"Tubuhku rasanya pegal sekali."
Eun Bi baru saja merebahkan dirinya pada sofa lantas melirik ke arah Jungkook yang sekarang memakai setelan Tuxedo hitam bersama dalaman kemeja putih melilit tubuh kekar miliknya, sedangkan gadis itu hanya mendecak sebal karena bukan Jungkook saja yang pegal----------lima jam lebih mereka habiskan untuk memilih pakaian, ataupun mempersiapkan gedung untuk acara pernikahan mereka besok lusa.
Jungkook melihat Eun Bi berdecak sebal lantas duduk kemudian menyender di bahu gadis itu, dengan cepat kepalanya di pukul Eun Bi dengan wajah kesal. "Tidak usah menyender, sadar diri. Kepalamu berat, aku juga pegal bukan kau saja."
"Sayang." Panggil Jungkook lembut guna merayu Eun Bi yang tidak berubah sama sekali untuk mengomelinya atau memukulnya kejam, gadis itu melihat ke arah Jungkook dengan sebal. terlihat sekali jika gadis itu juga sama capeknya dengan dirinya, mengibas surainya kebelakang. "Apa Jung? berhentilah merengek seperti bayi. Kau tidak pantas sama sekali. Diamlah, hari ini panas kau jangan buat aku bertambah pusing dengan tingkah lakumu itu."
"Kau lihat ini." Tunjuk Eun Bi pada perut datar miliknya, membuat Jungkook juga melihat ke bawah-----ke arah perut gadis itu, Kemudian kembali pada wajah Eun Bi yang terdengar kembali menggomelinya lagi. "Ini bayimu, oleh itu jangan bertingkah seperti bayi besar. Karena bayi kecil ini lebih menggemaskan."
Jungkook mengendus sebal, kemudian mendekatkan wajah sembari membasahi bibir bawahnya------berusaha terlihat seksi, yang di mana Eun Bi melihat itu sama sekali tidak minat. "Dia menggemaskan, dan aku menggairahkan bukan. Apa lagi di atas ranjang." Eun Bi yang mendengar itu lantas menyentil bibir Jungkook membuat lelaki itu mengaduh kesakitan, sedangkan gadis itu mengupayakan wajahnya yang mulai terasa panas-----tersipu malu.
"Kau malu?" Goda Jungkook membuat Eun Bi memukul bahu lelaki itu kuat-----aksi melampiaskan dengan menutupi rasa malunya. "Berhenti bicara yang tidak penting."
"A-ah, iya-iya maaf. Kenapa kau kasar sekali sih semenjak mengandung." Tanya Jungkook, menghindari pukulan bertubi-tubi dari Eun Bi. Gadis itu merasa bersalah lantas menghentikan aksinya dengan merengut kesal. "Tidak tahu, sepertinya bayi ini membencimu. Melihatmu saja aku sudah emosi setengah mati Jung, serius."
Mendengar itu membuat Jungkook merasa sedih, memilih untuk menarik Eun Bi untuk duduk lebih merapat denganya. Gadis itu ah tidak sekarang Eun Bi sudah menjadi wanita setelah di tanam benih sialan oleh di Jungkook ini, lebih parahnya lagi mereka sedang menyaksikan benih itu tumbuh. Menepuk pahanya dua kali sembari menatap Eun Bi. "Duduk sini, aku ingin mengelus bayi kita."
"Kau bilang tadi tubuhmu pegal, tidak. Nanti malam kau merengek minta di pijat, tidak mau aku Jung." Kata Eun Bi bersidekap sembari menatap ke arah Jungkook kesal, lelaki itu terkekeh kemudian kembali menepuk pahanya. "Tidak sayang, aku tahu kau juga lelah. Aku hanya ingin mengelus bayi kita, sesekali memelukmu aku rasanya rindu sekali."
"Kita hanya berpisah dua jam pagi tadi, dan lima jam setelahnya kita bersama. Apa yang kau rindukan? Dasar pembual." Kemudian Eun Bi berdiri duduk menyamping di paha milik Jungkook yang otot miliknya terasa kencang dan kuat sekali, Jungkook tersenyum meletakkan telapak tanganya pada sisi pinggang milik Eun Bi, menatap gadis itu dalam sembari tangganya menelusuri perut datar milik Eun Bi mengelus di sana lembut. "Kira-kira bayi kita laki-laki atau perempuan?"
Eun Bi nampak berpikir sejenak, sembari meletakan tanganya untuk mengalungi leher milik Jungkook. "Kau mau aku pukul lagi ya? Aku tidak tahu Jung. Mau dia perempuan atau laki-laki dia tetap anakku, anak kita berdua. Aku tetap menyayangi mereka."
"Kalau aku?" Jungkook kembali bertanya, lelaki itu masih setia mengusap perut datar Eun Bi. Wanita itu mengalihkan pandangan menatap ke atas-----berpikir sejenak. "Apa harus aku jelaskan kembali bagaimana rasanya aku mencintai dan menyayangimu, Hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Restricted ✓
Hayran KurguJeon Jungkook satu hal kesalahan bagi hidupnya, seandainya ia tidak bertemu lelaki itu. Sudah jelas, hidup Eun Bi tidak akan menjadi sedramatis ini hanya soal perasaan. Gadis itu tidak ingin mendengarnya. Hwang Eun Bi tidak mau mengakuinya, tetapi j...