9

1.1K 38 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu, biasanya aku pergi ke perpustakaan daerah tapi hari ini aku memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli barang-barang kebutuhan bulanan  dan makanan karena Thristan baru saja gajihan. Aku ingin berbelanja sepuasku karena sudah lama aku tak pergi ke supermarket.

Aku mengambil beberapa buah dan minuman dingin seperti yogurt, susu uht, teh, minuman ber ion. Troli ku sudah hampir penuh, padahal masih banyak barang yang belum aku beli, harusnya tadi aku mengambil Troli yang besar.

Selain sibuk berbelanja aku juga sibuk mengipasi diriku dengan kipas angin. Badanku terasa gerah karena menggunakan sweater merah tebal kebesaran milik Thristan, padahal di tempat ini terdapat pendingin ruangan. Untung saja sekarang aku menggunakan rok biru panjang, jadi kakiku tak terlalu kepanasan.

Sebenarnya aku tak ingin menggunkan pakaian ini, tapi Thristan sealalu memaksaku untuk menggunakan pakaian tertutup dan longgar saat akan pergi ke luar. Tak tahu kenapa, padahal aku lebih suka menggunakan hot pants dan kaus pendek. Menyebalkan!

"Theresa?" seseorang yang ada dibelakangku memanggil membuatku berbalik. Dan aku menemukan sosok tampan yang selalu tersenyum manis, menggunakan kacamata hitam.

"Eh? Aaron?" aku tak menyangka akan bertemu dengan Aaron di sini. Ia terlihat sangat segar dengan sweater berwana biru dan celana jeans hitam yang membalut tubuhnya. Ia juga memakai topi dan sneakers puma.

Ia benar-benar keren. Dan ia juga sama menggunakan sweater sepertiku, seperti baju couple hehe. Ya meskipun berbeda warnanya.

"Hai! Lo lagi belanja?" tanyanya sambil tersenyum manis seperti biasa. Ia membuka dan menggantungkan kacamatanya di sweater yang ia kenakan.

"Iya nih" jawabku balas tersenyum.

"Oh ya! Kok lo gak sekolah kemarin? Lo sakit apa?" tanyaku penasaran.

"Kenapa emang? lo nyariin gue? Kangen ya?" tanyanya smambil tersenyum menggoda.

"Iya gue nyariin lo, gue gak ada temen ke perpustakaan" jawabku jujur sambil memajukan bibir agar terlihat imut.

Aaron tertawa dan mencubit pipiku tanpa perasaan, hal itu membuatku merenggut kesal.

"Ihh sakit!!"

"Lo gemesin banget sihhh"

Aaron tetap mencubit kedua pipiku membuatku benar-benar merasa kesakitan. Aaron benar-benar agresif! 

"Sakitttt" rengekku membuat ia melepaskan cubitanya dan mengelus-elus kepalaku sayang.

"Lo sendirian?" tanyanya.

"Iya" jawabku sambil cemberut, masih kesal dengan cubitanya.

"Jangan ngambek dong! Ayo gue temenin"

Ia menggenggam tanganku lalu mendorong loriku dengan tangan yang satunya.

Sial!

Kenapa dadaku berdebar begini sih? Dan pipiku terasa aneh.

Aaron melirikku lalu tersenyum lagi. Kenapa ia sangat hobi tersenyum sihh? Aku kan tak kuat. Untung saja di sini tak begitu banyak orang, jadi rasa maluku tak terlalu besar.

"Jadi lo sakit apa kemarin?" tanyaku mencoba untuk tak salah tingkah terus ditatap oleh Aaron. Lagipula siapa yang sanggup ditatap terus-terusan seperti itu oleh cogan?

"Gue sakit jiwa" jawabnya serius membuatku kaget. Lalu ia tertawa melihat kekagetanku.

"Ihhh serius" omelku sambil mencubit tangannya membuatnya meringis kesakitan.

"Ahh iya iya! Gue sakit gigi"

"Sakit gigi? Lo jarang sikat gigi ya?" tanyaku penuh selidik.

"Enak aja! Gue tuh sehari gosok gigi lima kali sehari, pake odol mahal yang hargany-" belum selesai Aaron menyombongkan odolnya tiba-tiba seseorang memanggil Aaron, membuat kami refleks menengok ke belakang.

LELAKI BIADAB! MOR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang