07 - Pemakaman

1K 136 0
                                    

Mata itu terbuka dengan cepat, Eun Bi merasakan peluh membanjiri tubuhnya. Nafasnya terengah-engah, melirik ke seisi ruangan nampak sepi. Ia mencoba untuk bangkit, namun rasanya tubuhnya lemas sekali. ia melirik ke arah ruangan yang familiar di matanya. Ini ruang rawat inap. namun kenapa ia sendiri. Kemana Yerin, Taehyung dan Jungkook. Kenapa ia sendiri di sini, ataukah yang terjadi tadi hanya mimpi. Ataukah, ini yang sebenarnya terjadi. Eun Bi sangat pusing untuk membedakannya lantas menghela nafas pelan, mendecak keras saat menemukan jarum infus menancap pergelangan tangganya.

Ingatannya kembali berputar tentang kejadian berberapa waktu sebelum ia terbaring seorang diri di ruangan penuh obat ini. Namun belum sempat ia berimajinasi, seseorang memasuki ruangan yang ia tempati. Moon Bin berdiri di sana, nampak lusuh dari sebelum ia melihat lelaki itu. Moon Bin melirik ke arah Eun Bi yang juga melirik ke arahnya. "Oh, sudah bangun dari tidur panjangmu."

Eun Bi berdecak keras. "Kenapa aku bisa sampai di infus seperti ini, sebelumnya aku baik-baik saja."

Moon Bin yang baru saja melepaskan jasnya lantas memutar bola mata jengah, "Kau seharusnya tanyakan itu pada dirimu sendiri, kau keseringan bermalam tanpa mengatur dengan benar pola tidur dan makanmu. Kau hanya mengalami darah rendah, tidak perlu khawatir." Kemudian menegak minum sampai habis tak tersisa.

"Dimana Yerin?" Tanya Eun Bi, nampak helaan nafas berat terdengar dari lelaki bersurai hitam pekat itu. Membuat Eun Bi merasakan ada sesuatu yang tak beres. "Apa terjadi sesuatu? Oh ya, bagaimana-"

Kalimat Eun Bi terpotong, saat Moon Bin mencoba merebahkan tubuhnya di atas kursi putar, dan memijat pelipisnya pelan. Lelaki itu sesekali menangkup wajahnya, wajahnya memerah dan matanya berkaca-kaca. Lelaki itu berkata tanpa melihat ke arah Eun Bi."Kami tidak sempat menyelamatkannya, pendarahannya cukup hebat."

"M-maksutmu, mereka meninggal?" Tanya Eun Bi sekali lagi, lantas Moon Bin mengganguk lelah. Lelaki itu mengacak surainya kuat. Tangganya bergetar di pinggiran meja. "Ini pengalaman pertamaku, tapi aku tidak bisa menyelamatkannya."

Geram lelaki itu, Eun Bi hanya diam tak bersuara. Ia jadi memikirkan bagaimana keadaan Taehyung dan Jungkook setelah di tinggalkan gadis itu, bahkan rasanya ingin sekali ia mencari Yerin namun rasanya tubuhnya sangat lemas untuk sekarang ini. Bahkan untuk duduk saja ia tidak mampu, bagaimana berlari untuk bertemu.

***

Hari ini hari ketiga di pemakaman, Eun Bi baru bisa untuk menjenguk di rumah duka. Setelah merasa dirinya sanggup berjalan untuk sampai dengan selamat di sini, Yerin membantunya untuk menemukan ruangan yang telah di penuhi oleh bermacam bunga dan lilin. Namun bukan itu yang menjadi fokusnya, malahan figura yang tersenyum cantik di tengahnya. Ia masih ingat bagaimana Jeon Eun Hee tersenyum dengan cantiknya, lantas Eun Bi memasuki ruangan yang telah di tepatkan seorang lelaki di dalamnya. Itu Jeon Jungkook, kata Yerin. Jungkook tidak ingin pergi dari sana sebelum benar-benar selesai upacara pemakaman.

Jungkook jika di lihat dari belakang ia nampak sedikit kurus, bahkan saat Eun Bi bersimpuh duduk sebelahan denganya lelaki itu tidak menoleh. Jungkook paham bagaimana aroma gadis itu menyeruak di Indra penciumanya, jika Eun Bi di sini duduk di sampingnya. Tanpa ragu gadis itu mengelus bahu Jungkook lembut. "Aku bertemu denganya dalam mimpi, ia tersenyum ke arah kita semua. Ia memiliki bayi yang manis di surga, sebelum ia benar-benar pergi ia tersenyum ke arahku. Aku berpikir, apakah ia akan menuju surga Kenapa ia tersenyum dengan cantik sekali seperti itu."

Jungkook hanya diam, Eun Bi lantas menurunkan tangganya yang sebelumnya mengelus bahu Jungkook. Melirik ke arah lelaki itu yang menunduk masih sibuk menahan tangis. "Bagaimanapun tuhan telah berkehendak, tidak ada yang abadi di dunia ini. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, jadi jangan terlalu terlarut dalam luka. Kau boleh menangis kau boleh bersedih, tapi jangan terlalu sering ia meninggalkan bukan tanpa alasan. Ia telah bahagia di sana, kau juga seharusnya bahagia. Bukankah, setelah ia bertemu tuhanya itu adalah kebahagiaan abadi di alam berbeda. Aku yakin Eonnie, orang yang baik. Pasti Tuhan menempatkannya di tempat yang terbaik, untuk masalalu di dunia mungkin ia yang paling tersakiti. Namun di akhirat, mungkin ia yang paling bahagia."

Restricted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang