°Hukuman°

36 8 2
                                    

Amanda tengah menyusuri lorong sekolah yang sebentar lagi akan berujung pada perpustakaan sekolah. Hari ini adalah hari terakhir nya dalam masa kegiatan MOS di SMA Angkasa 2. Dan sebentar lagi,ia akan mengenakan rok abu-abu,bukan rok berwarna dongker lagi.

Akhirnya Amanda sampai di depan perpustakaan. Ia menghela napas sebentar lalu mengecek ulang informasi di ponsel nya apakah benar gugus nya berkumpul disini.

"Hei lo ngapain masih diluar?" Suara cempreng Peppy mengagetkan Amanda. Fyi, Peppy adalah teman Amanda semenjak bangku SMP. Dan sekarang mereka satu gugus.

"Ini mau. Lo mau kemana?" Tanya Amanda pada Peppy sembari melepas sepatu.

"Ke toilet bentar. Eh tapi lo gak lupa kan bawa buku Panduan MOS? Ntuh buku dikumpul loh nanti"

WANJIR AMANDA LUPA!

"Gue lupa njir! Gimana dongg??" Ucap Amanda sedikit memekik.

"Mampus lo!" Peppy pergi dari hadapan Amanda sambil terkekeh geli. Ia tak ingin khilaf menaboknya dengan rak sepatu.

"Gak dibantuin malah di bilangin mampus,dasar!" Ucap Amanda setengah berteriak.

Sial,Peppy malah menggoyang goyangkan pantatnya tanda mengejek . Untung sayang,kalau tidak ia ingin memandikannya dengan kembang rupa-rupa sekarang juga.

°°

"Adek-adek,harap kumpulin buku Panduan MOS-nya sekarang juga!" Perintah Kak Nia yang merupakan kakak pembimbing gugus.

Amanda hanya bisa diam ketika teman yang lain sibuk mengumpulkan buku yang bersampul kuning tersebut.

"Kenapa bukunya cuma 29 buah? Kita semuanya ada 30 orang. Siapa yang tidak membawa buku?" Tanya Nia garang.

Amanda mengangkat tangan nya  yang sedikit gemetar. Semua orang diruangan ini tengah fokus ke arahnya yang membuat nya meneguk ludah.

"Mana buku kamu?"

"Mm...maaf kak,Amanda lupa"

Amanda meremas bagian bawah bajunya yang kini sudah kusut. Nia menatap Amanda marah.

"Kamu niat tidak sih sekolah disini? Belum juga jadi siswa resmi disini udah belagu" Celotehan Nia hanya bisa Ia respon dengan helaan napas.

"Sekarang kamu ikut saya!"

Nia meninggalkan ruangan perpustakaan. Amanda segera berdiri sebelum Si Badak Cerewet itu kembali mengomeli nya panjang lebar. Peppy menatap iba yang hanya bisa ia balas dengan senyuman hambar.

Amanda berjalan di belakang Nia. Sepanjang perjalanan Nia terus saja mengomeli nya tanpa henti seperti ibu-ibu PMS. Yang setiap omelan nya kubalas dengan umpatan-umpatan dalam hati.

Akhirnya kami sampai di lapangan utama. Terdapat beberapa anak OSIS yang tengah bermain bulu tangkis. Padahal ini lapangan upacara,bukanlah lapangan bulu tangkis.

"Woi Yan! Lo gak nugas?"Seseorang menoleh ke arah Nia. Mungkin dia "Yan" yang dipanggil oleh Nia.

"Ini lagi nunggu Ira" ucapnya yang masih fokus dengan permainan bulu tangkis nya.

"Ira noh lagi patroli ke gugus 3. Lo sana nugas jangan ngelak!" Ucap Nia dengan nada mengancam.

"Lo juga Pero! Jangan main mulu! Lo bukannya dampingin Sisi mentorin gugus 1,malah main sama si Riyand!"

SMITTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang