2 bulan berlalu, setelah kejadian yang cukup menegangkan di rumah Zeva malam itu.
Zeva pun akhirnya menjelaskan kepada ibundanya, perihal kejadian malam itu.
Ibundanya sangat menyayangkan apa yang sudah dilakukan Zeva, tapi semua sudah terjadi, dan semoga semua akan baik-baik saja.
Kabar Dimas pun tak terdengar, semoga Dimas baik-baik saja, dan tidak menaruh dendam terhadap Zeva dan ibundanya.
Tepat 2 bulan Zeva dan Yoga menjadi sepasang kekasih, akhirnya Yoga datang untuk menepati janjinya.
Bahwa dia akan pulang setiap 2 bulan sekali.
"Permisi" terdengar suara lelaki dari depan rumah.
Sudah bisa dipastikan itu pasti Yoga, sudah pasti karena Yoga sudah berjanji akan datang malam ini.
"Ya.." saut dari Zeva sambil berjalan kearah luar.
Zeva sudah rapih dan berdandan secantik mungkin untuk menyambut pujaan hatinya yang sudah dia tunggu-tunggu.
"Hai sayang" sapa Yoga.
"Hai.. sa..yang.." Zeva canggung
Karena memang sebelumnya dengan Dimas tidak memiliki panggilan sayang.
Yoga pun mendekat dan mencium pipi Zeva, lalu Zeva mempersilahkan Yoga untuk masuk.
"Duduk dulu, tunggu sebentar aku buatkan minum" ucap Zeva.
"Bunda mana?" Tanya Yoga ingin tahu.
"Bunda arisan.. baru saja berangkat, mungkin tadi berpapasan dengan kamu" jelas Zeva.
"Yah.. padahal aku bawa oleh-oleh, sekalian aku ingin lebih dekat dengan calon mertuaku" ucap Yoga menggoda.
Zeva hanya tersenyum dan berlalu ke dapur untuk membuatkan minum.
"Ini minumnya" sambil Zeva menaruh minuman di atas meja.
"Terimakasih cantik" jawab Yoga menggoda.
Zeva hanya tersenyum malu dan duduk di samping Yoga.
"Oh ya, sayang.. aku tidak pernah melihat ayah mu?" Tanya Yoga sembari menengok-nengok.
"Ayah ku bertugas di luar kota dan pulang 6 bulan sekali" jelas Zeva.
Ayah Zeva seorang pengusaha dan memiliki perusahaan di beberapa wilayah Indonesia, maka dari itu mengharuskan ayahnya untuk tidak berada di rumah.
"Oh. Seperti itu" sambil Yoga mengangguk.
"Aku rindu kamu" ucap Zeva.
"Aku juga sayang.." jawab Yoga
Dan tanpa aba-aba Yoga langsung mendekat dan mencium lembut bibir Zeva.
Entah apa yang ada di pikiran Zeva, dia terlihat sangat menikmati itu, tanpa ada rasa canggung Zeva membalas kecupan demi kecupan.
Jantung Zeva berdetak semakin kencang, dan Yoga pun sudah tak terarah.
Dia semakin merajalela.
"Aku mencintaimu" ucap Yoga sambil meraba bagian tubuh Zeva.
Zeva tak berkata apa-apa, hanya memejamkan mata dan menikmati setiap kecupan dan sentuhan yang diberikan oleh Yoga.
Zeva tak pernah merasakan ini sebelumnya dan membuat Zeva seperti melayang..
Dan tanpa disadari mereka sudah dalam keadaan tak karuan dan Yoga sedikit demi sedikit melucuti pakaian yang digunakan Zeva.
"Setelah kamu lulus nanti, aku akan menikahi mu" ucap Yoga sambil berbisik di telinga Zeva dengan lirih dan semakin tak terarah.
"Aku sangat mencintaimu, jangan tinggalkan aku" jawab Zeva.
Dan akhirnya Zeva pun merelakan harta yang paling berharga dalam dirinya.
Mereka melakukan yang seharusnya tak mereka lakukan, namun Zeva sangat menikmati itu semua, karena tidak ada paksaan dan penuh dengan rasa kasih sayang..
Setelah semua terjadi, Zeva hanya menangis karena takut.
"Hiks.. aku takut" ucap Zeva sambil mengenakan pakaiannya.
"Aku akan selalu ada di samping mu" jawab Yoga sambil memeluk dan mencium bibir Zeva.
"Janji" sambil mengulurkan jari kelingking
"Aku berjanji" sambil mengaitkan jari kelingking nya juga.
Hari semakin malam dan ibundanya Zeva pulang, tak menaruh curiga apapun terhadap anaknya.
"Hai Ze.." sapa ibundanya.
"Hai.. kamu Yoga ya?" Tunjuk ibunda Zeva
"Hai bunda" sambil mencium tangan ibunda Zeva.
Ya, baru kali ini terdengar lelaki baru dikenal langsung memanggil bunda ke ibunda Zeva.
"Oh iya, sudah lama?" Tanya ibunda Zeva sedikit kaget karena mendengar Yoga memanggil bunda.
"Belum lama bunda" jawab Yoga bohong.
"Ya sudah saya masuk dulu" ucap bunda Zeva sambil ke arah dalam
"Bunda ini oleh-oleh, sedikit untuk bunda yang cantik" ucap Yoga menggodanya.
Ibunda Zeva hanya tersenyum dan berlalu.
"Kamu ini, merayu bisanya" ucap Zeva sambil menggoda Yoga.
Yoga pun pamit pulang, karena dirasa sudah terlalu malam, dan saat itu sudah pukul 22:15.
"Aku pamit ya sayang", sambil memegang tangan Zeva.
"Aku masih ingin kamu disini" jawab Zeva merajuk.
"Besok kita ketemu lagi, aku akan mengajak kamu kerumah Kaka sepupu ku" tawaran Yoga.
"Mau.. aku mau" jawab Zeva tanpa ragu.
"Panggil bunda, aku pamit" ucap Yoga.
Akhirnya Yoga pun pulang.
Zeva masuk ke kamar dan berbaring di tempat tidur, dan Zeva masih membayangkan apa yang baru saja terjadi dengannya dan Yoga.
"Bagaimana bisa Aku Rela memberikan segalanya untuk lelaki yang baru saja aku mengenalnya" ucapnya dalam hati.
Bergegas bangun dari tidurnya dan berdiri di depan kaca untuk meyakinkan dirinya.
"Tapi Yoga sudah berjanji akan terus bersama ku, aku sangat percaya itu" tegasnya sambil melihat ke kaca dan melanjutkan tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Relakan Segalanya.!!
RomanceAku sudah jatuh cinta sejak pertama kita bertemu. Apakah itu pertanda kaulah jodohku. Entah..