23 - Hamil

1.5K 157 24
                                    

Dua Minggu lebih telah berlalu, tidak ada kecupan, pelukan atau sapaan hangat yang Jungkook peroleh di pagi hari. Eun Bi benar-benar berubah menjadi sosok yang sebelumnya lelaki itu kenal, semenjak kepulangan dari restoran kemarin Eun Bi tidak banyak berbicara gadis itu memilih untuk tidur dan saat ia terbangun hanya berberapa sarapan pagi yang ia terima tanpa sosok Eun Bi, dapat ia temukan secarik kertas kecil yang tertempel di pintu lemari pendingin mengatakan jika ia harus bergegas berkerja-----Jungkook tidak melarang Eun Bi untuk kembali kerja, hanya saja sikap di antara keduanya dua Minggu yang manis sebelum bertemu Ibu di Restoran layaknya mimpi sesaat.

Mata milik lelaki itu mengerjap pelan saat merasakan pergerakan pada ranjang yang sedang ia tempati, sudah pukul setengah enam pagi, Bahkan langit masih gelap. Ia menangkap sosok Eun Bi dalam penglihatanya yang samar-samar berlari ke arah kamar mandi, ingin menghampiri gadis itu namun ia tahan agar tidak mendapatkan amukan kembali dari Eun Bi, gadis itu menjadi kasar dan tidak terkendali. Tidak jarang ia di tendang, atau di lempari berberapa barang jika saja melihat Eun Bi atau bersiap untuk mendekat ke arah gadis itu.

Terdengar suara muntahan lantas Jungkook bangkit dari tidurnya, membantu memijat tengkuk milik Eun Bi yang nampak gemetar menatap ke arah kloset yang hanya air putih keluar dari muntahannya. Gadis itu terlihat sangat pucat, ingin berbicara namun takut Eun Bi kembali mengomelinya dengan ketus.

"Nanti aku antar berobat." Kata Jungkook saat melihat Eun Bi berdiri dengan gerakan lunglai, gadis itu melirik Jungkook tidak minat. "Tidak perlu, aku akan pergi bersama Moon Bin."

Terlihat gurat tidak suka di wajah milik Jungkook namun Eun Bi hanya menghela pendek---tahu sekali Jungkook sangat sensitiv jika mendengar nama Moon Bin terlontar dari bibirnya. Lelaki itu menarik lengan Eun Bi pelan, hingga wanita itu berbalik menatap ke arah Jungkook. Terlihat Jungkook menghela pelan menahan emosi. "Bisa kita akhiri sikap dingin ini? Aku bingung kenapa kau bersikap ketus sekali kepadaku, katakan di mana letak kesalahanku agar aku mengerti kenapa kau bisa semarah ini Bi-a."

Gadis itu mengendus tidak habis pikir. "Seharusnya kau sendiri tanyakan pada dirimu yang tidak jelas itu Jeon! Sampai kapan? Kau akan bersikap seolah aku tidak pernah terluka dengan perkataanmu, prilakumu dan sikap mendadak bisumu itu saat aku tanyakan apa kau benar-benar menginginkan pernikahan ini atau tidak."

Eun Bi merongoh benda yang berberapa jam lalu ia simpan di saku celana miliknya dengan perasaan takut juga khawatir, melemparkannya pada Jungkook dengan keras hingga suara benturan benda plastik beradu pada lantai marmer.

"Kau puas?" Tanya Eun Bi saat Jungkook mengambil benda itu, melihat garis merah dua tertera di sana. Air mata milik Eun Bi luruh di sana, sedangkan Jungkook menatap tidak percaya. "K-kau Ha----"

"Ya, aku hamil. Ini kan yang kau inginkan? Bayi ini yang kau inginkan bukan, setelah lahir kau akan meninggalkanku bukan?" Bulir air mata tidak hentinya membasahi wajah milik Eun Bi, gadis itu menunjuk perutnya yang rata. "Bayi ini. Aku tidak akan pernah menyerahkanya kepadamu, tidak ada pernikahan. Putuskan semuanya, pernikahan atau apalah itu, aku akan pergi dan aku akan merawat bayi ini sendiri."

"Bagaimanapun aku yang menanam bibit di rahimmu, aku yang membuat ia tumbuh dan aku juga yang akan memanennya!" Kata Jungkook ikut marah, bagaimana bisa Eun Bi bersikap egois seperti ini. "Aku tidak pernah berkata meninggalkanmu setelah bayi itu lahir, pernikahan akan tetap berjalan sebagaimana seharusnya."

Eun Bi mengurai surainya ke belakang, menunjuk Jungkook dengan jemarinya yang bergetar. "Terus kenapa kau diam saja saat di tanya Ibumu, jika kau hanya menginginkan Bayi ini bukan dengan pernikahannya!"

Jungkook memijat pelipisnya yang terasa pusing bukan main. "Kau tidak mendengarkan semuanya, karena kau ke toilet."

"Kenapa tidak coba kau jelaskan!" Amuk Eun Bi tidak mau kalah, membuat Jungkook terdiam sesaat. Eun Bi yang melihat lelaki itu kembali mendadak bisu hanya mendecih. "Ya, lakukan saja aksi mendadak diammu itu Jeon! Aku anggap masalah ini selesai."

Restricted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang