Epilog

1.5K 138 18
                                    

Suara bising dentingan sepatula beradu dengan wajan terdengar bagaikan suara minyak panas yang di masukan air---------sangat gaduh dan berisik. Dapur kediaman milik keluarga Jeon itu nampak ramai sekali di penuhi dengan berbagai macam menu makanan di atas meja juga suara dari berbagaimacam masakan yang tengah ia masak. menambah kesibukan Ibu beranak satu yang sekarang melihat ke arah anak perempuan semata wayangnya yang sekarang telah menginjakkan umur tiga tahun-------sedang menjilati sisa krim coklat yang mengotori sisi bibir, pipi dan pakaiannya. Eun Bi yang melihat itu lantas mendesah lelah, liriknya pada jam di dinding telah menunjukan hampir pukul tujuh pagi, lantas segera mematikan kompor memindahkan isi wajan yang sebelumnya ia masak ke dalam piring. Duduk di hadapan putrinya yang sekarang masih asik menjilati krim coklat kesukaanya.

"Mi Cha, coba kau bangunkan Ayahmu itu. Dia tidur seperti ingin melakukan percobaan mati." Elus Eun Bi pada puncak kepala anak perempuannya yang tiga tahun lalu ia perjuangkan dengan mati-matian untuk mengeluarkannya dari dalam perut dengan melampiaskan Jungkook yang saat itu menemaninya bersalin, membuat lelaki itu hilang berberapa helai Surai dengan tubuh yang merah bekas cakaran atau bisa di katakan habis dari ruang operasi dengan wajah seperti habis di amuk masa lelaki itu menangis mengatakan jika Eun Bi telah melahirkan bayi perempuan cantik yang teramat ia sayangi di dunia. Ini sudah menginjak tiga tahun pernikahan mereka, Jeon Mi Cha tumbuh jadi gadis yang cantik dari hari ke hari.

Sembari membersihkan berberapa coklat yang menempel pada pipi putri kecilnya, Eun Bi mengangkat Mi Cha untuk turun dan berjongkok menyamai tingginya, lantas tersenyum. "Bangunkan Ayahmu, sampai bangun ya! Kalau dia tidak mau bangun. gigit saja punggungnya, mengertikan Mi Cha sayang?"

"Iya Bu." Balas Mi Cha dengan intonasi kelewat lucu, Eun Bi gemas sekali dengan anaknya ini mau tidak mau mengecup pipinya bergantian kemudian mendorong perlahan Mi Cha untuk segera bergegas memasuki kamar sang Ayah--------melakukan apa yang di perintahkan Eun Bi.

Eun Bi yang melihat itu hanya terkekeh pelan saat Jungkook berteriak sakit-------pasti Mi Cha menggigitnya pikirnya. Sembari mencuci piring bekas makan Mi Cha Wanita itu bersenandung kecil mengingat kembali sifat Mi Cha putrinya yang polos dan penurut, jika saja bukan Mi Cha yang membangunkan Jungkook mungkin lelaki itu akan mengomel dari pagi sampai jelang pulang dari kantor.

***

"Sayang, berhentilah membangunkanku dengan cara memerintah Mi Cha untuk mengigitku, itu tidak baik. Nanti kalau dia menjadi terbiasa dengan tingkah laku itu sampai besar nanti, bagaimana?" Jungkook mengomel sembari mendesis pelan melihat bentuk luka gigitan Mi Cha di punggung telanjang miliknya, sembari mengeringkan Surai lelaki itu melirik sejenak ke arah presensi Eun Bi yang baru saja mengeluarkan berberapa baju kerja milik Jungkook hanya menghela nafas pelan-------meletakkan kemeja di atas kasur, lelaki itu berbalik mengambilnya dan memakainya dengan telaten, mengancingkan baju dari atas sampai ke bawah tidak lupa ia masukan kemeja ke dalam celana agar terlihat rapi.

"Eun Bi, kau dengar aku tidak sih?" Tanya Jungkook sebal, sedangkan Eun Bi yang sedang mengalungkan dasi milik lelaki itu hanya menghela pelan. "Berhenti mengomel Jung, kau lihat sudah pukul berapa? Kau mau di marahi Ayahmu karena terlambat terus. Seharusnya kau profesional jadilah orang disiplin, kau bukan bocah lagi. Kau sudah punya anak dan istri yang harus kau nafkahi, oleh itu sayangku. Kerja lah yang benar sebelum Ayahmu memecatmu karena tidak becus."

Menarik dasi yang telah tersimpul rapih itu ke atas, membuat Jungkook rasa tercekik. Eun Bi dengan cepat melepasnya dengan wajah terlihat garang sekali, Jungkook yang melihat Eun Bi yang nampak berbeda hari ini lantas merasa tidak asing, apalagi saat Jungkook mengomel seperti ini biasanya Eun Bi akan menciumnya berkali-kali agar diam dan menjadi alasan dia untuk datang siang karena sibuk melakukan aktifitas pagi yang manis bersama istri.

Restricted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang