhenti menatapku seperti itu Jung, aku bukan Eun Hee kakak perempuanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Restricted ✓
Fiksi PenggemarJeon Jungkook satu hal kesalahan bagi hidupnya, seandainya ia tidak bertemu lelaki itu. Sudah jelas, hidup Eun Bi tidak akan menjadi sedramatis ini hanya soal perasaan. Gadis itu tidak ingin mendengarnya. Hwang Eun Bi tidak mau mengakuinya, tetapi j...