Tiga, dua, dan satu. Tetap saja merenung, menunggu hal yang pantas di tunggu. Eun Bi menghela dengan nafas menderu berat. Melirik ke arah depan di mana menampakkan keindahan kota Seoul di saat pagi, cuaca pagi ini sangat dingin. Tapi dengan balutan baju tidur tipis gadis itu menghalau rasa dingin dengan kebodohannya. Berulang kali ia membalik masa lalu, di mana ratusan da beribu masalah yang selalu mendekat dan menghabisinya pada satu gelungan massa yang berlanjut pada kehidupan selanjutnya. Gadis itu terus menatap tanpa khawatir jika rongga dadanya mungkin mulai sesak karena cuaca dingin, yang ia inginkan pulang ke rumah meminta maaf kepada kedua orang tuanya karena perkataannya semalam. Dan, tidak bermalam pada rumah milik lelaki gila yang semalam nyaris membuatnya gila juga karena perkataanya.
"Pagi, bukannya memasak untukku. Malah berdiri di sana, kau berniat membunuh diri ya? Astaga. Padahal, tawaranku menyenangkan." Kata seorang pria yang sekarang hanya memakai celana training panjang, tanpa busana di atasnya. Menampakkan dada bidang milik lelaki itu dan berberapa kulit berbentuk kotak terhitung enam di perutnya. Eun Bi tidak mempermasalahkan itu, itu sudah biasa ia lihat jadi apa yang harus ia banggakan. Bahkan melihat wajah Jungkook saja rasanya ingin cepat-cepat ia muntahkan seluruh isi yang ada di perutnya. Gadis itu lantas melirik ke arah Jungkook dengan hidung yang memerah. "Aku tidak bisa memasak, jangan terlalu banyak bermimpi. Dan tentang tawaranmu, aku masih memikirkan. Itu sama sekali tidak semenyenangkan apa yang ada di pikiran kotormu itu."
Kemudian Eun Bi memilih untuk berjalan meninggalkan perkarangan, melewati tubuh Jungkook yang masih menatap di mana tempat gadis itu sebelumnya berdiri tegak. Dengan lidah yang di mainkan di dalam, ia merasakan setiap tatapan, ucapan dan perlakuan Eun Bi untuknya. Ia semakin tertarik saja rasanya, bukan dalam artian menjerat gadis itu untuk ia cinta dan ia kasih, melainkan menjerat gadis itu bersama luka-lukanya yang tidak ada habisnya. Dan mengajaknya untuk tenggelam bersama, sampai menghabiskan segalanya bersama.
"Pakai bajumu, tubuhmu sama sekali tidak menarik minat otak kotorku." Kata Eun Bi, kemudian gadis itu melangkah menuju kamar mandi. Jungkook terkekeh pelan, tidak percaya. Sebelumnya sudah di katakan semua yang ada di diri Eun Bi itu sialan, rasanya berkali-kali Jungkook ingin membalas namun lelaki itu selalu menahan entah kenapa, ada satu hal yang harus ia pancing dan ia dapatkan dari gadis itu. Mendengar suara air yang menyentuh lantai Jungkook berpikir mungkin Eun Bi sedang membersihkan dirinya di sana.
Padahal yang di pikiran Jungkook jauh dari apa yang terjadi, di bawah guyuran air dingin yang menusuk punggung dan kepala miliknya, Eun Bi memilih untuk memejamkan mata sesekali merasakan air itu jatuh bergitu keras menghantam dirinya menciptakan rasa nyeri tersendiri, terduduk di lantai masih dengan pakaian yang lengkap. Gadis itu meringkuk bagaikan orang yang paling ketakutan dan cemas akan segalanya, tidak ada yang bisa merangkulnya saat ini. Bahkan gadis itu berulang kali terisak, tidak ada Suara sebagaimana air mata yang telah bercampur dengan air yang membasahi dirinya.
Eun Bi merasa tidak pernah dirinya serendah dan selemah ini, ia selalu sanggup menghadapi semuanya sendiri. Namun, kenapa saat ini ia membutuhkan orang lain untuk menanggung sebagian luka dari dirinya. Ia pikir, mempersetujui tawaran Jungkook sama saja bagaikan ia menjual dirinya sendiri, ia tidak mempunyai jati diri yang tinggi rasanya setelah semua masalah menimpa dirinya bagaikan berton-ton masalah membuatnya tidak bisa bergerak, atau lebih parahnya ia telah remuk hancur bersama semua masalah itu.
Ia selalu menyesal, kehilanggan dirinya. Tanpa ada satupun yang mencoba mencari, ataupun setidaknya menenangkan sampai jati diri itu kembali pada raga miliknya. Sungguh, ia sangat lelah sepulang dari sana Jungkook bukan mengantarnya ke rumah. Melainkan ke rumah milik lelaki itu, Jungkook maupun dirinya tentu masih tahu batasan. Gadis itu tidur di kamar yang berbeda, hanya saja ia sama sekali tidak menempati kamar yang di pilihkan oleh Jungkook. Itu kamar milik Eun Hee sebelumnya, bahkan banyak foto gadis itu tersemat di sana. Baru pagi ini Eun Bi melangkah masuk ke dalam kamar hanya untuk membersihkan diri, dan mungkin memakai pakaian milik kakak perempuan lelaki sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restricted ✓
ФанфикJeon Jungkook satu hal kesalahan bagi hidupnya, seandainya ia tidak bertemu lelaki itu. Sudah jelas, hidup Eun Bi tidak akan menjadi sedramatis ini hanya soal perasaan. Gadis itu tidak ingin mendengarnya. Hwang Eun Bi tidak mau mengakuinya, tetapi j...