"Rin."
Panggilan itu menguar saja di udara, nampak Yerin sedang sibuk dengan dunianya. Gadis itu nampak melamun, Eun Bi memilih untuk memanggilnya pasalnya cucian piring sempat tersumbat. Jika saja Eun Bi tidak segera mematikkan kerannya, mungkin setelah ini bibi Jung akan berteriak habis-habisan karena kebanjiran oleh kelalaian Yerin mencuci piring saat melamun.
Setelah Eun Bi mengendus menatap kesal ke arahnya, barulah gadis itu tersadar. "Kenapa kau matikan, kau tidak lihat aku sedang mencuci piring."
Alis milik Eun Bi tertarik ke atas, kemudian mendesah pelan. "Kau tidak lihat juga apa tempat cuci piringmu itu tersumbat, jika saja aku tidak mematikan kerannya bisa jadi dapurmu kebanjiran. Kau ini kenapa sih dari tadi melamun terus." Kemudian Eun Bi mengambil langkah untuk ke arah lemari pendingin, rumah Yerin itu bagaikan miliknya juga. Mereka sudah berteman sejak sekolah dasar, jadi tidak di herankan Eun Bi bertingkah layaknya yang punya rumah ketimbang tamu.
Sementara itu Yerin lebih memilih untuk memotong berbagai macam bahan, semalam saat Eun Bi baru saja pulang dari kerja. Yerin sudah berada di rumahnya, berbincang sangat akrab kepada Ibunya agar memperbolehkan Yerin untuk mengajak Eun Bi menginap di rumahnya berberapa hari ini. Saat di perjalanan Yerin nampak baik-baik saja, namun saat sampai di rumah gadis itu lebih banyak diam sesekali melamun. Eun Bi sangat tahu jika Yerin itu bukan sosok manusia yang diam tanpa sebab, diam gadis ini menjadi teka-teki baginya. Eun Bi tahu jika Orang tua Yerin itu Workaholic namun Yerin tidak pernah mengambil pusing, dan keluarganya juga baik-baik saja.
Eun Bi masih berpakaian tidur, menegak air dingin yang baru saja ia buka dari lemari pendingin. mencuri lirik ke arah Yerin yang masih saja diam sembari mengupas bawang. Eun Bi itu hanya mendesah pasrah, saat melihat Yerin tak sengaja memotong jarinya. Kemudian menghampiri gadis itu setelah mengusir Yerin untuk bergegas mengobati lukanya. "Biar aku saja yang memasak."
"Kau yakin?" Tanya Yerin, sesekali gadis itu membersihkan darah lewat air keran.
"Walaupun aku jarang membantumu masak, bukan berarti aku tidak bisa memasak. Aku bahkan persis seperti pembantu saat di rumah. Jadi, kau lebih baik pergi dan urusi lukamu sendiri. Kau nampak tidak baik-baik saja sendari tadi, aku tidak memaksamu cerita. Jadi aku bebaskan kau untuk melamun seharian ini, kapan lagi aku baik kepadamu seperti ini." Oceh Eun Bi, sesekali gadis itu memotong tipis irisan bawang. Yerin hanya tertawa sebentar sebelum gadis itu memilih untuk mandi terlebih dahulu.
***
Eun Bi sibuk menata masakannya di atas meja, sembari menunggu Yerin menjemur pakaian di halaman belakang. Eun Bi memasak sop kaldu ayam hari ini, gadis itu yakin-yakin saja jika masakannya enak. Kuahnya sedikit tumpah saat Eun Bi menggesernya ke arah samping namun bukan itu yang membuatnya kesal, lantaran ponsel Yerin yang terkena tumpahan kuahnya. Eun Bi buru-buru mengelap layar ponselnya dengan ujung bajunya. Sebenarnya Eun Bi itu memiliki tingkat penasaran tertinggi, sekalipun itu melanggar hal privasi.
Terlebih pesan dari Taehyung satu jam lalu yang memasuki ponsel milik Yerin. Ia hanya membaca dari pop up layar utama, tanpa di buka kuncinya pesan itu muncul dengan sendirinya.
Baby Tiger ✨
Sebenarnya Eun Bi sangat muak melihat nama Taehyung yang tersimpan di kontak Yerin, namun isi pesannya sungguh menjengkelkan untuk di baca. Pantas saja Yerin memilih lebih banyak diam dan melamun sendari tadi.
Baby Tiger ✨
[ Aku harap kau mengerti Rin, aku juga butuh waktu. Ini semua terjadi secara tiba-tiba. Tidak apakan kita mengundur tanggal pertunangan kita. Aku mencintaimu. ] 23.34 AM
KAMU SEDANG MEMBACA
Restricted ✓
FanficJeon Jungkook satu hal kesalahan bagi hidupnya, seandainya ia tidak bertemu lelaki itu. Sudah jelas, hidup Eun Bi tidak akan menjadi sedramatis ini hanya soal perasaan. Gadis itu tidak ingin mendengarnya. Hwang Eun Bi tidak mau mengakuinya, tetapi j...