Setelah kedatangan Dimas ke rumah Zeva malam itu, Zeva tidak menunjukkan perubahan, dia tetap tidak menghubungi Dimas, bahkan semakin intens dan semakin mesra dengan Yoga.
Hari ini adalah malam Minggu, malam dimana Dimas akan berkunjung ke rumah Zeva, dan Zeva tahu itu pasti.
Tapi Zeva sudah menyiapkan rencana untuk menyudahi hubungannya dengan Dimas.
Dengan menulis surat untuk Dimas yang di titipkan ke ibunda Zeva, dan Zeva tidak ingin menemui Dimas.
"Bunda, aku titip ini untuk Dimas, aku tidak ingin menemuinya" pesan Zeva kepada ibundanya.
"Loh kenapa? Kalian sedang bertengkar?" Tanya bunda Zeva heran.
"Tak apa bunda, kalau Dimas tanya, bilang aku sudah tidur ya" jelas Zeva.
"Ya sudah" jawab bunda Zeva sambil mengambil surat itu.
Tak lama kemudian terdengar suara kendaraan Dimas, dan Zeva bersiap mengunci pintu kamarnya.
"Permisi, selamat malam" salam Dimas
"Oh iya, malam Dimas" jawab ibunda Zeva sedikit ragu.
"Malam Tante, Zeva ada?" Tanya Dimas, tanpa rasa curiga.
"Eemm.. ini Zeva sudah tidur, katanya sedang tidak enak badan. Lalu Zeva titip ini untuk kamu" jelas ibunda Zeva sambil memberikan surat yg tadi di titipkan oleh Zeva.
"Loh, apa ini Tante?" Tanya Dimas heran sambil mengambil surat yang di berikan ibunda Zeva.
"Tante juga tidak tahu, Zeva hanya titip ini" jawabnya gugup.
"Ya sudah Tante, saya pamit saja. Salam untuk Zeva, nanti saya akan menghubunginya". Ucap Dimas dengan rasa khawatir.
Akhirnya Dimas pun pulang, dan Zeva tetap berada di kamar.
Tapi tak lama kemudian, selang waktu 1 jam berlalu, setelah Dimas pulang, tiba-tiba terdengar suara teriakan ibunda Zeva, sambil memanggil Zeva dengan penuh rasa takut.
"Ze... Tolong, cepat kesini" teriak ibunda Zeva ketakutan.
Zeva pun bergegas lari, menghampiri ibundanya itu.
Dengan penuh rasa terkejut, dengan apa yang dia lihat.
"Ya Tuhan" ucap Zeva sangat terkejut.
Ternyata Zeva melihat Dimas bersimpuh darah di tangannya.
"Ze.. ayo tolong, jangan bengong disitu" panggil ibunda Zeva.
Zeva pun bergegas, menghampiri Dimas dan membawanya masuk ke ruang tamu.
Ibunda Zeva menyiapkan perban dan obat luka untuk Dimas.
Tak banyak bicara Dimas hanya meringis kesakitan.
Ternyata Dimas habis menonjok Kaca hingga tangannya terluka.
"Aku buatkan minum dulu" ucap Zeva sambil bangun dari duduknya.
Dimas tak menjawab hanya diam.
Ibunda Zeva langsung mendekati Dimas, membersikan luka Dimas, memberikan obat luka dan perban.
"Ada apa ini? Kamu kenapa?" Tanya ibunda Zeva ke Dimas.
Tak sampai Dimas menjawab pertanyaan Ibunda Zeva, Zeva pun datang membawa minuman.
"Ini diminum.!!" Sambil menyodorkan minum ke hadapan Dimas.
Ibunda Zeva pun masuk dan memberikan waktu Meraka untuk menyelesaikan urusannya.
"Kamu ngapain sih kaya gini" tanya Zeva dengan nada sangat jutek.
"Kamu yang kenapa?, Tiba-tiba kamu kirim surat dengan isi menyudahi hubungan kita" jawab Dimas tegas.
"Ya kan aku sudah jelaskan, aku sudah tidak menyukai mu.!!" Jawab Zeva sinis.
Mendengar penjelasan Zeva yang seperti itu, Dimas lalu mendekat dan memegang tangan Zeva, sambil memohon.
"Aku mohon, aku masih mencintaimu. Aku tahu saat ini kamu sedang dekat dengan lelaki yang waktu itu mendatangi mu kan?" Penjelasan Dimas dengan lirih.
Heran mengapa Dimas tahu semuanya, tapi entah apa yang ada dipikiran Zeva, benar-benar Zeva tak menghiraukan Dimas.
Zeva, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Dimas.
"Lepas.. tangan aku sakit.!!" Dengan sedikit berteriak.
"Aku rela dijadikan Orang Ke Tiga diantara kalian" mohon Dimas kepada Zeva sambil tetap memegang tangan Zeva.
"Udah gila, ya enggak lah. Aku tetap akan memilih Yoga" jawab Zeva semakin berteriak.
Ibunda Zeva hanya melihat dari kejauhan apa yang terjadi dengan Dimas dan anaknya.
"Lepas.!!" Bentak Zeva
"Aku mohon" ucap lirih Dimas
Sudah tidak suka dengan apa yang dilakukan Dimas, akhirnya melihat Dimas lengah, Zeva pun langsung melepaskan tangannya dan langsung menampar keras pipi Dimas.
"Plak..!!"
"Pergi dari sini" usir Zeva.
Terkejut melihat semua itu ibunda Zeva tak bisa berbuat apa-apa.
Tiba-tiba Dimas mengeluarkan Pisau dan mengancam untuk bunuh diri.
"Aku lebih baik mati" sambil menyodorkan pisau ke leher Dimas sendiri.
Ibunda Zeva tak bisa diam lagi dan langsung memaksa Zeva untuk menghentikan semua ini.
"Ze.. jangan kaya gini, kamu mau ada mayat di rumah ini?" Teriak ibunda Zeva.
Tak menghiraukan ucapan ibundanya dan Dimas juga.
"Biar.. kalau dia mau bunuh diri berarti dia bodoh, sudah gila demi perempuan kamu bunuh diri.. hei kamu bisa lebih baik lagi tanpa aku, kamu bisa dapat yang lebih baik dari aku" teriak Zeva kepada Dimas
"Aku sudah cinta kamu" ucap Dimas
"Silahkan kamu bunuh diri, kamu pikir itu bisa buat kamu bahagia?" Jelas Zeva seperti itu.
Melihat Zeva dan Dimas sedang berdebat, dan Dimas terlihat lemas. Dari belakang Dimas ibunda Zeva langsung menepis tangan Dimas dan menjatuhkan pisaunya.
Dimas tak berbuat apa-apa, hanya menangis dan meminta maaf.
"Sudah kamu pulang sekarang, maafkan anak Tante ya" mohon ibunda Zeva.
Lagi-lagi Zeva benar-benar tidak perduli lagi dan Zeva meninggalkan Dimas dan pergi ke kamar.
Dimas pun pulang dengan penuh kesedihan dan rasa kecewa atas perlakuan Zeva yang sungguh tak disangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Relakan Segalanya.!!
RomanceAku sudah jatuh cinta sejak pertama kita bertemu. Apakah itu pertanda kaulah jodohku. Entah..