19.At moment part 3

4.5K 392 24
                                    

Nb. Pasti pada rempong kenapa Nai gak tahu anak Art. Yach, memang Nai gak tinggal bareng sama kakaknya. Dan saat menikahpun Rae dan Rich gak ada. Saat Rae dan Rich berkunjung pun Nai tak pernah bertemu. Begitulah situasinya.

.......

Di asrama, setelah beberapa hari berlalu dan Rae masih perlu perawatan di RSU karena baru operasi.

Chen dan Art masih begantian menjaga Rae dan Nai memilih pergi tanpa pamit.

"Nai kamu gak perlu begini?"Benjamin menahan Nai yang hendak pergi. Benjamin merasa bersalah saat melihat sang adik tengah berkemas.

"Aku cuman pergi magang kakak, kakak gak perlu khawatir"Nai tersenyum mencoba menguatkan hatinya.

"Tapi kan gak perlu pergi jauh, Nai bisa pergi ketempat kakak Art bekerja atau bahkan magang diklinik kakak"Benjamin memberi saran. Gak mau adiknya pergi jauh dengan perasaan sedih.

"Tapi kak, Nai ingin pergi."Paksa Nai dan meyakinkan kakaknya memang ini pilihannya tak ada sangkut pautnya kalau Chen itu mantan Art.

"Apa karna Art, kamu pergi?'Tanya Benjamin mencari akar permasalahannya.

"....." Nai menggeleng.

"Lantas, apa karna Art mantan Chen?"Benjamin masih ingin tahu alasannya. Karna Nai mendadak pergi.

"....'Nai menggeleng.

"Ayolah Nai, kalau kamu sayang Chen kakak gak keberatan. Tapi jangan gini donk, kamu pergi jauh kakak khawatir"Benjamin memeluk adiknya.

"Ini udah keputusan Nai kak, Nai ingin pergi ke Korea udah dari jauh hari Nai mendaftar kesana dan menabung" Balas Nai. Padahal itu bohong belaka gak ada acara magang disana. Nai cuman mau kabur.

"Bohong"Benjamin tak bisa ditipu gitu aja.

"...." Nai hanya diam.

"Dome aja magang ditempat kakak bekerja, gak mungkin kamu tiba tiba pergi ke tempat magang yang jauh. Dome saja bicara sama kakak untuk menahanmu'Benjamin masih ingin nenahan Nai. Nai sebenarnya magangnya sama aku cuman dia kabur aja itu. Aku meminta untuk menahan Nai karena aku tahu Nai lagi labil banget, gak bagus buat pergi sendiri ditempat yang jauh.

"Nai ingin pergi"Nai tiba tiba menangis.

"Ayolah jangan gini Nai, kamu tak perlu pergi eoh."Benjamin mengusap punggung adiknya yang rapuh.

"Aku ingin pergi kak, aku gak bisa menatap mata kak Art lagi?"Nyatanya itu alasannya. Nai gak mau bikin Art sedih.

"..."Benjamin diam.

"Aku tahu betapa terlukanya dia saat pergi dari rumah itu dan harus pisah dengan anak anaknya. Dan sekarang tahu aku bersama Chen. Kak, aku gak mau lihat kak Art terluka" Nai makin terisak.

"Nai, aku bahagia. "Art datang dan menepuk pundak Nai.

"Itu hanya masalalu dan kini sudah berlalu. Kamu juga berhak bahagia" Art memeluk Nai kuat dan tak ingin Nai pergi.

"Aku ingin pergi kakak...."Nai makin histeris di pelukan Art.

.....

Nai tahu kisah masalalu itu. Dimana Benjamin sang kakak sangat menyukai Art dan berusaha membuat Art move on dan bahagia. Itu butuh waktu lama jadi Nai tahu betapa sedihnya Art saat itu harus dipaksa pisah dengan anak anaknya tanpa bisa menghubunginya saat Rae dan Rich harus ke luar negeri. Saat itulah Nai mulai membenci mantan suami Art walau tidak tahu siapa sebenarnya orang itu. Dan kini tahu akan kenyataannya, Chen orangnya yang juga ia cintai bahkan sempat membenci dan nyatanya perasaan suka membuat hatinya luluh. Kini berkecamuk lagi, dia mendapati kenyataan orang yang dibencinya dulu adalah Chen yang kini ia cintai.

Nai ingin kabur, Nai sudah gak tahan.

.....

Aku kini menemani Nai untuk pergi ke bandara. Nai beneran mau ketemu oppa Korea. Soal magang Nai rajanya bohong.

Rae masih dirawat jadi Art gak bisa menemani Nai, begitupun Benjamin dia lagi ada pasien darurat. Dan Chen sendiri gak tahu Nai berangkat kali ini. Program magang itu memang ada tapi diadain bulan depan tidak ada jadwal magang diluar negeri juga. Si Nai aja ngebet ingin kabur lari dari kenyataan.

"Hati hati ya, kalo ketemu yang ganteng jangan lupa tanyai no telponnya entar kasih ke aku" Cengirku.

"Eh" Nai mengerutkan dahinya. Untung gak ada Pavel, dia lagi kuliah jadi gak bisa ikut antar. Kalau ada gak mungkin juga aku ngomong gitu. Auto dicincang entar.

"Nai, kalau duitmu habis langsung call aku oke."Biasa aku suka sombong.

"Aku gak semiskin itu!"Nai mulai menyombongi aku, sok tajir dia. Karena baru buka celengan, mana koinnya gak ditukar. Dikira di Korea bisa pake koin Garuda sama uang kertas gambar monyet. Emang aneh itu anak satu.

"Iya iyaaaaa" Aku memeluk Nai, gak perlu debat buat nahan Nai. Biar dia ngegalau disana dulu.

.....

Pesawatpun sudah terbang akupun ingin langsung pulang. Tapi aku melihat Chen buru buru dan clingukan mencari Nai.

"Chen..."Panggilku.

"Dome, dimana Nai?"Tanya Chen ngos ngosan.

"Udah pergi' Balasku santai kayak lagi berjemur dipantai.

"Oh ya ampun....."Chen prustasi mengacak rambutnya.

"Kalau kamu cinta beneran kejar dia, jangan lupa bawa duit. Nai pergi bawa uang rupiah mana bisa dia pesan hotel sama makan."Celetukku, emang punya teman absurd itu bukan malah Happy karna banyak humornya yang ada bikin stroke. Gimana gak aneh pergi ke Korea bawa uang rupiah mana koin garuda semua.

Gedukin jidat ke tembok bae, biar sekalian syahdu.

....

Tapi saat Chen ingin langsung pesan tiket jet pribadi aku bertemu mamah.

"Pavel, aku akan pulang terlambat aku bertemu mamah" Aku memberitahu Pavel aku bertemu mamah saat dibandara.

"Dome.........!!!!!" Teriak Pavel ingin menahanku tapi ponselku keburu mati dan saat mau kumasukkan ke saku jaketku ponselnya jatuh.

Yoweslah Selamat menikmati moment drama sedihku.

Tbc
Maafkan typo

i'm pregnant (bxb) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang