"Trending topic! Theresa ciuman sama cowok di tempat parkir?" gumam Bagas di sebelahku sambil menatap layar ponselnya."Anjirrrr!!!!! Lo ciuman sama siapa?" tanya Bagas sambil mengguncang bahuku di saat aku sedang sibuk memakan semangkuk es krim yang dibelikan oleh Randy. Hehe i love you Randy.
Ya saat ini kami sedang berada di kantin sekolah dan sejak tadi banyak orang yang terus melihat ke arahku sambil bergosip ria. Sebenarnya tak masalah, biasanya juga memang seperti itu, aku sering menjadi bahan gosipan. Tapi biasanya tak seterang-terangan ini.
"Enak aja! Gue gak ciuman! Dia yang nyium gue" jawabku sambil menepis tangannya.
"Siapa?!?!? Siapa cowok sialan yang berani nyium lo? Jawab sa! Jawab! Nanti gue hajar sampe lehernya putus. Kurangaj-" Teriaknya membuat seisi kantin semakin memperhatikan kami.
"Thristan" jawabku datar membuatnya terdiam, tak melanjutkan umpatan nya.
"Ohh gue pikir siapa" jawabnya kembali tenang, ya Bagas sudah tahu kalau Thristan adalah kakakku dan bahkan mungkin ia tak akan pernah lupa dengan insiden Thristan kerasukan setan yang membuatnya dihajar habis-habisan akibat bermain ke rumanhku. Jadi ia harus berpikir dahulu seratus juta kali sebelum menghajar Thristan sampai lehernya terputus.
Randy tertawa melihat wajah Bagas yang terlihat gelisah saat aku menyebut nama Thristan.
"Ngehajar sampe lehernya putus? Yang ada malah elo nanti langsung pulang ke rahmatullah" kata Randy sambil tertawa.
"Lo masih trauma ya bro?" tanya Andre sambil memegang bahu Bagas.
"Diem lo!" Ketus Bagas.
"Lo tau gak sih sekarang semua cewek lagi pada ngegosipin lo" kata Karina datang secara tiba-tiba sambil menyodorkanku jus jeruk. Tumben sekali!
"Iya" jawabku tak acuh lalu meminum jus pemberiannya.
"Apaan?!?!? Ngapain kalian liatin kita?" Hardik Andre membuatku kaget dan melihat ke arahnya yang duduk tepat di depanku. Ia memarahi siswa-siswi yang sejak tadi memperhatikanku. Dan mendadak kantin menjadi hening. Sebegitu takutnya kah mereka pada Andre?
"Jangan liat-liat ntar gue colok tuh mata!" kata Randy ikut-ikutan sambil menunjuk cabe-cabean yang berlalu lalang sambil melihat ke arahku.
Hal itu membuat mereka memalingkan wajah tak berani memperhatikanku lagi. Hahaha rasakan! Dalam hati aku tertawa puas karena ada yang membelaku.
Bagas yang duduk di sebelahku merangkul bahuku dan menyenderkan kepalaku pada dadanya. Awalnya aku menurut namun aku tersadar setelah Karina menjitak Bagas.
"Gak usah nyari-nyari kesempatan!"
"Paan sih lo ganggu aja" gerutu Bagas lalu ia meminum jus pemberian Karina dan parahnya lagi ia meminum jus itu menggunakan sedotan bekas mulutku.
"Ih kok lo minum sih? Pake sedotan gue lagi" kesalku.
"Gak papa, ini tuh namanya ciuman secara gak langsung beb"
"Anjir!!!" umpat Randy sambil melempar kue kacang ke arah Bagas namun karena reflek Bagas bagus, kue itu masuk ke dalam mulutnya.
"Bagas gila!" komentarku.
"Lo tau gak sih gara-gara mati lampu semalem gue gak jadi ngedate sama Renesa" papar Andre.
"Hahahaha" tawa Randy pecah seketika, tampaknya ia sangat puas dengan hal itu. Lalu ia melempari Andre dengan kue kacangnya. Ya! Renesa termasuk siswi yang hits di sekolah ini, ia menjadi ketua cheerleaders dan ia merupakan mantan Randy.
Hubungan Andre dan Randy sempat renggang karena disaat Randy belum bisa move on dari Renesa, tiba-tiba muncul kabar bahwa Andre telah menembak Renesa, hal itu membuat Randy marah. Namun semakin lama hubungan mereka kembali seperti biasa.
Aku yakin Randy belum bisa melupakan Renesa sepenuhnya. Tapi Randy juga tak bisa terus-menerus memusuhi Andre yang merupakan sahabatnya sejak masih paud. Ia rela mengalah demi sahabat, huhuhu Randy kenapa kau tak menjadi pacarku saja sih??? Selain tampan juga baik hati. Eh tapi tidak-tidak! Dia kan suka ke club dan sampai sekarang ia masih belum taubat.
Andre menabok kepala Randy karena kesal dan Randy balas mengumpatinya. Bagas yang melihat itu berdiri dan ikut menabok mereka berdua. Akhirnya mereka melakukan aksi saling menabok satu sama lain hingga Karina yang melerai mereka.
Aku hanya tertawa pelan melihat mereka bertengkar seperti anak tk. Hal-hal sederhana seperti inilah yang membuat hubungan kami semakin erat dan membuatku bisa melupakan masalah-masalahku sejenak.
"Gue juga tadi malem lagi vc an sama kan Farhan dan gara-gara listrik mati gue gak bisa liat muka ganteng kak Farhan" curhat Karina semakin membuatku tertawa keras karena puas dan akibatnya aku mendapatkan tabokan. Dulu kak Farhan itu adalah gebetanku, namun karena Karina sangat menyukainya aku mengalah.
"Gue bahkan gak tau kalo tadi malem listrik mati, pulang sekolah gue langsung mandi terus tidur sampe pagi" celetuk Randy membuat Karina menatapnya datar.
"Gak papa Ran, gue lebih suka lo tidur semaleman dibandingkan pergi ke club" ucapku membuatnya tersenyum bangga.
"Kalo gue tadi malem nginep di pos ronda" kata Bagas.
"Loh kenapa? Tumben banget lo mau berpartisipasi dalam rangka menjaga keamanan wilayah komplek" cibir Andre.
"Gue sendirian di rumah dan kemarin tetangga gue ada yang meninggal, rumah gue jadi berasa angker"
"Loh mami papi kemana?" tanyaku.
"Mereka berdua lagi bulan madu di Korea, katanya buat ngerayain ulang tahun pernikahan mereka, udah tua juga" kesal Bagas dengan wajah tertekuk seperti anak kecil. Aku yang melihatnya tertawa sambil mendorong bahunya.
"Harusnya lo bersyukur keluarga lo harmonis" kata Karina sambil menoyor Bagas.
"Ya tapi kan jangan ninggalin gue juga dong, harusnya kan gue juga diajak. Udah mah tadi malem listrik mati, hp gue belom di cas, powerbank ketinggalan di kelas, laptop gue eror. Dan di rumah gue cuma sendirian. Tadinya gue mau ke rumah lo, gue mau nginep. Tapi sialnya motor gue bensinnya abis, mau pesen grab inget hp udah modar. Yaudah akhirnya gue lari ke pos ronda, di sana kan rame. Mana berani gue di rumah sendirian." gerutu Bagas kesal.
Kami tertawa keras mendengar ceritanya, miris sekali nasibnya tadi malam.
Bagas ini hanya tinggal bertiga dengan orang tuanya di sebuah rumah yang besar dan mewah, ia adalah anak tunggal di keluarganya, jadi wajar saja bila ia selalu dimanja, semua kebutuhan dan keinginannya selalu terpenuhi.
Orang tuanya tak memperkerjakan ART dan hanya menyewa go clean setiap ingin rumahnya dibersihkan. Setiap makan mereka selalu pergi ke restoran mewah atau memesan makanan dari restoran dan minta diantarkan.
Setiap sarapan pagi Bagas bilang ia hanya memakan roti gandum dan susu cokelat, atau terkadang ia masak nasi sendiri di rice cooker dan membuat telur ceplok.
Ibunya sangat tak ingin repot dan ayahnya selalu memanjakan ibunya, ia bilang ibunya dinikahi ayahnya bukan untuk dijadikan babu. Pekerjaan ibunya hanyalah bersolek dan melayani ayahnya, hanya itu. Sangat luar biasa ayah Bagas ini.
"Kalo lo diajak nanti mereka gak bisa romantis-romantisan" canda Randy.
"Cih! Gak pergi bulan madu juga mereka selalu romantis-romantisan di depan gue dan gue ngerasa jadi kambing conge kalo lagi sama mereka" kesal Bagas membuat kami semakin tertawa puas.
"Kalo lo sa? Gimana tadi malem?" tanya Randy membuatku menghentikan tawa.
"Eh?"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
LELAKI BIADAB! MOR!
Random⚠17++ Awalnya dia mengenalku, menyukaiku, mencintaiku lalu terobsesi denganku. Hanya satu hal yang pasti! Dia benar-benar gila untuk ukuran manusia.