Di sore itu, Zeva dan Dena sahabat Zeva saat itu sedang berjalan santai sambil bercerita.
"Dena, kemarin malam ada seorang lelaki menghampiriku, saat aku ingin ke warung Bu Wati, dia tampan dan lucu" katanya sambil tersenyum membayangkan.
Dengan tatapan aneh Dena bertanya "siapa lelaki yang kamu maksud?" Aku kenal tidak?"
Zeva menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Tak banyak bertanya Dena langsung berhenti dari jalannya sambil menarik tangan Zeva.
"Hati-hati kamu, belum kenal sudah suka? Gimana dengan Dimas?"tanya begitu.
Ya, Dimas adalah kekasih Zeva saat itu. Mereka berpacaran belum terlalu lama, masih seumur jagung dan bisa terhitung baru beberapa bulan saja.
Tak menapik pertanyaan Dena, Zeva tiba-tiba terperangah melihat di depannya jarak yang lumayan jauh, ada lelaki yang sedang dia ceritakan kepada Dena.
"Dena, kamu lihat arah jarum jam 2, itu lelaki yang aku maksud", katanya begitu sambil berbisik.
Denapun langsung menoleh sesuai arahan.
"Yang baju kotak-kotak itu?" Tanya begitu.
Sambil mengangguk dan senyum hanya itu jawaban Zevanya.
Akhirnya mereka berdua tetap berjalan sambil, Zeva sedikit memperhatikan.
"Hai Zevanya", begitu sapa yoga
Dengan sedikit rasa kaget, dalam hati Zeva "dari mana dia tahu namaku".
Seperti bisa membaca hati Zeva, yoga pun kembali menyapa.
"Hai Zeva, kaget ya aku tahu namamu" begitu katanya.
Zeva hanya terdiam, karena masih bingung.
Tiba-tiba Dena menyahut sedikit jutek "tahu dari mana kamu nama kawanku" sambil melipat tangan dan muka sangar.
"Siapa yang tidak mengenal wanita cantik primadona disini" begitu katanya.
Ya, Zevanya memang memiliki paras yang cantik, dan banyak lelaki yang menyukainya.
Akhirnya Zeva mengeluarkan kata-kata pertamanya di pertemuan keduanya dengan lelaki itu.
"Oh hai, iya aku Zevanya, terimakasih sudah memujiku"
"Kenalkan ini sahabatku Dena" sambil mengambil tangan Dena untuk di ulurkan ke yoga.
Yoga pun menanggapi dengan senyuman dan sapaan manis "Hai Dena, salam kenal aku Yoga".
"Oh ya" jawabnya masih dengan nada yang jutek, memang seperti itu Dena.
"Kalian mau duduk disini sambil menunjuk ke arah bangku yang ada di pinggir taman" tawaran yoga kepada Zeva dan Dena.
"Lain kali saja, kami akan segera pulang" jawab Zeva seperti itu sambil berbalik badan.
"Oke Zeva, sambil aku temani ya" begitu tawaran yoga kembali.
Namun Zeva hanya tersenyum sambil berjalan arah pulang.
Tak disangka ternyata Yoga tetap mengikutinya sampai tiba di rumah Dena.
"Zeva, aku duluan ya besok sore kita jalan lagi, sekalian temani aku membeli buku" begitu kata Dena sambil membuka pagar rumahnya.
"Oke, sampai ketemu besok ya" balas Zeva.
Sambil akhirnya Zeva berjalan sendiri, Yoga tiba-tiba mendekat.
"Maaf aku hanya ingin berkenalan denganmu" begitu katanya.
"Kan sudah tahu aku dan sudah tahu nama ku juga" begitu Zeva menjawab sedikit mulai risih.
"Aku hanya ingin mengenal kamu lebih jauh, boleh aku main kerumahmu suatu saat nanti" penjelasan yoga seperti itu.
"Boleh.!! Aku duluan" jawab Zeva tak menoleh.
Dan Zeva pun sampai dirumah, karena jarak dari rumah Zeva dan Dena hanya berbeda 2 gang saja.
Yoga pun meninggalkan Zeva tanpa kata-kata apapun lagi.
Sampainya di kamar, Zeva hanya merasa sedikit jutek kepada Yoga, padahal Yoga hanya ingin berkenalan.
"Harusnya aku tak bersikap seperti tadi" katanya begitu sambil menutup mukanya dengan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Relakan Segalanya.!!
RomansAku sudah jatuh cinta sejak pertama kita bertemu. Apakah itu pertanda kaulah jodohku. Entah..