Sudah sekian lama tidak mendengar kabar Dimas, entah bagaimana saat ini Dia.
Zeva merasa sangat bersalah sudah menyia-nyiakan Dimas, padahal Dimas adalah laki-laki yang baik, tapi apa boleh buat semua sudah terjadi.
Malam itu Zeva pergi ke acara pernikahan temannya, kebetulan tidak jauh dari rumah.
Saat Zeva sedang duduk sambil menyantap makanannya, tiba-tiba dia melihat seorang lelaki yang sangat dia kenal.
"Apa benar itu dia?" Tanyanya dalam hati.
"Ternyata benar selama ini dugaan ku" tegas Zeva dalam hatinya.
Zeva menghindar untuk tidak sampai mereka melihat Zeva.
Dimas.. iya Zeva melihat Dimas bersama Dena, sahabatnya sejak kecil.
Zeva sangat tidak menyangka, ternyata mereka sekarang bersama.
Pantas saja sejak kejadian Zeva berpisah dengan Dimas, Dena tidak pernah menghubungi Zeva lagi.
Zeva pun sibuk dengan kekasihnya Yoga, tapi sungguh ini semua sangat tidak disangka.
Pantas saja dulu Dena sangat perhatian kepada Dimas, Dia begitu perduli terhadap Dimas.
Saat itu Zeva mengabaikan pesan singkat yang dikirim Dena saat malam dimana Zeva menyudahi hubungannya dengan Dimas.
"Ze.. kamu gila ya, Dimas di rumahku dia menangis sejadi-jadinya, benar-benar kamu tega." Isi pesan dari Dena.
Zeva tidak pernah menyangka, mungkin semenjak kejadian itu mereka jadi dekat dan semakin dekat.
Hari berganti, Zeva pergi ke acara musik bersama temannya yang lain.
Saat sedang menikmati musik sambil sedikit berjoget, tidak sengaja Zeva menginjak kaki seseorang.
"Aduh.. sorry!" Ucap Zeva sambil menengok.
"Tidak apa" jawab lelaki itu.
Saat disadari ternyata itu Dimas, bagaimana bisa kita bisa bertemu lagi itulah yang Zeva pikirkan.
"Hai.." sapa Dimas.
"Oh, Hai Dimas.. apakabar?" Sahut Zeva.
"Aku baik, kamu sendirian?" Tanya Dimas penasaran.
"Oh.. tidak, aku bersama kawan ku" jawab Zeva sambil menunjuk ke arah teman-temannya.
"Bunda sehat?" Tanya Dimas
"Iya, sehat" jawab Zeva sambil sedikit canggung.
"Perihal malam itu, aku sangat menyesal dan ingin menyampaikan ini, aku minta maaf sebesar-besarnya" ucap Zeva sambil memegang tangan Dimas.
"Karena aku sayang kamu, aku sudah maafkan kamu" jawab Dimas membalas dengan senyuman.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menarik badan Zeva sambil berteriak.
"Dasar perempuan ga tahu diri" teriaknya.
Dimas dan Zeva sangat terkejut melihatnya.
Ternyata itu Dena, yang sudah memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Dena.. maksud kamu apa?" Tanya Zeva
"Kamu sudah buang Dimas sekarang kamu mau rebut dia dari aku" jelas Dena.
"Sudah.. kami hanya saling sapa" tegas Dimas.
"Iya.. kami hanya kebetulan bertemu" sambung Zeva.
"Denger ya Zevanya, kamu sudah menyia-nyiakan lelaki sebaik Dimas, kamu pasti menyesal bukan" Jelas Dena.
"Aku bahagia kalau Dimas bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari aku" jawab Zeva sambil tersenyum.
"Semoga kalian bahagia" ucap Zeva sambil pergi.
"Hei.. denger ya, ga akan aku biarkan Dimas kau rebut kembali" teriak Dena.
Melihat Dena seperti itu Dimas sangat marah dan mengajaknya pergi.
Dena sangat kecewa sekali dengan sikap Dena, harusnya tidak seperti ini.
Zeva ingin menenangkan diri dan pergi ke toilet, ternyata Dena menghampirinya dan tiba-tiba menampar keras Zeva.
"Plak.!!"
"Dena, udah gila ya kamu" Zeva mendorong dan menghindar.
"Denger ya, aku ga akan biarkan kamu rebut kekasih aku, dasar kamu pelacur" teriak Dena.
Mendengar Dena sudah sangat keterlaluan Zeva pun mengambil tindakan, Zeva menarik kedua tangan Dena dan menghadapkannya kebelakang.
"Jaga baik-baik mulut kamu, sahabat seperti apa kamu, diam-diam kamu menyukai kekasih sahabatmu sendiri" tegas Zeva
"Lepas.!!" Ucap Dena.
Dena berontak dan berusaha melepas diri, sudah sangat kesal Zeva membuka toilet kosong dan memasukan wajah Dena ke kloset.
"Rasakan ini.. jangan kamu macam-macam dengan saya" sambil Zeva memasukan wajah Dena ke kloset.
"Tolong..!! " Teriak Dena.
"Mau lagi??" sambil Zeva menyalakan Flash kloset.
"Ampun Zeva.!!" ucapnya sudah sangat lemah.
"Sampai kamu berulah lagi aku tidak akan segan-segan nya menyakitimu" ancam Zeva.
"Aku janji, lepaskan aku" mohon Dena.
Zeva melepaskan Dena dan Dena berlari ketakutan.
Zeva sangat muak dan marah hari itu, sudah hubungannya dengan Yoga sedang tidak jelas, lalu mendapati sahabatnya yang sudah benar-benar keterlaluan.
Zeva akhirnya pulang meninggalkan teman-temannya.
Sesampainya di rumah, Zeva melihat ada kendaraan milik Yoga.
"Sayang.." sapa Yoga yang sudah berada di rumah.
"Kenapa?" Jawab Zeva sangat jutek.
"Aku mau minta maaf" mohon Yoga.
"Aku mau kita putus" tegas Zeva.
"Sayang ga bisa gitu dong, kita sudah tunangan" jelas Yoga.
"Kamu tahu kita sudah tunangan, tapi kenapa kamu selingkuh?" Jelas Zeva sambil menangis.
"Maaf aku khilaf" Yoga tetap memohon.
"Aku janji ga gitu lagi, aku kesini untuk mempertegas hubungan kita" sambung Yoga.
"Maksud kamu?" Tanya Zeva.
"Aku sudah jelaskan ke bunda dan aku sudah hubungi ayah kamu" jelas Yoga.
"Setelah lulus sekolah kamu nanti, aku akan menikahi kami" sambung Yoga.
Sungguh terkejut mendengar itu semua, Zeva berpikir apalagi ini.
"Mau ya sayang, aku mohon" ucap Yoga.
"Ya.. aku mau" jawab Zeva.
Seperti tidak sepenuh hati Zeva menjawabnya, karena benar-benar tidak yakin dengan apa yang Yoga katakan, tapi apa boleh buat mungkin ini adalah Jodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Relakan Segalanya.!!
RomanceAku sudah jatuh cinta sejak pertama kita bertemu. Apakah itu pertanda kaulah jodohku. Entah..