1

3.9K 83 0
                                    

"Kakak berangkat dulu ya sayang" ucap kakakku, Thristan.

Ia mencium pipiku dengan gemas. Ya, aku tau aku ini menggemaskan. Tapi tak perlu cium cium mersa seperti itu dong! Nanti jika orang lihat bagaimana? Nanti mereka berpikir yang tidak tidak.

"Ih jangan cium!" kesalku sambil mengelap pipiku yang terkena ciumannya.

"Biarin abis kamu punya pipi kayak squishy, kakak kan jadi gemes"

Ia mencubit-cubit pipiku dan menciumnya lagi. Kurangajar!

"Udah ah kakak berangkat dulu ya" ucapnya sok imut, kali ini ia mencium kepalaku.

"Yaudah sana pergi!" ketusku

"Biasa aja keles! Kamu lagi pms ya sayang? Udah beli pembalut belum? Mau kakak beliin?"

"Brisik!" ketusku lagi. Ia benar-benar menjijikkan untuk ukuran seorang kakak.

"Hahahaha" ia malah tertawa padahal sama sekali tak ada yang lucu. Aku jadi ingin menjadi dokter spesialis neuron otak agar bisa menyambungkan sel-sel otaknya yang sudah putus akibat stress mencari uang.

"Oh ya jangan lupa beliin aku martabak keju pas pulang nanti! Kalo gak beli jangan harap bisa masuk ke rumah ini!" ucapku tanpa menengok ke arahnya karena sebenarnya dari tadi aku sedang menghias kuku indahku dengan kuteks berwarna merah terang yang merupakan milik temanku, aku memintanya karena aku tak punya uang untuk membeli kuteks mahal.

"Iya-iya! Nanti kakak beliin"

"Gitu dong!"

"Kamu tuh ya banyak makan tapi lemaknya ngumpul semua di pipi"

Ia menarik-narik lagi pipiku dengan keras. Hal itu membuat cat ku berantakan.

"Ihhhh Sakit tau! Tuhkan...catnya berantakan. Aku gak mau tau pokoknya beliin kutek baru!" teriakku sambil berusaha memukulinya dengan bantal sofa yang sedang aku peluk. Namun tak kena karena ia sudah terlanjur lari menuju motornya. Awas saja nanti!

Hari ini ia akan bekerja untuk menjadi guru privat matematika. Untung saja ia punya otak yang cerdas jadi ia bisa memanfaatkan isi otaknya untuk mendapatkan uang. Semoga saja ia membawa banyak uang saat pulang nanti.

"Aish Thristan kurangajar! My nails jadi berantakan" gumamku sambil merapikan kuteks yang berada di pinggir-pinggir kuku.

***

Karena ini hari Minggu jadi aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di perpustakaan umum. Sudah lebih dari tiga jam aku berada di perpustakaan ini untuk membaca.

Aku lebih suka membaca buku non-fiksi dibandingkan dengan buku fiksi karena aku lebih menyukai sesuatu yang nyata dibandingkan dengan khayalan.

Sebenarnya aku sangat tak suka membaca, namun demi masa depan yang cerah dan demi meningkatkan intelektualitasku agar aku bisa mendapatkan pekerjaan, aku rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca.

Seperti yang aku tahu, dulu pada abad pertengahan, orang Eropa pernah mengalami The Dark Age atau disebut juga dengan zaman kegelapan. Pada masa itu mereka benar-benar mengalami masa keterpurukan. Mereka kalah dari peradaban islam yang saat itu benar-benar maju.

Namun mereka tak putus asa. Melihat peradaban Islam yang maju, mereka jadi termotivasi untuk menjadi maju juga seperti Islam.

Akhirnya mereka mempelajari kembali teori-teori Yunani dan Romawi kuno karena pada saat zaman Yunani dan Romawi, masyarakat Eropa benar-benar maju.

Bukan setahun dua tahun mereka mempelajari teori-teori itu, beratus-ratus tahun mereka mempelajarinya. Kebudayaan klasik Yunani dan Romawi akhirnya kembali hidup atau lahir dalam kehidupan masyarakat Eropa. Zaman ini disebut juga dengan Renaissance yang artinya hidup kembali atau lahir kembali.

LELAKI BIADAB! MOR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang