Malam ini terasa cukup dingin, oleh karena itu aku membuat susu cokelat panas, tapi sialnya Thristan malah meminum semuanya saat aku sedang mengambil laptop di kamar. Aku pun merajuk tak terima dan mengusirnya untuk membelikanku martabak keju serta wedang jahe.Oleh karena itu saat ini aku sendirian di rumah. Dan di saat aku sedang bermain game ria di laptop ini, listrik di rumahku mendadak mati. Rumahku menjadi sunyi dan senyap. Kurangajar! Aku kan sudah bayar tagihan listrik, kenapa harus mati?
Mendadak berbagai film horor yang pernah aku tonton terus berseliweran di kepalaku. Karena aku tak tahan dengan rasa takut yang mulai menggerogoti hati ini, aku pun langsung berlari ke kamar sambil membawa laptop yang masih menyala. Aku loncat ke atas kasur dan bersembunyi di bawah selimut.
Andaikata ada setan pun aku sudah bersembunyi, jadi aku akan aman. Aku mencari posisi yang nyaman untuk tidur lalu kembali fokus dengan laptop yang kusimpan di atas perutku.
Aku membuka aplikasi google dan mencari lowongan pekerjaan yang ada di daerah ini. Aku mencari lowongan pekerjaan untuk penerjemah bahasa Inggris namun nihil, tak ada satupun lowongan pekerjaan untuk penerjemah bahasa Inggris.
Aku pun mencoba untuk mencari lagi lowongan pekerjaan penerjemah tanpa menyertakan daerah nya dan menemukan satu yang cukup menarik perhatian ku yaitu, penerjemah film.
Disaat aku sedang asik mencari lowongan kerja tiba-tiba smartphoneku berbunyi. Kurangajar! Siapa yang berani mengganggu ketenanganku seperti ini?
Aku pun mencari smartphoneku di atas kasur tapi tak aku temukan, lalu aku ingat bahwa aku menyimpannya di atas meja belajar. Sial!
Karena aku tak berani untuk membuka selimut aku membiarkan smartphoneku berbunyi. Aku tak perduli! Daripada nanti aku melihat setan lebih baik membiarkan kebisingan menemani malamku. Lagipula Thristan membeli makanan dimana sih? Kenapa ia sangat lama?
Aku pun kembali fokus dengan daftar lowongan pekerjaan, smartphoneku pun sudah berhenti berdering. Aku merasa kesal karena hampir setiap lowongan pekerjaan memiliki syarat minimal lulusan S1. Cih! Meskipun aku masih kelas sebelas tapi aku kan sudah cukup fasih berbahasa Inggris.
Tiba-tiba ponselku berdering lagi. Manusia sialan mana sih yang terus-terusan menggangguku di saat gulita seperti ini? Karena kekesalanku lebih besar dibandingkan rasa takutku, aku pun keluar dari selimut untuk mengambil smartphoneku lalu dengan cepat aku loncat dan bersembunyi lagi di balik selimut, sialnya laptopku tertimpa oleh badanku.
Shit! Bagaimana jika laptopku rusak? Aku kan baru membelinya, lebih tepatnya Thristan yang membelinya lalu aku rebut paksa karena laptopku sudah lama rusak sementara Thristan masih punya dua laptop. Aku pun menyimpan laptop itu di atas nakas dan kembali masuk ke dalam selimut.
Aku melihat layar ponselku namun hanya ada nomor telepon yang tertera di sana. Entah siapa yang menelpon ku. Aku pun mengangkatnya.
"Halo?"
"Halo, Theresa?" suara berat seseorang terdengar di seberang sana, sepertinya laki-laki.
"Iya, ini siapa?"
"Aaron Gardner" jawabnya so cool. Mengetahui Aaron yang menelpon ku rasa kesal ku mulai menghilang entah kemana.
"Oh Aaron, ada apa Ron?"
"Enggak, gue cuma pengen denger suara lo" jawabnya serak-serak basah lembut. Damn! Suaranya benar-benar sexy seperti Theo James.
"Oh gitu" balasku gugup seperti orang idiot.
"Iya gue mau tau suara lo bagus atau engga kalo di telepon"
Whattttt?!?!? Rasa kesal ku mulai kembali menyelimuti dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
LELAKI BIADAB! MOR!
Random⚠17++ Awalnya dia mengenalku, menyukaiku, mencintaiku lalu terobsesi denganku. Hanya satu hal yang pasti! Dia benar-benar gila untuk ukuran manusia.